logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 Kejutan

"Be ... benarkah?" tanya Jean gugup. Refleks, ia sedikit meremas tali tas miliknya.
"Ya, tentu saja. Siapa di perusahaan ini yang tak mengenal Adam, manajer pemasaran? Jika kau ingin tahu, ia adalah seorang 'legenda' di sini!" balas Darren berbinar.
Perlahan-lahan Jean menghembuskan napasnya tanda lega. Ia selamat! Ia pikir dirinya tadi telah ketahuan!
"Aahh ... haha ... hahaha ... haaah!! Legenda apa?" cibir Jean.
Darren mengerutkan alisnya melihat reaksi Jean. Ia kemudian berkata, "Adam adalah karyawan teladan di sini. Ia baru tiga tahun bekerja di perusahaan ini. Dan yang membuatnya menjadi legenda adalah, karena di tahun pertamanya ia berhasil mencapai target fantastis yang membawa kenaikan keuntungan pada perusahaan karena proposal presentasi yang ia berikan. Maka dari itu, ia kemudian diangkat menjadi manajer di perusahaan ini hanya dalam waktu singkat," jelasnya.
"Yeah, tentu saja ...," jawab Jean samar. Darren sendiri hanya mengerutkan alisnya sedikit saat menanggapi reaksi datar Jean.
Jean tak terkesan dengan penjelasan Darren, karena ia sudah tahu benar itu. Ia tahu karena proposal itu adalah proposalnya! Ia yang mengerjakan proposal itu dengan riset dan pemikirannya sendiri, hingga akhirnya mengantarkan Adam ke posisinya seperti sekarang ini dan menjadi 'legenda'. Jean sedikit tersenyum miris jika mengingat itu lagi.
Jean masih ingat betul saat Adam meminta proposalnya untuk ia jadikan referensi agar sekretarisnya dapat mempelajari dan menggunakannya untuk acuan contoh pembuatan proposal berikutnya. Dan ternyata ... ia menggunakan proposal itu untuk kepentingan pribadinya.
"Perkenalkan, namaku adalah Darren Liam Jackman, aku manajer pemasaran baru di sini," ucap Darren tiba-tiba berubah formal.
"Okee ... namaku Jean. Kau sudah mendengarnya tadi. Bisakah aku minta nomor ponselmu?" tanya Jean.
"Wah ... kau cukup agresif juga rupanya ya?" balas Darren sambil tersenyum menggodanya.
"Oh, please ... aku meminta nomor ponselmu agar hanya aku bisa mengganti biaya penatu untuk setelanmu," jelas Jean sambil menyodorkan ponselnya.
"Oke, tentu!" ucapnya lagi. Ia kemudian menerima ponsel Jean dan mencatat nomornya sendiri ke dalamnya. Setelahnya, Darren melakukan panggilan dengan ponsel Jean, hingga nomor Jean tertera di ponselnya kemudian.
"Sekali lagi aku ucapkan terima kasih untuk bantuanmu. Mm ... bolehkah aku meminta sedikit bantuan lagi?" tanya Jean kemudian.
"Tentu, tak masalah," jawab Darren.
"Aku rasa, aku masih membutuhkan jasmu sampai ke tempat di mana aku memarkirkan mobilku."
Darren tersenyum dan mengangguk. Ia mengerti, Jean tak akan mungkin berjalan dengan pakaian basah yang tampak jelas memperlihatkan siluet lekuk indah dari kedua bukit kembarnya. Karna ia telah mengamatinya sendiri tadi.
Darren akhirnya mengikuti Jean hingga sampai ke tempat di mana ia memarkir kendaraannya itu. Ia menunggu Jean masuk ke dalam mobilnya hingga wanita itu kembali menyerahkan jasnya.
"Ada satu pertanyaan yang belum sempat aku lanjutkan tadi ketika menyapamu," ucap Darren di balik pintu mobil Jean yang terbuka.
"Apa itu?"
Darren sedikit membungkuk di sisi pintu pengemudi, dan berkata lagi, "Maukah kau bekerja di sini dan menjadi sekretarisku?" tanyanya.
Jean sedikit terkejut dengan penawaran yang tiba-tiba Darren berikan. Hanya butuh waktu beberapa detik saja untuk ia akhirnya tersenyum dan menggeleng.
"Tidak, tapi ... terima kasih," ucapnya kemudian.
"Kenapa? Apa kau sudah bekerja di tempat lain?" tanyanya lagi.
"Ya, dan selain itu, aku tak memiliki pendidikan formal untuk dapat menjadi seorang sekretaris sebelumnya."
"Apa jurusan yang kau ambil sebelumnya?" tanyanya lagi.
"Aku mengambil jurusan ekonomi," jawab Jean.
"Apa kau yakin kau tak tertarik? Aku bisa mengatur itu. Lagipula aku juga membutuhkan seseorang yang mampu dalam menganalisis risiko keuangan, menganalisis data, peneliti ekonomi, menganalisis investasi, maupun peran sektor publik. Yah, semacam itulah. Aku yakin kau pasti mampu. Bagaimana?" tawarnya lagi.
"Maaf ...," Jean menggeleng sambil tersenyum masam. "Serius, kau sedikit aneh, Tuan. Karena kau begitu saja menawari pekerjaan pada orang asing yang random yang kau temui tanpa sengaja. Apa itu semacam kebiasaanmu atau apa?" tanya Jean sedikit takjub.
Darren tergelak. "Hei, aku hanya berbaik hati menawarimu sesuatu yang bagus, bukan? Dan aku melakukannya karena aku tertarik padamu," jawabnya tanpa malu-malu.
Jean tersenyum dan memutar kedua bola matanya. "Oh, please ... apa ini adalah semacam cara baru untuk merayu seorang wanita yang baru saja kau temui?" tanyanya seolah tsk percaya.
"Mungkin," Darren mengangkat kedua bahunya dengan santai.
"Oh, ya ampun, kau adalah Tuan Perayu," komentar Jean.
Darren tergelak mendengar sebutan yang dilontarkan Jean padanya. "Well ... oke, baiklah. Walau sangat disayangkan kau menolak tawaranku, tapi setidaknya aku sudah memiliki nomormu," ucap Darren sambil tersenyum singkat. "Kalau begitu, aku akan menghubungimu untuk biaya ini," jelasnya lagi sambil mengangkat jasnya.
"Tentu," balas Jean.
"Oh, by the way, Nona Jean," panggilnya lagi saat Jean hendak menyalakan mesin mobilnya. "Sebaiknya kau tetap memakai kacamatamu, karena aku masih dapat dengan jelas melihat jejak 'menangis semalaman' di bawah matamu itu. Ck ... sungguh, patah hati kepada pria seperti Adam pasti sangat menyakitkan ya?" komentarnya lagi dengan wajah seolah ikut prihatin.
Jean yang terkejut dengan ucapan Darren, hanya dapat mengerjap sesaat. Sampai ia akhirnya menyadari ucapannya itu. "Apa kau baru saja mengolokku?!" ucapnya tak percaya sambil melongokkan kepalanya keluar jendela.
Darren hanya tertawa jahil dan melambai dengan santai sebelum akhirnya ia berlalu dari sana.
"Hei!" teriak Jean lagi.
****
Sudah seharian ini Jean berkeliling menghabiskan waktu untuk mencari apartemen untuknya sendiri. Ia telah mendapat sebuah tempat yang bagus dan nyaman, bahkan ia telah membayar sewanya untuk setahun kedepan. Selanjutnya, ia berencana akan membeli apartemennya sendiri setelah semua proses perceraiannya dengan Adam selesai sampai ia mendapatkan uangnya lagi.
Jean berkendara perlahan menuju jalanan tempat tinggalnya saat bersama Adam. Ia harus kembali ke rumah itu untuk mengambil lagi sebagian barang-barangnya yang masih diperlukan dalam waktu dekat ini.
Mobil kecilnya yang berjalan perlahan menyusuri jalanan itu harus ia hentikan secara mendadak karena Jean menangkap pemandangan yang membuatnya sedikit kesal.
Dari kejauhan, ia masih dapat melihat dengan jelas saat mobil Adam yang baru saja sampai, terparkir di halaman depan rumah mereka. Pria itu tampaknya baru saja kembali dari kantornya.
Beberapa saat setelah Adam keluar dari mobilnya, di detik berikutnya, dari sisi penumpang keluar Sharon yang kemudian dengan manja bergelayut dan berciuman dengan Adam sebelum mereka berdua akhirnya masuk ke dalam rumah.
Tak ayal, pemandangan itu membuat darah Jean mendidih seketika. Ia mencengkeram erat kemudi mobilnya kuat-kuat. Ia sungguh tak menduga bahwa Adam akan membawa wanita itu ke dalam rumah mereka hanya dalam waktu sehari setelah ia pergi dari sana!
Ia bahkan tak habis pikir, bagaimana bisa Adam melakukan itu? Walau sekarang keadaan hari sudah malam, bukan berarti ia dapat dengan seenaknya saja membawa masuk seorang wanita sebelum mereka resmi bercerai! Berani-beraninya ia membawa wanita itu ke kediaman mereka. Apa yang ingin ia tunjukkan? Apakah ia ingin semua orang tahu bahwa dirinya bukan lagi nyonya rumah di sana?!
"Kau sungguh keterlaluan Adam! Beraninya kau!" geramnya. "Kau lihat saja nanti, apa yang bisa aku lakukan untukmu!"
Benaknya dipenuhi oleh rencana-rencana liar yang terbentuk secara impulsif karena merespon lagi luka sakit hatinya yang masih begitu berdarah dan belum mengering.
Dengan tatapan tajamnya, Jean menginjak pedal gas kendaraannya dan melesat melewati rumah mereka dengan tekad yang membara.
"Silakan kalian bersenang-senanglah malam ini. Dan tunggulah besok Adam, karena aku memiliki 'kejutan' untukmu," ucapnya dingin.
____****____

Book Comment (143)

  • avatar
    HidayatiAnis

    Emang sih ga tau kek apa rasanya diselingkuhi. tp, membayangkan saja sudah kesal. hanucurin aja tuh dia pria dan wanita gatelnya sekalian!!

    07/08/2022

      1
  • avatar
    LubisDiena

    dari awal bab udah bikin gemes nie ceritanya

    05/05/2022

      4
  • avatar
    Vina_Rosse

    semangat kak 😍 ceritanya menarik. 🥳🥳🥳

    26/04/2022

      11
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters