logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Cinta Saat

Cinta Saat

DayNella


Chapter 1 Pembicaraan Absurd

Perempuan dengan surai panjang melewati bahu itu terdengar beberapa kali berdecak Sebal, membuat sosok perempuan yang duduk di seberang mejanya menggelengkan kepala sambil menyunggingkan senyum tipis.
Ia merasa puas bisa membuat temannya sekaligus rekan kerjanya ini mau tidak mau harus memikirkan sarannya.
“Udah kali Mei, jangan terlalu berpikir terlalu keras. Sudah ada solusi baik buat kamu. Tinggal take or leave aja, ribet banget.”
Jari lentiknya ia mainkan ke bagian depan rambut yang keluar dari sisipan cuping belakangnya. Memperbaikinya dan melirik malas pada perempuan yang dengan entengnya berbicara seperti itu, seolah hal yang mereka bicarakan seperti membahas akan makan apa setelah pulang kerja nanti. Alih-alih pembicaraan yang membuatnya harus berpikir beberapa kali.
Meisya sendiri cukup heran, kenapa bisa bisanya meminta solusi pada Zeina yang sudah pasti senang mengetahui kalau dirinya butuh sesuatu yang menantang di hidupnya.
“Bukan berarti harus dia juga. Lagi pula dia cuek banget, Zein. Dan nggak deh, aku rasa kamu salah kasih pilihan ke aku.”
Zeina langsung melemparkan tatapan sebal pada Meisya yang tetap keras kepala.
“Kalau mau hidup yang berwarna dan nggak datar seperti jalan tol bebas hambatan, kamu harus ambil ini. Serius, aku pilih dia karena dia bisa bikin hidup kamu tuh seru. Setidaknya taklukan dia yang dingin juga cuek seperti yang kamu pikir.”
Meisya menghela napas panjang, dan memikirkan ulang saran dari Zeina.
Ini semua karena keresahannya yang menganggap hidupnya terlalu datar. Nggak punya pasangan selama hampir empat tahun kerja di dunia marketing sebagai call center di sebuah perusahaan swasta besar di kawasan Jakarta Selatan, membuatnya kadang merasa hidupnya gitu-gitu aja, tidak pernah ada yang sepesial. Tertawa ketika bersama dengan teman kantor. Merasa kesepian saat dia berada di indekosnya.
Meisya pernah mencoba untuk dekat dengan salah satu karyawan yang sedang ditugaskan di divisinya, tapi ya gitu. Tidak ada yang spesial, dan yang paling mengesalkan adalah ketika dia tanpa sadar selalu jadi perantara bagi dua orang yang saling memiliki ketertarikan satu sama lain. Dan itu membuatnya lelah dan kembali muak.
Tak pernah di pandang sebagai seorang yang cukup berkesan apalagi yang berjasa membantu rekan kerjanya bila ditemukan kesalahan saat mendengar coaching beberapa dari mereka yang kedapatan melakukan sesuatu di luar SOP atau Standar Operasional Prosedur.
“Apakah aku selama ini terlalu baik ya?” pada akhirnya Meisya menyuarakan pikirannya secara gamblang, ia lelah bila harus menutupi semua keresahannya sendirian.
“Nggak dong, kamu itu luar biasa loh Mei, beda dengan aku yang nggak akan bisa sendirian terus tanpa sosok yang bisa mengalihkan aku dari penatnya kerjaan yang bisa menggila dalam satu hari saja para tim melakukan kesalahan dan aku yang harus memperbaikinya tuh cukup menguras emosi, dan kehadirannya bisa menjadi penawar serta plusnya memanjakanku.”
Meisya mencibir pada akhir kalimat Zeina.
Sahabatnya ini memang tipikal yang mudah sekali jatuh cinta, jadi tidak heran bila seminggu setelah putus dia akan memiliki gandengan lainnya yang tak kalah tampan dan berkelas. Melihat Zeina memang perempuan metropolis banget. Bagi seorang Zeina Arsyad, putus satu tumbuh seribu.
Andai dirinya memiliki sedikit saja dari sifat sahabatnya yang anggun dan bisa menempatkan diri di mana pun berada, mungkin hidup Meisya tak akan sedatar ini.
Dan dia bisa bergaul dengan siapa pun, namun sayang, tidak semua bisa didapatkan dengan mudah.
“Kamu masih punya stok teman lelaki bukan? lagi pula kenapa juga harus dia, aku masih nggak habis pikir sih, kalau kamu malah memilihkan aku dengannya, levelnya saja jauh banget. Sudah cukup bagus loh aku menerima saran kamu, tapi bukan dengan dia juga. Kalau kamu nggak lupa, dia jauh lebih dekat dengan kamu ditimbang dengan aku yang yah, soal jabatan jelas beda, belum hal lainnya yang bisa bikin aku insecure.”
Zeina langsung tertawa menanggapi ucapan Meisya.
Kadang dirinya tidak mengerti jalan pikiran Meisya yang tak menyadari kelebihan yang ada pada dirinya, dia polos dan apa adanya, tidak harus menutupi apapun yang memang harus disembunyikan.
Dan satu hal yang membuat Zeina bingung adalah selama bekerja di sana dan ketika dia melihat pria itu, tidak ada keterkejutan sama sekali atau rasa canggung pada sikapnya.
Fix bagi Zeina dia harus mencari tahu dan jalan satu-satunya dengan cara mendekatkan mereka.
“Kayaknya nggak ada yang lucu deh dari ucapanku yang panjang kali lebar itu Zen,” tandasnya dengan suara malas dan merasa pembicaraan ini tak akan pernah ada ujungnya.
"Aku pilih dia bukan tanpa alasan, dia baik kalau kamu ingin berusaha mengenalnya. Kalau yang lain aku nggak bisa jamin.”
Meisya memilih tak menanggapi dan kembali melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, kemudian memberikan kode mata pada sosok cantik di depannya untuk segera beranjak dari cafe coffee ini.
Zeina menatap ke arah kaca yang membatasi ruang kopi dengan jalanan terbuka yang memperlihatkan banyaknya para karyawan dari beberapa kantor di kawasan itu yang tengah berjalan bersama sambil sesekali menatap ke arah pergelangan tangan mereka.
Meisya yang ikut menatap ke arah yang sama, ikut menatap jam tangannya dan berdecak sekali lagi.
“Kita telah menghabiskan banyak waktu dan menyisakan lima belas menit. Dengan membicarakan omong kosong.”
“Loh, kata siapa? Kan kita membicarakan masa depan kamu loh, Mei. Biar empat tahun kamu kerja itu nggak hanya diisi dengan indekos, rumah aku, kantor, mal dan toko buku. Kamu nggak berniat mengubah sebuah tokoh di dalam buku menjadi seorang pacar bukan?”
“Sinting kamu Zen.”
Zeina tergelak puas dan mengikuti Meisya berjalan keluar cafe.
Zeina menyenggol lengan Meisya, membuatnya menoleh ke arah Zen.
Zeina memberikan kode dengan anggukan kepala ke arah depan mereka.
"Itu dia orangnya, mau disapa dulu nggak?”
“What the hell,” pekiknya dalam hati.

Book Comment (28)

  • avatar
    Nia

    awesome

    21h

      0
  • avatar
    WastutiWastuti

    bagus ceritanya

    10/05

      2
  • avatar
    SyamimiNur

    bgus

    01/03

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters