logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

BAB 4 ANGGA MENINGGAL DI TEMPAT

Hari ini Amie akan daftar ulang untuk semester baru. Sejak kemarin Angga sudah memberi arahan agar tidak mengambil SKS maksimal. Dia meminta Amie hanya mengambil mata kuliah sedikit saja. Angga tak ingin Amie terlalu lelah dan membahayakan kehamilannya. dan mereka sepakat, sebisa mungkin Amie mengurangi berangkat dengan motor. Mereka akan mengatur jadwal agar bisa berangkat dan pulang bersama. Itulah sebabnya saat ini Amie daftar ulang di kawal Angga. Dia ingin mengatur agar Amie mengambil mata kuliah yang jadwalnya bisa berbarengan dengan kegiatannya memberi kuliah. Kalau pun salah satu harus menunggu, setidaknya menunggu tidak terlalu lama. Amie hanya menurut. Dia ingin yang terbaik tanpa ribut. Dia selalu menjadi istri yang manut dan tidak neko-neko. Membuat Angga makin sayang.
Awal perkuliahan tak ada hambatan bagi Amie. Hanya satu hari dia kuliah yang tidak klop jadwalnya dengan Angga, sehingga dalam satu minggu, hanya hari itu saja Amie kuliah mengendarai motornya. Hari lainnya mereka berangkat dan pulang bersama. Tak ada drama ngidam atau pun morning sickness. Kehamilan Amie sangat mulus kecuali kelakuan Amie yang menjadi sangat malas dan manja. Dia yang dahulu tak pernah menyatakan perasaannya sukanya pada Angga, sejak hamil mintanya selalu di peluk dan tak mau jauh dari Angga. “Kamu beda bangeet Yank, enggak pernah mau jauh dari aku,” goda Angga malam itu.
“Mas enggak suka anakmu enggak mau jauh dari kamu?” jawab Amie mulai terisak.
Angga kalang kabut bila Amie mulai terisak. “Mas cuma ngegoda doang Yank, jangan nangis gitu dong. Mas senang kok dede’ maunya dekat ayahnya. Kemana pun dia akan selalu bersama Mas!”
“Janji ya? Mas enggak akan tinggalin dede?” tanya Amie manja.
“Kemana pun Mas pergi, dede’ akan bersama Mas,” janji Angga sambil mengusap perut Amie dengan lembut.
***
“Mas, status gunung Kelud meningkat jadi waspada,” Amie sedang membaca koran saat mereka berangkat ke kampus. Amie memang sering membacakan judul-judul bahkan kadang isi berita di koran. Dia tahu kadang koran hanya di bawa ke mobil oleh Angga, namun tak pernah Angga baca karena tugas Angga di kampus sangat padat.
“Semoga aman ya Yank, jadi ingat erupsi Merapi,” sahut Angga.
“Iya Mas, semoga aman.” Amie meng amini apa yang di ucapkan suaminya. Dia ingat kesedihan yang dia rasakan saat keluarganya menjadi korban erupsi gunung Merapi di tahun 2010.
***
Sehari sebelum hari Valentine 2014, gunung Kelud meletus. Dan dampaknya seluruh pulau Jawa kena imbasnya. Tujuh bandara tutup. Bandara Jogjakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap dan Bandung terkena dampaknya. Saat ini tanggal 17 Februari 2014. Jadwal Amie harus periksa ke dokter kandungan. Namun sayang saat akan berangkat ban mobil kempes. Mungkin karena seluruh jalan tertutup debu tebal, Angga tidak tahu ban mobilnya kempes. Dia baru menyadarinya saat telah tiba di rumah. Padahal ban cadangan juga belum dia tambal. “Kita bikin jadwal ulang aja Mas, lusa aja periksanya. Jadi besok Mas bisa buka bannya lalu bawa ke tambal ban,” saran Amie.
“Kita naik motor aja periksanya Yank, kan cuma di depan situ. Enggak jauh,” jawab Angga yang tetap kekeuh harus periksa hari ini sesuai jadwal. Karena Angga tetap bersikeras untuk periksa, maka dengan berat hati Amie pun ganti baju bersiap berangkat periksa.
“Wah sehat nih Bu, Pak. Vitamin diminum terus ya Bu.” Dokter Rahayu mengulas apa yang terlihat di monitor. Mereka mendengarkan detak jantung bayi mereka pertama kali. Itu membuat Angga meneteskan air mata bahagia.
“Iya Dok, dia harus selalu di ingatkan untuk minum su5u dan vitaminnya. Andai bisa saya akan bawa bayi ini kemana pun saya pergi. Karena Bundanya suka lupa,” goda Angga yang dibalas Amie dengan mencubit lengan Angga. Mereka keluar ruang periksa dengan bahagia. Amie menyimpan foto USG di tas nya, sedang resep di pegang Angga agar dia bisa langsung menebusnya di apotek yang ada di klinik itu.
“Makasih ya Yank, sudah mau berbagi bahagia denganku. Mau menjadi pendampingku,” bisik Angga saat mereka duduk bersebelahan menunggu vitamin yang di resepkan oleh dokter Rahayu tadi. Amie hanya memeluk erat lengan Angga sambil menyandarkan kepalanya di lengan yang dia peluk itu. Saat ini sudah pukul 19.21 saat vitamin sudah di tangan. Mereka sampai di area parkir motor. Sebelum Amie mengenakan helmnya Angga memeluk erat istrinya seakan tak ingin berpisah. Di kecupnya kening dan puncak kepala Amie. “Mas sayang banget ke kamu Yank. Mas cuma bisa bilang terima kasih buat hari-hari indah yang sudah kamu berikan.”
“Aku juga sayang ke Mas. Aku minta maaf bila aku belum bisa jadi istri sesuai harapan Mas ya,” balas Amie. Dia menyadari sudah mulai mencintai suaminya yang sangat sempurna untuknya. Dia mensyukuri Angga selalu perhatian dan sabar menghadapi dirinya.
Mendengar Amie menyatakan cinta juga, Angga sangat bahagia. Dia mengambil jemari istrinya dan di kecupinya. Dia tak peduli bila ada yang melihat kelakuan mereka. Toh mereka suami istri yang legal, pikirnya. Puas menciumi jemari istrinya dia kembali mengecup kening istrinya, lalu dia mengenakan helm nya. Angga mengambil tangan kiri Amie dan dipegangnya terus selama dia mengendarai motor untuk pulang. Karena kondisi debu, maka mereka tidak akan makan di luar. Mereka akan makan malam di rumah saja.
Sayangnya Angga tidak hafal situasi jalan bila mengendarai motor. Dia tak tahu di mana ada lubang. Dengan tangan satu di stangnya, dia agak goyah, dengan cepat dia melepas tangan kiri Amie dan menstabilkan laju motornya. Tak disangka ada minibus dari arah samping yang menyenggolnya membuat Angga terpelanting agak jauh dan langsung terlindas sedan di belakangnya. Sementara Amie juga terlempar tapi ke arah kiri. Amie langsung tak sadarkan diri.
***
‘ Selamat pagi rekan semua, saya hanya akan menyampaikan berita duka. Telah meninggal dunia dengan tenang Anggoro Kusno ( Angga ) semalam pukul 19. 50 karena lakalantas di Solo. Jenasah akan di makamkan hari ini pukul 13.00 di desa Purbowinangun Jogja. Selain itu mohon doanya untuk istri Angga yang saat ini sedang koma dan baru kehilangan calon bayi mereka. Rahmi di rawat di rumah sakit Srikandi Solo.’
Putut tersentak membaca chat di group BBM nya. Angga kecelakaan semalam dan langsung meninggal di tempat dan siang ini akan di makamkan di desanya. Dan yang lebih menyedihkan Amie tak bisa mengantar Angga ke peristirahatan terakhir karena dia masih koma. Yang memberi khabar di chat group itu mendapat info mas Putro kakak sepupu tertua Amie. Mas Putro meminta doa teman-teman karena Amie juga kehilangan calon bayinya. Dia menduga saat sadar nanti Amie akan terpuruk.
‘Semoga kamu kuat Mie. Semoga kamu tabah,’ doa Putut. Dia tak bisa langsung pulang ke Jogja untuk menghormati pemakaman sahabatnya karena bandara di tutup.
Putut mencari info untuk mendapatkan nomor ponsel Putro dan Jhon. Dia mengenal mereka sejak kecil. Dia ingin memantau kondisi Amie selanjutnya. Tentu tak enak bila dia menanyakan kesehatan istri sahabatnya di chat group BBM SMA nya.

Book Comment (170)

  • avatar
    Fadey Sungate

    the best novel i reading and will be attach for me

    31/07/2022

      0
  • avatar
    ImutzKeysa

    baguss

    7d

      0
  • avatar
    RamandaIkslah

    pppp

    18d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters