logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 JAYYEN TEMAN BARU AVRIL

Teriakan seseorang itu berhasil menghentikan ucapan Avril seraya menghampiri mejanya. Ya ucapan Avril berhenti karena teriakan itu, yang membuat mereka menjadi sorotan karena bel sudah berbunyi beberapa menit sebelum suara itu menyapa pendengaran telinga Avril.
Kantin memang selalu ramai bahkan sebelum istirahat, sehingga sudah biasanya kantin sekarang mulai penuh padahal bel istirahat hampir baru saja berbunyi. Avril jelas tahu, lantaran suara bel bukan sembarang bel bahkan suaranya akan sampai ke luar dari area sekolah.
Sosok gadis yang cerosos sedari tadi sudah berdiri hadapannya. Bersama gadis lain dengan amamater jas bergambar fauna di sekitar dada kanan. Menjadi ciri khas anak IPA.
"Kok, gak masuk kelas? Gue tungguin juga dari pagi. Lo gak tahu aja tadi Bu Dayu marah karena ketahuan pada gak merhatiin apa lagi pake ngebahas kalau dia tahu setiap pelajaran gak ada yang minat sama pelajarannya," tanya orang itu dengan diselipkan curhat, orang yang tadi memanggil dirinya dengan teriakan yang membuat semua orang menatap mereka.
"Lo pasti bolosnya? Kok gak ajak kita?" pertanyaan itu keluar dari mulut orang yang berbeda. Dia berdiri di samping orang yang bertanya kenapa tidak masuk kelas.
Tanpa mereka sadari ada seorang cowok yang duduk berhadapan dengan Avril. Melihat interaksi ketiga gadis di hadapannya.
"Telat," jawab Avril singkat.
"Eh ada cowok ganteng, nama lo siapa?" tanya teman Avril yang tadi pertama bertanya.
"Jayyen."
"Inget, udah punya pacar juga." Avril mengingatkan temannya setelah Jayyen mengenalkan dirinya dengan singkat tetapi tidak dihiraukan oleh sang sahabat. Melainkan malah asyik berkenalan.
"Ih cool boy banget, gue Mahaputri lo bisa panggil gue Putri dan ini namanya Mega." orang itu memperkenalkan dirinya dan yang berdiri di samping dengan heboh dan dijawab deheman sama Jayyen.
Ya orang yang tadi berteriak itu teman Avril, lebih tepatnya sahabat dari semasa SMPnya.
"Mau ke mana lo?" tanya Putri ketika melihat Avril yang hendak berdiri dari kursi duduknya.
"Kelas."
"Eh, eh. Enak aja lo mau pergi. Tungguin kita dulu makan, laper. Lah lo udah makan gue belum, belum lagi tadi pelajaran matimatika pusing kepala gue rasanya mau pecah," cerocos Putri, karena pelajaran matimatika itu, untung gak di suruh maju.
"Cepet!" perintah kepada temannya agar 'tak banyak bicara lagi.
"Lo antar gue ke ruang guru! Gak ada penolakan." Jay mengeluarkan suara ketika Avril fokus pada Handphone. Avril yang mau protes tidak jadi karena mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Jay. Lagian gapapalah hitung-hitung ucapan terima kasih karena telah menolongnya.
Putri dan Mega tidak memedulikan pembicaraan mereka karena sibuk menghabiskan makanan, yang sudah di pesan tadi sebelum menghampiri meja Avril.
Jayyen dan Avril tidak berucap lagi mereka sibuk dengan Handphone masing-masing sehingga suasana menjadi hening di meja mereka. Padahal kantin sudah penuh karena jam istirahat sudah berbunyi cukup lama.
Selesai menunggu Mega dan Putri makan, mereka langsung pergi dari kantin menuju kelas.
Mega, Putri, Avril dan Jayyen mereka berpisah karena Avril yang akan mengantar Jayyen sesuai perkataan Jay tadi pada Avril begitu pun Mega dan Putri berpisah di tikungan lorong karena mereka juga beda kelas.
Ya Mega tidak sekelas bersama Putri dan Avril karena Mega memilih masuk IPA sedangkan Putri dan Avril memilih masuk kelas IPS.
***
Di depan ruang guru Jayyen akan menanyakan kelas yang akan di tempatinya saat menimba ilmu di sekolah baru sedangkan Avril menunggu di luar.
Jayyen mengetuk pintu terlebih dahulu, setelah mendengar seseorang menyuruhnya masuk barulah masuk.
"Assalamualaikum Pak, saya murid baru. Di mana ya kelas yang akan saya tempati?" tanya Jayyen tanpa basa-basi setelah dipersilakan duduk.
"Kamu Jayyen Axelder murid pindahan dari sekolah SMA Pusat itu?" tanya balik Kepala Sekolah itu dan di jawab anggukan kepala.
"Bu Nada tolong antarkan siswa baru ke kelas Ibu," lanjutnya ketika melihat guru perempuan yang terlihat muda dengan tubuh kecil yang akan pergi mengajar dengan membawa tas serta buku.
"Baik Pak, ayo Nak ikut Ibu," ajak Bu Nada dan Jayyen mengikuti di belakang bu Nada.
Ketika keluar bu Nada melihat anak didiknya yang sedang duduk di kursi depan luar ruang guru sendiri sembari menunduk memainkan Handphone, langsung saja ia memanggilnya.
"Avril ngapain kamu di sini? Sekarang sudah masuk jam pelajaran?" Tanya Bu Nada setelah Avril menghampirinya.
"Nunggu Jayyen Bu, soalnya tadi saya yang mengantar ke ruang guru," jawab Arvil pelan menjelaskan kenapa dirinya di sini.
"Ouh kalian sudah saling kenal? Yasudah ayo ke kelas, sekarang jam Ibu mengajar di kelas kalian," kata bu Nada sembari berjalan lalu diikuti Avril dan Jayyen di belakang.
Tiba di kelas Xll IPS 1 mereka langsung masuk ke dalam kelas dipimpin Nada. Kelas yang tadinya ramai jadi hening tanpa suara sedikit pun ketika bu Nada masuk.
"Pagi anak-anak, di kelas kita kedatangan siswa baru. Silakan perkenalkan nama kamu Nak!" suruh bu Nada kepada Jayyen sedangkan Arvil sudah duduk di tempatnya setelah mendapatkan izin.
"Saya Jayyen," Jayyen memperkenalkan diri di depan ke teman baru dengan singkat. Wajah datar yang sedari tadi tidak berubah, hanya berubah saat bersama Avril khawatir di lapangan.
"Jayyen perkenalkan nama Ibu, Nada Lesmana. Disini Ibu jadi wali kelas kamu dan mengajar pelajaran bahasa Jepang," Bu Nada juga memperkenalkan nama serta jabatan di sekolah, setelah Jayyen selesai memperkenalkan namanya dan tidak berucap lagi setelah perkenalkan singkat itu.
"Semoga kamu betah ya di sekolah apalagi di kelas ini dan kamu boleh duduk bersama Avril karena hanya kursi itu yang kosong," ujar bu Nada lagi dan Jayyen menganggukkan kepala tanda dirinya mengerti.
Jayyen langsung berjalan menuju ke belakang di pojok kanan ke meja Avril.
"Gue numpang duduk." Izinnya sebelum mendudukkan dirinya di kursi kosong sebelah Arvil. Sementara Avril hanya merespons dengan anggukan pelan.
"Yang mau kenalan nanti saja. Sekarang kita langsung ke materi saja. Ibu tidak suka waktu dibiarkan begitu saja apalagi bel pulang akan berbunyi dan untuk Jayyen kamu dengarkan penjelasan dari saya untuk materi yang terlewat atau berbeda dengan yang diberikan di sekolah dulu bisa tanyakan pada teman-teman baru kamu!" Bu Nada kembali bersuara dengan panjang lebar ketika melihat anak didiknya yang akan berkenalan.
Bu Nada pun menjelaskan materi yang kemarin belum selesai sedangkan muridnya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang mendengarkan ada yang pura-pura mendengarkan.
Benar saja, seperti ucapan Bu Nada tadi setelah lima belas menit Bu Nada menjelaskan bel sekolah berbunyi membuat yang tadi sepi seperti tidak berpenghuni seketika berisik karena suara beres-beres dan sorakan pulang.
"Oke anak-anak, minggu depan Ibu akan jelaskan ulang materi ini karena materinya belum kunjung selesai," ujar bu Nada dan di jawab serempak dengan suara yang sedikit tinggi.
"Iya, Buuu."
Bu Nada pun keluar setelah selesai membereskan peralatannya di ikuti siswa-siswi yang sudah memasukkan semua peralatannya ke dalam tas.
Avril menghela napas kesal bangkunya dikerubungi oleh siswi Balkan kaum adam mendekati mejanya yang sekedar ingin berkenalan dengan Jay. Tetapi Jay tidak merespons malah pergi begitu saja membuat kerumunan itu mengejar murid baru.
Avril acuhkan bukan urusannya, gadis berambut panjang pirang sebahu itu memilih pulang untuk merebahkan diri.
Avril serta kedua sahabatnya langsung pulang dengan taksi, tiba di rumah Avril segera memasuki kamar mandi yang berada di kamar untuk membersihkan diri. Lima belas menit cukup untuk Avril melaksanakan ritualnya, Avril keluar lengkap dengan baju tidur.
Berjalan menuju kasur empuknya, ia merebahkan diri dengan ponsel di genggamannya menunggu jam makan malam.
Jika kalian bertanya, ke mana para penghuni rumah ini? Jawabannya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Avril fokus memainkan Handphone sampai tidak mengingat waktu. Kemudian terdengar suara pintu diketuk disusul suara perempuan.
"Avrill, ayo makan malam. Mamah udah selesai masaknya. Cepat turun ke bawah!" seru perempuan tadi yang ternyata mamah Avril.
"Iyah Mah ...," Avril menghampiri pintu, dibukanya pintu dan terlihatlah seorang wanita yang telah berjuang melahirkan dirinya ke permukaan bumi ini sedang berdiri di hadapannya. "yu, Mah," ajak Avril melanjutkan ucapannya, sembari menggandeng tangan wanita yang sudah melahirkannya.
Mereka pun turun ke bawah, berjalan ke meja makan yang sudah ada seseorang sedang duduk di meja persegi panjang. Duduk di kursi tengah single, menuggu dirinya dan sang mamah.
"Malam Pah," sapa Avril kepada pria paruh baya ketika sudah menduduki kursi di samping kiri yang disebut papah begitu wanita yang masih terlihat muda duduk di samping kanan papah.
"Malam juga anak Papah." balasnya Angga, setelah selesai melihat email di Handphone.
Nama papah Avril itu Angga Adriano lengkapnya. Dan nama mamahnya Naila Maharani.
Makan malam pun dimulai, setelah selesai makan Avril membantu mamah tercinta mencuci piring bekas tadi makan malam. Sedangkan papahnya pergi ke kamar karena ada pekerjaan yang belum selesai. Selesai membereskan meja makan, Avril pergi ke kamar karena sudah malam dan juga sudah selesai dengan tugas membantu beres-beresnya.

Book Comment (14)

  • avatar
    SevtiyaBnarr

    mantap

    22/03

      0
  • avatar
    Joansyah Pratama

    Penulis yang sangat pintar

    20/02

      0
  • avatar
    Chu Nheen

    wawwww cerita ini sangat bgus aku kasih bingtan 5😋

    02/04/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters