logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7 GANTENG BANGET YA ALLAH!

Ruangan yang tidak besar tapi muat dengan segala perabotan kamar gadis yang terlihat peminim itu, ada sepasang sejoli duduk di kursi yang sama tetapi perhatikan mereka entah di mana.
"Sayang," panggil kaino akhirnya.
"Apa?" jawab cuek Mega karena fokus memainkan Handphone, yang sedang menscrol instagramnya.
"Kamu merasa aneh gak sama sikap temen kamu yang cowok, siapa namanya yang tadi ngater Avril pulang?"
"Oh, Satria." Mega menjawab dengan nada yang terkejut ketika teringat dengan kejadian dua jam lalu.
Mega yang merasa ada 'warning' dengan pembahasan Satria langsung mengalihkan perhatian dari Handphone ke arah lain. Mencoba menyembunyikan rasa kaget dan gugup. Tetapi Kaino sudah melihat ada perubahan dari sikap pacarnya ketika dia menggungkit masalah Satria,
"Iya." Berusaha tidak tahu dengan perubahan dari sikap Mega, berbicara setenang mungkin.
"Emang kenapa?" bertanya, berusaha tidak terjadi apa-apa.
"Gak sih, cuma kok dia natap kamu terus waktu aku lagi ribut sama Avril. Terus tatapannya gimana gituh, natapnya beda, kayak yang suka kamu."
"M ..., masasih k-kok aku gak ngeerasa?" Mega pura-pura tidak tahu dengan suara gugup, terbata-bata.
"Kok kamu gugup gitu bicaranya? Kamu suka dia? Kalian punya hubungan di belakang aku?" tanya Kaino beruntun, mulai curiga.
"Ehh, enggak kok," jawab Mega cepet sembari memalingkan wajahnya, enggan menatap Kaino.
"Kamu kenapa? Tatap mata aku!" ujar Kaino sembari menarik wajah Mega agar bisa menatap dirinya.
"Gapapa," Mega berusaha berbicara biasa agar Kaino tidak mencurigainya lagi sembari menetralkan kegugupannya.
"Kamu bohong kan? Cerita sama aku kalian punya hubungankan dibelakang aku?" paksa Kaino yang masih tidak percaya kepada kekasihnya.
Dengan rahang yang mengeras menahan amarah karena Mega yang tidak kunjung menjawab pertannyaannya.
"Oke, aku jawab tapi kamu janji dulu. Gak akan marah apalagi potong ucapan aku!" pinta Mega dan di angguki Kaino karena penasaran.
"Dia itu temen sekelas aku," jeda Mega sebentar sembari menatap Kaino. "kita sekelas, dari awal masuk sampai sekarang. Dulu tuh yah Satria gak begitu deket sama aku kecuali kalau ada tugas kelompok sama aku juga cuma kenal dia sebatas teman sekelas aja udah."
"Terus tadi pas istirahat dia nanya mau ke mana? Aku bilang mau ke kantin nyusul temen. Nah di situ dia nanya boleh gak gabung? Yaudah aku iyain aja. Saat di kantin mereka pada kenalan. Waktu mau pulang dia bareng sama aku keluar dari kelas, ketemu sama Avril dan Putri yang nunggu di gerbang. Putri nyapa aku dan nanya mau langsung? Aku jawab iya soalnya takut ke maleman. Eh Satria nanya lagi "Mau kemana?". Dijawab sama aku "Ke mall," terus dia katanya mau ikut kita jawab "terserah", aku pikir dia gak mau ikut soalnya kita perempuan semua gitu."
"Waktu di mall Satria kayak yang deketin aku terus, aku bersikap biasa aja. Pura-pura gak risih padahal ya risih. Dia tanya sama aku cocok yang mana sambil nunjukin hoodei yang mau dia beli, aku pilih asal aja terus dia juga kasih saran sama aku buat ambil dres yang dia pilih, karena modelnya aku suka jadi ku ambil."
"Nah, pas mau ke toko buku nyamperin Avril sama Putri, ditengah jalan Satria ngomong sama aku kalau dia suka sama aku. Katanya, dari awal masuk sekolah karena aku terkejut aku gak jawab sampai Putri sama Avril nyamperin kita. Aku ajak Putri sama Avril buat keluar soalnya udah selesai belanja sekalian menghindar biar gak jawab peryataan Satria."
"Sebenernya aku juga tau kalau Satria merhatiin aku saat kamu sama Avril ribut cuma ya itu ... aku gak peduli. Mangkannya aku ajak kalian pulang."
"Dan sekarang aku pun gak mikirkan ucapan dari Satria lagi karena yang aku cintai itu ya cuma kamu."
Jelas cerita Mega panjang lebar tanpa tambahan, kurangan atau pun di lebih-lebihkan apalagi boong-boongan. Sedangkan Kaino hanya mendengarkan cerita dari kekasihnya tanpa ada penyelaan di setiap kata kalimat.
Wajah Kaino memerah dengan rahang yang mengeras mendengar semua cerita dari sang kekasih. Bukan karena blusing tapi karena menahan marah. Kaino tidak mau melampiaskan kemarahannya kepada Mega.
"Kamu harus jauhin dia! Dan jangan pernah berpikir buat tinggalin aku!" perintah mutlak dari Kaino setelah meredam amarahnya meskipun masih ada sedikit rasa marah.
"Iya-iya, tanpa kamu suruh pun aku akan jaga jarak sama dia. Soalnya hati dan pikiran aku udah penuh sama kamu. Hanya tertuju sama kamu dan cuma kamu. Jadi gak ada kata untuk ninggalin kamu." kata Mega, menenangkan Kaino. Dengan tangan yang mengelus lengan kekasih.
Kaino yang mendengar ucapan Mega sedikit tenang dan tersenyum. Kaino senang dengan ucapan Mega, Kaino langsung menarik Mega ke dalam pelukannya dengan tangan yang mengelus rambut Mega disertai sesekali mencium puncaknya.
Di paginya Avril sudah berangkat pagi untuk menghindar hukuman dan ingin bermanja dengan meja.
"Hai, cewek," sapa seseorang di belakang Avril. Saat menenggok ke belakang dia hanya menemukan cowok yang sedang tersenyum dengan mata yang dikedipkan.
"Kiw-kiw," sambung cowok itu lagi ketika cewek yang di sapanya 'tak merespon.
"Diem aja, jawab napa!"
"Avrill."
Avril tidak membalas sapaan atau pun senyuman dari cowok itu. Tapi Avril yang mulai jenggah dengan bacotan Bayu langsung menjawab cepat.
Avril sedang badmood karena tadi malam dan sekarang masih pagi banget udah dapet ocehan gak jelas kaya orangnya.
"Apaan sih Bay? Bisa diem gak?"
"Jutek banget sih Ril masih pagi juga."
"Udah tau masih pagi tetep aja ganggu orang," gumam Avril sembari melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.
Bayu yang emang dasarnya gak bisa buat gak ganggu orang malah menghadang jalan Avril. Mengikuti langkah yang Avril ambil, ketika berjalan ke arah kanan Bayu ikuti dan sebaliknya ke arah kiri.
"Mau lo apa?" Avril yang mulai emosi berucap.
"Gak mau apa-apa sih, cuma lagi gabut," jawab Bayu dengan cenggiran yang menyebalkan.
Avril tak merespon lagi. Avril langsung mendorong dada Bayu agar dia bisa melewatinya.
"Ril ...," menyusul ke arah kelas, yang memang mereka satu kelas.
Avril sampai di meja dan langsung menenggelamkan kepala di atas lipatan tangan. 'Tak menghiraukan teman sekelasnya yang memerhatikan dirinya heran.
Tetapi sepertinya Bayu tidak puas, ketika sudah berdiri di dekat Avril malah mengganggunya lagi.
"Bisa diem gak? Cukup diem untuk hari ini gue bener-bener males ladenin lo yang gak ada faedahnya," ucap sarkas Avril.
Cowok yang mengganggu Avril itu, Bayu Ardhinan si biang rusuh di kelas yang hobinya mengganggu ketenanggan semua orang dan Avril masuk ke dalam list itu.
Bayu yang melihat Avril bener-bener emosi menggurungkan niat yang akan mengusili lagi. Memilih pergi ke bangku miliknya, mungkin setelah emosi Avril mereda dia pasti akan berulah lagi.
"Nih," Jay memberikan coklat kepada Avril yang sudah kembali duduk karena tadi memarahi Bayu sembari berdiri.
Jay memang memerhatikan mereka tapi dia diam saja, 'tak mau ikut campur dan entah dorongan dari mana Jay memberikan coklat kepada Avril.
"Makasih ..., tumben lo ngasih coklat. Ada apa?" ucapan terima kasih Avril ucapkan dengan di sertai pertanyaan. Karena tak biasanya Jay memberika coklat padanya. Avril kini merasa lebih tenang karena ada coklat ditangannya.
"Gapapa."
"Boong atau jangan-jangan coklat ini buat orang lain. Terus kenapa kasih ke gue?" Avril bertanya sembari tangannya membuka bungkusan coklat.
"Kalau gak mau, buang aja!"
"Gak mungkin kan lo sengaja beli coklat buat gue?" tanya Avril lagi saat tak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
"Emang. Lo siapa?" ujar Jay jengah menatap Avril memakan coklat tapi kedua bibirnya terus bertanya. "Itu coklat dari orang lain, gue kasih karena gak suka coklat." sambung Jay.
Avril tak lagi mempertanyakan tentang masalah coklat dia fokus memakan coklat dengan buru-buru padahal bel masuk masih lama.
"Makannya biasa aja, gue gak bakal minta," ujar Jay dengan tangan yang mendekat ke arah wajah Avril untuk membersihkan noda di dekat bibir Avril.
Avril menengok ke arah Jay yang sedang membersihkan noda di dekat bibirnya. Jay yang merasa di perhatikan menenggok balik ke arah Avril sehingga terjadi tatap-tatapan.
Mereka saling tatap sambil berucap di dalam hati secara bersamaan.
Cantik.
Ganteng banget ya allah!

Book Comment (14)

  • avatar
    SevtiyaBnarr

    mantap

    22/03

      0
  • avatar
    Joansyah Pratama

    Penulis yang sangat pintar

    20/02

      0
  • avatar
    Chu Nheen

    wawwww cerita ini sangat bgus aku kasih bingtan 5😋

    02/04/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters