logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

COOL VS COLD

COOL VS COLD

bumishilen


Chapter 1 KEBIASAAN BURUK AVRIL

Di minggu kedua hari senin, sekolah mulai kembali normal mengadakan upacara sebagai mestinya anak sekolahan yang sangat sialnya Avril sekarang terlambat lantaran terbuai akan drama Korea favoritnya.
Gadis berusia delapan belas tahun ini memang sudah menjadi hobi menonton drama romance atau membaca di aplikasi oren. Tentu kebiasaan dari zaman SMP bukan hal yang mudah dilupakan begitu saja.
Biasanya Avril Candice Aster mudah bangun sekali teriakan sang ibu apalagi papahnya jika membangunkan dengan mengedor marah. Tetapi imun tubuh Avril mulai menurun lantaran selalu diposir sangat keterlaluan.
Hingga seperti saat ini hari sialnya, gerbang sekolah sudah tertutup rapat, dalam hati terus mengutuk diri sendiri dan menyesal.
"Huftt, sial udah di tutup. Mana gak ada yang jaga lagi." Avril melirik gerbang yang terlihat aktivitas di dalam sana sudah memulai bendera merah putih.
Avril sedang berpikir keras bagaimana caranya agar dia bisa masuk ke dalam tanpa hukuman. Disaat berpikir ada seorang guru yang menghampirinya.
"Kamu telat lagi?" tanya guru laki-laki yang usianya masih bisa disebut muda.
"Hehe iya Pak, lagian Avril telatnya sampe gerbang tutup hari ini saja, hari lainnya cuma mepet sama bel aja," jawabnya membela diri. Cengiran paksa itu Avril berikan kepada pak guru yang dekat padanya. Karakter cuek sangat bersyukur bertemu guru favorit sehingga Avril tidak canggung lagi.
Yang Avril katakan benar, Avril selalu berangkat siang sengaja agar tidak bosan menunggu jam masuk sekolah sehingga sudah menjadi kebiasaan berangkat dan akan sampai paling mepet ketika bel suara dirinya sudah berjalan ke kelas sehingga terbebas dari hukuman
"Cepat masuk, ikut barisan yang telat!" perintah guru itu setelah pintu gerbang di buka. Tidak repot merespon muridnya yang mengelak dan membenarkan ucapannya, ya bisa dibilang ini toleransi pertama dan terakhir untuk Avril.
Avril berkata, "Makasih Pak Erik ganteng." Tidak menunggu respon dari pak Erik. Avril langsung lari menuju barisan yang di suruh. Berlari seribu langkah padahal jarak dari pintu gerbang utama ke lapangan tidak sejauh dari ruamhnya ke sekolah tapi Avril terlalu malu akan dirinya menjadi pusat perhatian. Bahkan rangselnya masih di pundak mengantung berbeda dengan ke delapan cowok di barisan terlambat melepaskan rangsel menyimpannya di tribun lapangan.
Pak Erik adalah guru favorit Avril karena pelajaran yang menyenangkan tidak membosankan seperti guru-guru lain, bercerita menjelaskan materi sendiri panjang lebar tidak memedulikan muridnya mendengarkan atau tidak. Yang mereka pikir, dirinya sudah menyampaikan mau muridnya serap dan pahami itu adalah urusan belakang serta bukan urusannya.
Pak Erik yang melihat anak didiknya tidak menunggu respon darinya geleng-geleng kepala, sudah biasa. Sembari berjalan melanjutkan tugas keliling lagi. Melangkahkan kakinya ke kelas-kelas atau ke tempat persembunyian seperti di belakang.
Beberapa menit Avril mengikuti upacara datanglah seorang cowok dan langsung ikut barisan di samping Avril. Avril meliriknya sebentar lalu fokus mengikuti acara upacaya yang terasa lama padahal kepalanya terasa 'nyut-nyutan.'
Akhirnya upacara selesai yang sudah menghabiskan waktu setengah jam itu. Matahari nampak sangat bersemangat pagi ini sehingga menemani lapangan Harapan sampai membuat dirinya Avril kegerahan, kepanasan dan dehingrasi. Semuanya dibubarkan kecuali barisan yang telat untuk diberi hukuman.
Hukuman lantaran telat bukan untuk pertama kalinya dilakukan, sudah menjadi ritual setiap sekolah menetapkan hukuman bagi yang melanggar aturan. Tetapi tetap saja ada yang melangkar karena aturan ditetapkan untuk dilanggar.
Pertanyaan relate keluar dari mulut pak Jino guru BK kepada murid barisan telat, "Kenapa kalian bisa telat?"
"Kesiangan," jawab mereka serempak kecuali Avril hanya menganggukan kepalanya saja seraya memegang dahinya merasa mulai pusing. Menyerang berkali-kali lipat.
"Iya Bapak juga tahu, kesiagan karena apa? Bergadang?" tanya pak Jino lagi dan dijawab angukan oleh mereka semua. "Kalian lari sepuluh putaran!" Perintahnya tanpa basa-basi lagi, sebagai hukuman dan lagi-lagi diangguki oleh mereka.
Setelah membuat satu baris mereka langsung berlari tanpa dikomando. Avril baris di belakang dengan cowok yang paling kesiangan menjadi penutup barisan.
Sembilan kali putaran berlari sudah Avril jalani, Avril berhenti di tengah jalan karena merasa pusing yang amat sakit padahal tinggal satu putaran lagi sehingga cowok yang berada di belakangnya ikut berhenti otomatis.
"Lo gapapa?" tanya cowok itu sembari menahan badan Avril yang oleng agar tidak jatuh.
"Pusing," keluh Avril dengan suara lemas.
"Masih mau lari? Tinggal satu putaran lagi."
"Hm," sahutnya dengan suara yang tidak bertenaga. Ternyata karakter keras kepala tidak mementingkan dirinya sendiri itu melekat pada diri gadis berusia delapan belas tahun.
"Bener masih kuat?" Cowok itu bertanya kembali dengan nada yang  khawatir.
Avril tidak merespons, kembali melanjutkan hukumannya dan cowok itu sejenak memperhatikan Avril  dengan was-was lalu melajutkan hukumannya melihat tidak terjadi hal buruk menimpa gadis itu.
Akhirnya hukuman selesai, pak Jino bicara. "Besok-besok jangan diulangi, yaudah sana ke kelas masing-masing!" suruh Pak jino, mereka pun pergi mengikuti perintah dari pak Jino tanpa bersuara.
Saat Avril akan berjalan tiba-tiba pusing menyerang kepalanya kembali.
"Lo mau kemana?" tanya cowok yang tadi menolongnya.
"Kelas," jawabnya singkat.
Cowok yang tidak tahu siapa namanya menarik tangan Avril sembari berucap "Ikut gue!"
"Ke mana?"
"Ikut aja," paksa cowok itu, Avril yang sudah tidak kuat melawan diam saja. Mungkin mau dianterin ke kelas, pikirnya.
Tapi setelah sadar ini bukan menuju kelasnya melainkan kantin Avril bertanya, "Eh ngapain ke kantin? Ini udah telat nanti diomeli lagi."
"Lo lebih pilih telat di omelin atau pingsan gak masuk kelas? Lagian bentar lagi juga jam istirahat."
Bukannya menjawab pertanyaan Avril melainkan memberi pertanyaan untuk dipilih seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Avril tidak merespon perkataan cowok asing ini lagi karena malas memperpanjang masalah. Kepalanya sungguh pusing dan Avril tidak kuat jika harus berdebat.
Sampai di kantin cowok itu meninggalkan begitu saja tanpa mengucapkan sepata kata pun sedangkan Avril yang kesal cowok itu pergi meninggalkanya memilih duduk di kursi yang kebetulan dekat dirinya berdiri. Karena sekarang masih jam pelajaran jadi di kantin hanya ada dia dan cowok itu yang pergi entah ke mana.
Beberapa menit kemudian cowok itu kembali membawa bubur dan teh hangat yang diletakkan di meja. "Makan!" suruhnya, saat semangkuk bubur dan dua gelas teh berada di atas meja.
Avril yang mendengar perintah itu dan melihat makanan yang membuat perutnya lapar tanpa mengucapkan apapun langsung memakannya.
"Thanks," ucapan terima kasih keluar dari bibir Avril dengan sedikit senyuman, setelah menghabiskan makanan itu.
"Hm, nama?" tanya cowok itu singkat jika cowok ini bertanya pada orang yang tidak mengerti pasti bingung. Ia tidak tahu nama gadis yang sudah dia tolong memilih bertanya.
"Avril," balas Avril yang sama-sama singkat. Karakter yang sama itu dipersatukan membuat keadaan semakin hening diantara hening tidak perpenghuni.
"Gue Jayyen." Sembari mengulurkan tangannya dan Avril membalas uluran tangan Jayyen, cowok yang sudah menolongnya. Ya dia Jayyen Axelder cowok yang sedari tadi menolong Avril.
"Lo ... Ril!" Teriakan seseorang itu berhasil menghentikan ucapan Avril seraya menghampiri mejanya. Ya ucapan Avril berhenti karena teriakan itu, yang membuat mereka menjadi sorotan karena bel sudah berbunyi beberapa menit sebelum suara itu menyapa pendengaran telinga Avril.
***
Hello semua, selamat datang di lapak bumishilen. Ini karya pertama di Famelnk yang sudah tamat di aplikasi oren tetapi di pindahkan ke sini dengan versi baru dan beberapa bab yang berbeda. Semoga suka dan mohon beri dukungan kalian. Gomawo semuanya <3

Book Comment (14)

  • avatar
    SevtiyaBnarr

    mantap

    22/03

      0
  • avatar
    Joansyah Pratama

    Penulis yang sangat pintar

    20/02

      0
  • avatar
    Chu Nheen

    wawwww cerita ini sangat bgus aku kasih bingtan 5😋

    02/04/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters