logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5

Windy membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menyilaukan keluar dari balik jendela, akibat dari Emina yang baru saja menyingkirkan gorden berwarna merah maroon dengan riasan menjuntai berwarna keemasan pada jendela tersebut.
"Yang Mulia anda sudah bangun." Melihat mata perempuan yang tengah terbaring di kasur berwarna putih itu terbuka, Emina langsung menghentikan aktivitasnya setelah menggeser gorden dengan sempurna.
Windy membangkitkan diri seraya menyentuh samar dahinya yang ternyata sudah terbalut benda semacam kapas.
Windy yang tadinya hendak memijat dahi pun tidak jadi, keberadaan perban itu menghalangi niatnya.
Segelas air putih jernih segera Emina berikan pada Windy. Windy pun menerimanya tanpa protes.
"Yang Mulia kemarin dokter Langwidere sudah memeriksa anda dan memberikan obat. Anda harus sarapan sekarang. Sarapan apa yang inginkan?!" tanya Emina sesaat setelah Windy menjauhkan diri dari gelas panjang yang menyisakan tiga perempat air putih itu.
Kalimat terakhir yang mengandung pertanyaan itu membuat Windy melongo sesaat.
Sarapan yang Windy inginkan?!Apakah dia akan dijamu seperti di restoran-restoran mahal?! pikir Windy.
Itu salah satu keinginan Windy yang dari dulu hanya bisa memandangi bangunan restorannya saja, tanpa bisa masuk ke sana karena tidak punya uang yang banyak untuk membeli menu-menu yang pasti dirasa mahal itu.
Untung saja insiden mengerikan kemarin tidak menyebabkan gigi-gigi Windy ompong. Rasa sakit di hidung dan bibir Windy pun sudah hilang. Hanya rasa sakit kepala saja yang kini Windy rasakan. Jadi, Windy masih punya selera makan.
"Aku ingin menu-menu yang paling spesial dan enak yang ada di istana ini," ucap Windy kemudian tersenyum cerah.
Emina pun mengulas senyum cerah juga. Senang rasanya sang permaisuri yang ada dihadapannya itu tampaknya cepat pulih dengan mengulas sebuah senyum cantik pula.
"Baiklah Yang Mulia. Makanan penutupnya?"
Alis Windy nyaris menyatu setelah mendengar pertanyaan lainnya dari Emina. Melihat raut wajah Windy yang seolah kebingungan, Emina pun berkata.
"Desert Yang Mulia. Apa desert yang anda inginkan?" ulang Emina. Ya, Permaisuri Moon lebih suka menyebut makanan penutup dengan kata 'desert'.
"O-oh..." Windy mengingat kata itu. Kata yang biasa diucapkan oleh chef-chef terkenal di televisi.
Kayak makanan manis yang bentuknya kecil-kecil itu kan, pikir Windy.
"Mmm aku ingin cupcake rasa coklat, rasa stroberi, rasa kopi, mmm juga waffle berisi es krim vanilla, mmm brownis, kue tart kecil, dan kue keju yang lembut. Aku juga ingin jus buah naga, jus lemon yang menyegarkan, dan es kelapa muda," jawab Windy menyebutkan sebagian kecil makanan yang dia impikan di dunia nyata. Karena jika dia pesan kebanyakan takut mubasir, pikirnya.
Perempuan itu tidak sadar bahwa pesanan yang dia sebutkan barusan pun banyak.
Kedatangan dua troli makanan ke kamar membuat Windy kegirangan seperti orang kampung. Sementara pembawa troli tersenyum merekah melihat sang permaisuri yang sepertinya tengah senang di tengah kondisinya yang belum benar-benar pulih.
"Maaf Yang Mulia." Windy pun memundurkan tubuhnya ketika Emina hendak meletakkan meja bundar tipis di antara kedua kakinya.
Windy sudah seperti di surga saja. Ah tidak, hanya saja di dunia nyata Windy tidak pernah merasakan kemewahan seperti itu. Ingin hidup berkecukupan pun, Windy harus berusaha keras.
"Ini daging steak daging wagyu dengan saus barbeque bawang bombai." Emina menyajikan makan yang dia katakan tadi di meja.
"Nasinya?" celatuk Windy dengan polosnya.
"O-oh, biasanya anda mengganti nasi dengan mess potato. Baiklah say_"
"Tidak usah, mana potato potato itu," tolak Windy. Dia tidak ingin menyusahkan Emina lagi. Hidangan yang tersedia di sana rasanya sudah lebih lebih dari cukup membuat perutnya kenyang.
"Baiklah." Mangkuk keramik putih berisi kukusan kentang yang sudah dihaluskan itu ditaruh oleh Emina di tempat yang sama. Dia pun meletakkan hidangan udang dan dua hidangan lainnya di tempat yang sama.
"Troli desert nya letakan di sana." Tunjuk Windy di daerah bagian samping tidurnya. Empat macam makanan di depan belum sempat dia sentuh samasekali, meski air liurnya sudah hampir mau keluar.
Setelah melihat troli berisi berbagai macam jenis desert pada posisi yang benar, Windy mengulas senyum tipis sebelum mengatakan,"Kalian keluar dari kamar ku. Aku tidak ingin diganggu."
Refleks Emina menghalau para pelayan dengan tangannya. "Kau juga Emy," perintah Windy kemudian. Dia mengangguk melihat Emina yang seolah-olah bertanya kebenaran akan perintah keduanya itu.
"Kau juga Emy. Aku ingin makan dengan tenang."
Meskipun berat hati meninggalkan sang permaisuri sarapan sendirian, tapi apa boleh buat, Emina tidak bisa melakukan hal apapun kecuali mengangguk.
"Jika ada hal yang dibutuhkan oleh Yang Mulia, gerakan saja loncengnya." Entah mengapa Windy melirik ke samping, terdapat sebuah lonceng kecil berwarna tembaga di sana.
Untuk kesekian kalinya Windy mengulas senyum,"Tentu saja."
Semua orang keluar dari kamar dengan dominasi warna merah maroon itu. Kini tinggallah Windy di sana, sendirian.
"Ahhhh, akhirnya."
Sebelum dua troli datang, Windy sudah menggosok gigi dibantu oleh Emina di tempat tidur, tidak di kamar mandi. Jadi tidak hal yang dirasa jijik yang akan menghalangi niat Windy untuk langsung menyambar semua hidangan itu.
Windy menggesek-gesekan kedua telapak tangannya, merasa tidak sabar. Mana dulu makan yang harus disantapnya.
"Semuanya tampak enak," gumam Windy.
"Ini kah rasanya kaum rebahan sesungguhnya?!" batin Windy seraya menikmati daging sapi itu dengan tangan kosong. Sebenarnya dia tahu cara makan steak seperti apa karena suka ada di sinetron-sinetron televisi, tapi dirinya terlampau lapar.
Dipikir-pikir sudah hampir dua puluh empat jam lebih Windy tidak makan. Untung desert yang dia pesan terbilang cukup banyak.
"Oke setelah ini aku harus memanfaatkan situasi ini, menikmati situasi ini, menghindari Raja El, hidup tenang sebagai bos yang selalu dilayani hahaha. Dipikir-pikir itu tidak buruk." Windy pun melanjutkan acara makan nya setelah bermonolog ria.

Book Comment (36)

  • avatar
    RistyVero

    lanjutkan kak, ceritanya menarik dan bagus alurnya aku suka

    12/06/2022

      1
  • avatar
    Ly Yonya

    bagus banget ceritanya 🤩🤩

    20/05/2022

      1
  • avatar
    ZuhriDewi

    Ceritanya bagussss

    1d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters