logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 BLOW BERUJUNG PETAKA

Abygail memang selalu berulah. Ada-ada saja perbuatan gadis itu yang membuat Caesar marah dan kesal. Abygail-Viens, adalah gadis pertama yang membuat Caesar merasa kesal namun tidak berani menyakitinya. Lelaki itu juga heran sendiri, kenapa pada Abygail-Viens, dia merasa senang sendiri, apalagi jika berhasil mengancamnya.
“Bos, batangan kayunya membidik saya.” Mata Aby berusaha tak melihat. Tapi benda milik Caesar itu seakan memanggil nalurinya untuk mengintip.
“Kenapa, Viens. Dia sedang berterima kasih kepadamu. Karena kamu sudah mempermudah pekerjaannya.”
“Ha? Berterima kasih? Kepada saya? Apakah benda itu bisa bicara, Bos? Saya tidak pernah mendengar ada batangan bisa bicara. Lagi pula pekerjaan yang mana yang saya sudah saya kerjakan untuk dia? Bos, bisa ditutup dulu tidak batangannya?”
“Ya Tuhan, apa dia tidak tahu … mahluk tumpul itu begitu perkasa dan … menggoda,” gumam batin Aby.
Lagi-lagi Caesar menutup wajah frustrasinya. Ini pertama kalinya menemukan pengawal yang memiliki IQ rendah level nol koma.
“Ya ampun. Viens, sebenarnya tingkat IQ mu itu berapa? Aku tidak percaya pada kebodohanmu. Kau bilang kau sudah bercinta dengan pacarmu sebanyak tiga kali.” Caesar menunjukkan tiga buah jarinya di hadapan Aby.
Gadis yang mendaratkan lututnya di lantai itu hanya mendongak menatap mata Caesar yang menyala-nyala ketika berbicara dengannya. Sumpah demi apapun, lelaki itu sedang kesal dengan kebodohan pengawal barunya itu.
“Dan sekarang kau malah berkata seolah kamu tidak tahu menahu akan benda ini.”
“Apa dia bisa bicara? Yang benar saja, cihh! Menyebalkan,” kesal Caesar lagi.
“Bos, saya memang pernah bercinta dengan pacar saya, tapi saya tidak pernah melihatnya. Huk huk huk. Bos, jangan nodai mata saya dengan benda aneh itu.” wajah Abygail tak kalah frustrasinya. Ia pun sudah sangat setres dengan tes berengsek yang sudah membuatnya terus berbohong dan berbohong. Memaksa dirinya melihat sesuatu yang tidak semestinya. Anehnya si empunya malah tenang-tenang saja memamerkan batangan tumpul yang menegak itu.
“Kalau begitu kemarilah. Akan aku ajari kau bagaimana blow itu.”
“Blow? Apa lagi blow itu, bos? Saya tidak pernah mendengar nama itu, yang saya tahu adalah Glow, G L O W. artinya bersinar.” Caesar semakin dongkol dibuatnya. Tingkat kedongkolannya sudah memuncak ke ubun-ubun. Ia bingung sendiri, harus dengan bahasa apa ia menjelaskan kepada Aby, kata-kata yang diucapkannya.”
Caesar meraih ponselnya. Di depan Aby ia menghubungi Tom.
“Tom, panggil Helen ke ruanganku sekarang.” Helen adalah salah satu pelayan wanita yang sudah kenyang menjadi penghangat pria itu. Mendapat sebuah panggilan dari sang tuan, membawa kebahagiaan tersendiri bagi Helen.
“Iya, Tuanku,” suara Helen yang tampak berbinar-binar begitu matanya mendapati batangan Junior Caesar yang sedang dipertontonkan di depan Aby.
“Helen siap melayani anda Tuan Caesar,” tambah wanita itu menunduk hormat.
Helen, wanita dengan dua buah dada yang sangat menonjol ke depan melebihi lapisan pakaiannya itu tampak bersemangat berjongkok di depan si Junior.
“Coba kamu lakukan blow sekarang. Berikan gadis itu caranya blow yang benar.” kata Caesar kepada wanita yang sudah tak sabaran itu.
“Dengan senang hati, Tuanku.”
Seketika Helen berjongkok dan langsung melakukan beberapa gerakan mengulum batangan milik Caesar. Mimik wajah Abygail langsung menekuk jijik melihat kelakuan Helen. Ditambah lagi ekspresi Caesar yang tampak menikmati sensasi dari blownya. Asam lambung Aby langsung mengacau di dalam sana.
Bisa dibayangkan bagaimana benda yang merupakan jalan kotoran tubuh itu masuk ke dalam mulutnya dan menumpahkan cairan kotoran lagi.
“Uwekk!” rasa mual mendera percernaan Abygail. Tapi kenapa Helen sangat menikmatinya? Do re mi pa so la si do, semua tampak samar dalam pikiran dan pandangannya saat ini. Aby harus memeras otak kecilnya lagi agar bisa terbebas dari tes gila ini.
“Cukup!” kata Caesar. Helen menghentikan kegiatannya, wanita itu terlihat sangat kecewa karena ia saja sudah bergairah sekarang. Tapi apa dikata, tidak ada yang bisa membantah titah sang rasa Caesar.
“Apa kamu sekarang sudah mengerti Viens?”
“Eh, Bos, lalu apa hubungannya dengan tes keperawanan yang saya lakukan?”
“Jelas ada, bodoh. Dari sini aku dan kamu akan memulai tes itu. Aku harus melakukan ini. Dan … apakah aku harus menjelaskannya lagi? Padahal kau sudah pernah melakukannya.”
Diam
“Jika kau keberatan, kita sudahi saja. Aku juga sudah puas dengan Helen.” Caesar mengibaskan tangannya meminta Helen untuk keluar dari tempat itu.
Caesar membungkuk, ia meraih celananya untuk dikenakan. Namun baru saja celana itu setengah menaik, suara Abygail memburu.
“Eh, tidak, tidak, tidak Bos! Saya … saya ber … AAAAA!”
“AAAGGHHH!” jerit Caesar kesakitan.
Aby hendak bangkit dan berjalan, namun sekali lagi celana yang melilitnya membuatnya hilang keseimbangan. Akhirnya tanpa sengaja, kedua tangan Aby yang ingin berpegangan menyambar pinggang Caesar dan merunggut bulu-bulu di sekitar junior Caesar.
Jerit kesakitan terdengar dari lelaki itu. Kedua tangan Caesar langsung mengepung miliknya. Rasa sakit yang luar biasa pastinya. Sampai bola matanya berubah juling. Giginya menekan kuat, dan urat-urat tubuhnya menonjol karena menahan rasa sakit.
Lagi-lagi Abygail melakukan kesalahan dan kecerobohan. Sudah dibayangkan bagaimana rasa sakit yang dirasakan pria itu.
“Apa yang kau lakukan gadis bodoh,” germanya dengan suara menahan rasa sakit yang sangat teramat. Caesar sampai berjalan tak normal lantaran menahan sakit luar biasa pada area miliknya.
Sementara Abygail yang termangu di posisi semulanya merasakan ada sesuatu dalam genggaman tangannya.
Kumpulan benda hitam, meliuk. Mata Abygail semakin membeliak lebar, rasa jijik mulai menyapa gadis itu. Digerak-gerakkan tangannya agar tumpukan bulu kelamin milik Caesar jatuh ke lantai.
“Aaaa! Ew!” jerit Aby. Gadis itu mengusap-usap kedua telapak tangan pada bajunya. Ia tidak perduli pada kebersihan bajunya lagi. Apapun asal jejak benda tadi hilang dari tangannya.
Tom, yang menerobos masuk tersentak melihat keduanya. Cepat-cepat Aby mengenakan celananya, begitu juga dengan Caesar sambil menahan rasa sakit.
“Bos, Bos, ada apa? Apa kau digigit perempuan itu?” Tom menghampiri sang tuan yang sedang meraung kesakitan di pojok kamar. Detik berikutnya, Tom berbalik dan menatap nyalang pada Abygail. Tangannya sudah siap untuk menghantam gadis itu.
“Saya … saya tidak melakukannya, Tom.” Abygail mengelak seraya menggeleng kepalanya. Wajah penuh kejujuran ditampilkan berharap Tom akan percaya. Namun dasar kurcaci Caesar, lelaki itu malah mendekati Abygail dan menjambak kasar rambut gadis itu. Tidak hanya menjambak, Tom juga menyeret kemudian menghempaskannya ke sembarangan.
“Maafkan saya Tom, saya tidak sengaja. Saya hanya ….” Tak tahan dengan pukulan Tom, Abygail akhirnya melakukan serangan balik. Keduanya mulai berduel. Membuat suasana ruang baca Caesar seperti kapal pecah yang terkena angin topan.
Caesar berjalan melompat-lompat kecil, rasa sakit itu masih terasa menderanya. Ia beranjak keluar dan mendapati dua kaki tangannya sedang berduel.
“Hentikan!” akhirnya dengan seluruh tenaganya, Caesar melengkingkan suaranya. Membuat seluruh penghuni rumah bisa mendengar teriakan lelaki itu.
Tom dan Aby terperanga melihat wajah Caesar yang memerah seperti setan. Matanya sudah membidik nyalang pada keduanya.

Book Comment (287)

  • avatar
    Farah Aida Ramli

    kadang sakit hati kadang kesian sama caesar dan aby..tp kenapa aby prgi😭

    07/07

      0
  • avatar
    01Riri

    the best❣️🔥

    22/04

      0
  • avatar
    AdeliaEcha

    kereeennnnnn

    04/11

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters