logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 7

Daripada meminta saran pada Emina, Windy lebih memilih untuk menyaksikan wajahnya yang sekarang dengan mata kepala sendiri.
Terlepas dari cantik atau tidak, Windy tidak peduli. Di kehidupan di sana pun, wajah Windy terbilang standar. Tapi bukankah orang-orang bilang kalau cantik itu relatif.
"Semoga tidak jelek, semoga tidak jelek. Jika jelek kasihan gaunnya udah bagus dan mewah." Windy komat kamit sebelum dia membuka kedua tangan yang membentengi wajahnya.
"Stephan El gila. Stephan El bodoh." Itu lah umpatan yang cocok untuk laki-laki berkedudukan raja di Kerajaan Grassland itu.
"Bag-bagaimana bisa dia tidak terpikat dengan wajah secantik ini," batin Windy. Windy pun sebagai perempuan sangat-sangat mengakui dan takjub akan visual yang dimiliki Permaisuri Moon.
Bahkan menurut Windy Permaisuri Moon lebih cantik daripada Rose.
"Tapi kembali ke teori awal, cantik itu relatif," lanjut batin Windy. Tapi tetap, menurutnya Permaisuri Moon lebih cantik, tiga kali lipat lebih cantik dari Rose.
Windy memandang wajah cantik dengan balutan gaun berwarna merah maroon berhiaskan mutiara berbagai bentuk yang membuat orang yang memakainya semakin cantik.
Hidung mancung, bibir berbentuk hati, mata yang lebar dengan sudut mata tajam, rambut pirang panjang sepunggung berhiaskan dua jepit taburan berlian di sisi kanan dan kiri, mata kuning keemasan yang sangat cerah. Penampilan dari pantulan cermin di sana nampak sederhana tapi elegan dan berkelas.
Windy tersenyum dan hal tersebut membuat wajah nya nampak semakin cantik saja.
"Sudah lama anda tidak tersenyum seperti itu," celatuk seseorang dari belakang, Windy pun berbalik. Orang yang berkata barusan adalah Emina.
Windy tahu di novel, Permaisuri Moon dikenal lemah lembut dan baik hati di kalangan para pelayan istana. Tidak mungkin tidak pernah tersenyum bukan?
Apa 'tersenyum' yang dimaksud Emy adalah senyuman yang lain, pikirnya.
Apa hal itu ada hubungannya dengan Raja El, mengingat Permaisuri Moon sangat mencintai laki-laki itu? pikirnya lagi.
Tiba-tiba hati Windy merasa sakit akibat praduga yang dibuatnya itu. Apa perasaan yang dirasakannya kini menandakan bahwa praduga nya benar?
"Permaisuri?! Apa and_"
"Aku baik-baik saja Emy." Windy tahu perempuan berambut cokelat itu tengah mengkhawatirkan perasannya.
Berbanding terbalik dengan perkataan Windy barusan, Emina menemukan sosok didepannya itu ambruk seraya mengeluarkan isakan kecil.
"Hiks hiks, Emy sejak kapan aku merasakan hal seperti ini?" tanya Windy. Kini Emina ikut terduduk dan memeluknya dari samping.
Tidak peduli dengan beban kecil yang dirasakan di pundak, Emina tidak menyingkirkan kepala Windy yang tengah bersandar padanya itu.
"Yang Mulia, anda_ justru saya bertanya kepada anda, sejak kapan anda bersikap seperti. Dari dulu anda tidak pernah memperlihatkan kesedihan anda. Dan sekarang, saya senang anda bisa terbuka seperti ini kepada saya," tutur Emina seraya mengeratkan pelukannya.
Apa?! Apa yang Emina bilang?!
Ternyata Permaisuri Moon sedari dulu menyimpan rasa sakit itu sendirian. Pantas saja di novel, diceritakan ada adegan dimana saat dihukum, Permaisuri Moon tidak menyukai tatapan iba dari para pekerja istana.
Hal tersebut membuktikan bahwa sebenarnya Permaisuri Moon memiliki harga diri yang tinggi, tapi harga diri tersebut didepan Stephan seolah kalah karena rasa cintanya yang terlalu besar pada laki-laki itu.
"Stephan sialan! Beraninya kau menyakiti orang yang sangat mencintai mu seperti itu," batin Windy berapi-api.
Jika tidak cinta? Mengapa harus bersikap dingin pada Permaisuri Moon, jika tidak bisa memberikan cinta, berilah perempuan yang baik hati itu kasih sayang. Secuil kasih sayang pun pasti akan dihargai oleh Permaisuri Moon.
Tapi, laki-laki itu malah mencampakkannya seperti barang tidak terpakai, dengan dalih tidak bisa melupakan permaisuri pertamanya. Apa itu masuk akal? Ya, masuk akal untuk orang yang tidak memiliki perasaan seperti Stephan.
Satu lagi, Windy menyayangkan mengapa sosok sekejam Stephan bisa menjadi tokoh utama? Ya, bisa sih, karena banyak kok novel-novel yang tokoh utama pria dingin dan jahat seperti mafia yang luluh oleh orang yang berhati tulus.
Namun, apakah cinta Permaisuri Moon kurang tulus? Ketulusan hati Permaisuri Moon bahkan sudah dibuktikan dengan merelakan nyawa sendiri untuk kebahagiaan orang dia cintai. Kurang tulus apa coba? Sampai-sampai Permaisuri Moon meninggalkan dengan cara yang tragis.
Jika saja Windy orang punya rasa hormat, ingin sekali dia memberikan sumpah serapah pada orang yang membuat novel itu. Tapi tidak, Windy adalah orang yang senantiasa melihat dari berbagai sudut pandang, tidak hanya satu sudut pandang saja.
"Jika novel itu mengambil sudut pandang Rose, sekarang aku akan membuat cerita dari sudut pandang Permaisuri. Aku akan membuat tokoh ini bahagia, apapun yang terjadi," tekad Windy. Dia menyeka kasar air matanya.
"Terimakasih Emy," ucap Windy seraya melepaskan dekapan Emina.
"Anda baik-baik saja Yang Mulia?!" tanya Emina memastikan. Windy mengangguk pasti.
"Aku jauh lebih baik sekarang." Emina tersenyum.
"Jika anda membutuh orang untuk menghibur hati Anda, akan saya lakukan."
"Baiklah. Kapan-kapan aku akan menyuruh mu. Tapi tidak sekarang." Windy menghela nafas.
"Apa yang harus dilakukan sekarang?! Aku harus memulai dari mana?" batin Windy berpikir.
Membunuh Stephan secara diam-diam?
Merampas semula harta Stephan?
"Kedua itu terlalu buruk jika dilakukan sekarang," pikir Windy. Ya, meskipun kepercayaan diri Windy sudah kembali sekarang, tapi rasa takutnya terhadap laki-laki bernama Stephan itu belum hilang.
Kejadian kemarin membuat Windy ngeri sendiri ketika mengingat nya. Laki-laki itu seperti psikopat baginya.
"Maaf Permaisuri Moon, tubuh mu ini dirasuki oleh perempuan biasa yang kerjanya hanya menjadi reseller online shop, bukan seorang jendral maupun gadis bar-bar, aku tidak berani memenggal orang sembarangan ataupun punya keberanian untuk mengatai laki-laki itu seperti kemarin, jika kemarin aku hanya belum tahu sifat yang sangat aslinya saja seperti apa. Jadi yang bisa kulakukan sekarang adalah_"

Book Comment (36)

  • avatar
    RistyVero

    lanjutkan kak, ceritanya menarik dan bagus alurnya aku suka

    12/06/2022

      1
  • avatar
    Ly Yonya

    bagus banget ceritanya 🤩🤩

    20/05/2022

      1
  • avatar
    ZuhriDewi

    Ceritanya bagussss

    1d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters