logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Kemarahan Orangtua Rama

Bab 4
"Aku minta kamu pergi dari sini Ram, Alesha yang begitu baik bisa kamu sakiti, bagaimana dengan aku? Kamu pergi.. PERGI RAMA...!! Teriak Gita pada Rama.
Tak ingin memaksakan kehendaknya, Rama akhirnya beranjak pergi tanpa mengatakan apapun lagi, dia tak ingin memperkeruh masalah. Dia sangat tahu bahwa Gita dalam keadaan emosi yang tidak terkendali, lebih baik dia meninggalkannya sementara waktu untuk menenangkan diri.
Rama berfikir untuk membatalkan pernikahannya dengan Alesha, dia siap menanggung semua resikonya. Apapun itu, caci maki dari keluarganya dan juga keluarga Alesha, bahkan kemungkinan terburuknya, dia mungkin akan di usir dari rumahnya karena orangtuanya pasti akan sangat marah. Tapi Rama tak lagi peduli dengan hal itu, baginya Gita adalah segalanya.
Rama memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Baru saja dia berjalan masuk, mamanya yang bernama Bu Rina langsung menoleh ke arah Rama.
"Udah pulang kamu Ram? Bagaimana tadi persiapan pakaian pengantinnya?" Tanya Bu Rina yang sedang duduk di ruang nonton.
"Tidak tahu ma, aku tidak ikut karena ada pekerjaan di kantor." Jawab Rama dingin.
"Apa?? Bukan nya seharusnya kamu menemani Alesha? Kamu kan bisa saja izin dulu." Bu Rina mengernyitkan keningnya. Dia merasa heran dengan sikap anaknya itu.
"Aku ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan Ma. Udah ya, aku mau ke kamar dulu." Ucap Rama mencoba menghindari pertanyaan dari mamanya yang pasti akan membuatnya tersudut. Tapi dia sangat tahu, mamanya tidak akan begitu saja membiarkannya pergi begitu saja apalagi mengalihkan pembicaraan.
Bu Rina langsung meletakkan remote TV yang di pegangnya sejak tadi, dia langsung menghampiri anaknya itu.
"Rama tunggu, kamu kenapa? Sedang tidak sehat? Wajahnya kenapa ditekuk begitu?"
Rama sudah menduga, dia tak akan mudah menyembunyikan sesuatu dari Bu Rina, mamanya.
"Aku tidak apa-apa Ma." Jawab Rama.
"Ada yang kamu sembunyikan dari mama? Kamu anak mama, mama tahu dari wajahmu bahwa kamu menyembunyikan sesuatu." Bu Rina menatap Rama dengan serius.
Desak Bu Rina membuat Rama terpaksa angkat bicara. Dia juga tak bisa terus membohongi ibu yang sudah melahirkannya.
"Ma... Aku tidak ingin menikah dengan Alesha." Jawabnya lirih.
"Apa?? Apa maksud kamu bicara begitu?" Ayah Rama bernama Pak Deni tiba-tiba datang dari arah kamarnya dan mendengar perkataan Rama.
"Papa?? Aku tak ingin menikah dengan Alesha Pa, Ma..." Ungkap Rama perlahan.
"Tapi kenapa ?? Pasti ada alasannya kan? Apa Alesha berbuat sesuatu yang salah? Tapi tidak mungkin, mama tahu benar bahwa Alesha wanita yang baik." Tanya Bu Rina perlahan menatap wajah anaknya yang sedang kalut.
"Bukan itu ma..." Jawab Rama singkat, dia seolah menahan diri untuk mengatakan semuanya, dia belum siap.
"Terus kenapa kamu tiba-tiba berfikir seperti itu?" Tanya Pak Deni tegas, terlihat kemarahan di wajahnya namun masih tertahan.
"Aku tidak mencintai Alesha." Kata-kata itu dengan gugup dan terbata keluar dari mulut Rama.
Plakkk....
Sebuah tamparan keras dari Pak Deni tepat mengenai rahangnya. Rama sontak langsung memegang pipinya.
"Bagaimana mungkin kamu berbicara seperti itu? Ini bukan permainan, ini bukan lelucon." Kata Pak Deni dengan suara lantang, matanya memerah.
"Iya Rama, kamu sendiri yang memohon ingin menikah dengan Alesha, yang awalnya kami tidak setuju tapi karena melihat kamu begitu mencintai dia dan juga Alesha ternyata gadis yang sangat baik, kami akhirnya setuju. Kamu tidak lupa kan bagaimana kamu memohon sama mama dan papa sampai kamu bahkan menangis?" Kata Bu Rina merasa heran dengan perubahan anaknya yang tiba-tiba.
"Iya aku ingat ma, tapi semuanya sudah beda. Aku juga tidak tahu kenapa, tapi yang pasti aku sudah tidak mencintai dia lagi." Jawab Rama.
"Apa-apaan kamu? Bagaimana orang bisa berubah secepat itu? Kamu mau kami semua malu?" Tanya Pak Deni yang sangat ingin menghajar anaknya namun masih dia tahan.
"Dengar yah Rama, kamu harus tetap menikah dengan Alesha, undangan sudah tersebar, mama tidak mau menanggung malu. Pokoknya mama minta kamu tetap harus menikah." Ucap Bu Rina dengan tegas.
"Maafin aku pa, ma... Tapi aku benar-benar tidak bisa." Jawab Rama yang langsung berlalu pergi, dia bergegas masuk ke dalam kamarnya lalu menguncinya.
"Rama ... Papa sama Mama belum selesai bicara." Teriak Bu Rina namun tak dihiraukan oleh Rama.
Rama menghembuskan nafas dalam-dalam sembari berfikir, dia sudah tahu hal ini akan terjadi padanya, salahnya yang bertemu dengan Gita dan tak bisa menjaga perasaannya hingga dia jatuh cinta. Dia menerima kemarahan orangtuanya, walaupun dia sebenarnya belum siap menghadapi emosi kedua orangtuanya. Terlebih lagi, Jika orang tua Alesha tahu, dia juga harus menghadapinya.
Rama merasa lelah dengan masalah yang rumit tentang kehidupannya, dia terus berfikir hingga dia pun tertidur.
*******
"Kamu mau ke mana Ram? Hari ini kan kamu libur." Tanya Bu Rina pada Rama saat melihat Rama sudah berpakaian rapi hendak pergi.
"Mau ke rumah teman ma." Jawab Rama singkat.
"Kamu gak ke rumah Alesha? Minggu depan kalian sudah akan resmi sebagai suami istri. Masih banyak yang harus di siapkan Ram."
Rama menghentikan langkahnya, dia beralih menghampiri Bu Rina dan duduk sampingnya.
"Ma.. Aku sudah bilang, aku gak mau menikah sama Alesha, kenapa mama belum membatalkan pernikahan kami?" Rama mulai kesal.
"Kalau kamu mau membatalkan, batalkan saja sendiri, kamu harus hadapi sendiri keluarga Alesha. Mama gak mau batalkan pernikahan kalian, pokoknya kamu harus menikah." Tegas Bu Rina.
"Mama kenapa begini? Aku berhak memilih menikah dengan siapapun ma, mama tidak bisa memaksakan semua sesuai kehendak mama." Tolak Rama.
"Iya.. kamu benar, tapi kamu sadar tidak apa yang kamu lakukan? Kamu sendiri yang meminta menikah dengan Alesha, sekarang saat sudah hampir waktunya, kamu seenaknya mau membatalkan, kamu pikir ini permainan?"
"Iya ma... Aku tahu... Tapi aku tidak mencintai Alesha lagi ma."
"Tidak bisa seperti itu Rama, kamu tidak bisa semena-mena seperti itu, mencintai lalu meninggalkan begitu saja. Alesha itu punya perasaan, dia juga wanita yang baik."
"Aku ngerti ma, tapi perasaan tidak bisa dipaksakan. Sudahlah ma, aku mau pergi sekarang."
"Rama.. kalau kamu tidak menikah dengan Alesha mau di taruh di mana muka mama sama papa di hadapan keluarga dan teman-teman mama? Mereka semua sudah dapat undangannya. Mama tidak sanggup menahan malu Ram..." Bu Rina akhirnya menangis.
Rama paling tidak bisa melihat seorang ibu yang telah melahirkannya menangis, wanita pertama yang amat dia sayangi.
"Ma.. mama jangan sedih begini.. Aku jadi bingung harus berbuat apa ma." Ucapnya merasa bersalah.

Book Comment (149)

  • avatar
    PujiantiFitri

    bener gita harus tegas.. laki2 seperti rama tK pantas di pertahankan 😠

    23/06/2022

      0
  • avatar
    LenTracey

    rawr

    11d

      0
  • avatar
    ComPagaden

    bagus

    12d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters