logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 Keluar dari Rumah

Sharon tengah bersenandung riang dan menyemprot beberapa kali parfum kesukaannya ke beberapa titik di bagian tubuhnya. Ia tahu, bahwa sebentar lagi dirinya pasti akan mendapat kabar yang menggembirakan.
Seolah tak sabar untuk menyambut kedatangan Adam, ia kembali berdiri dan mematut dirinya di depan cermin dengan sesekali berputar riang.
Lingerie hitamnya yang seksi tampak begitu cantik membalut lekuk-lekuk tubuh moleknya. Rambut hitam panjang yang bergelombang, serta mata kehijauan yang menawan, siapa pula pria yang mampu menahan godaan dan hasrat yang begitu menjanjikan dari wanita menggiurkan sepertinya?
"Hmm ... cantiknya aku," pujinya pada dirinya sendiri. Ia tersenyum puas setelahnya.
"Jean si wanita bodoh, bagaimana bisa kau mengalahkanku yang begitu seksi ini?" ucapnya lambat-lambat sambil membelai lekuk tubuhnya sendiri.
"Lihat ... beruntungnya aku, kemolekanku ini dapat menghipnotis pria mana pun yang kuinginkan dengan mudah, hmmmm ...," gumamnya lagi.
Semakin lama, Sharon semakin bergerak intens dengan membelai dan meremas kedua payudaranya sendiri dan mendesah nikmat ketika jemarinya memilin kedua pucuknya yang telah mengeras dengan rangsangannya tadi.
"Ohh ... Adaaam, kembalilah secepatnya, Baby, aku menginginkanmu ... aaah ...," racaunya lagi. Kali ini ia menyelipkan jemari rampingnya ke tengah inti panasnya sendiri dan kembali duduk di atas kursi riasnya untuk menopang tubuhnya.
Kemudian, dengan melebarkan kedua kakinya, Sharon mulai memperdalam permainan jarinya dan mendesah semakin keras karena kenikmatan yang ia ciptakan sendiri.
"Oh ... Adaam ... Baby ... pulanglah, aaah ...," racaunya semakin keras.
Permainannya yang begitu intens itu membuatnya terpejam dan sesekali menjulurkan lidahnya dan menjilat bibirnya sendiri karena kenikmatan yang semakin meningkat yang ia rasakan.
Beberapa saat setelahnya, racauan yang ia buat bersambut manis karena seketika itu juga, mulutnya yang mendesah menerima pagutan panjang yang melenakan dan membuatnya semakin bergairah.
"Apa kau memanggilku, Baby?" gumam Adam disela-sela pagutannya.
Adam yang tengah masuk ke dalam apartemen beberapa saat tadi, mulai menggelap ketika ia mendengar desahan dan teriakan erotis Sharon yang menyebutkan namanya berkali-kali ditengah-tengah kenikmatannya.
Mulutnya seketika mengering saat ia masuk ke dalam kamar dan mendapati pemandangan vulgar yang Sharon berikan padanya untuk menyambut kedatangannya itu.
Gadis nakalnya yang seksi dan memiliki libido yang tinggi itu sungguh-sungguh membuatnya terangsang. Adegan erotis Sharon yang tengah meremas sendiri pucuk payudaranya, dan dengan satu tangan lainnya yang tengah sibuk memanjakan intinya itu membuatnya seketika menegang! Tanpa pikir panjang lagi, ia kemudian bergabung dalam kenikmatan yang tengah Sharon perlihatkan tadi.
"Oh, Baby ... kau sudah di sini? Mana hadiah untukku?" rajuknya manja.
Adam tersenyum sambil memperlihatkan sebuah amplop besar di salah satu tangannya. Melihat itu, mata kehijauan Sharon semakin berbinar. Ia menatap pria berambut kelam sekelam bola matanya itu dengan binal. Adam-nya yang seksi tampak begitu maskulin dengan cambang-cambang teraturnya yang selalu tertata rapi itu membuat Sharon bersikap posesif dengan melingkarkan kedua lengannya pada leher jenjang pria itu.
"Oooh ... Baby, aku akan memanjakanmu semalaman ...," ucapnya sambil tersenyum puas. Ia meraih dasi Adam dan menariknya dengan gaya menggoda yang nakal.
Adam melampar begitu saja amplop yang sebelumnya berada di tangannya hingga jatuh di atas lantai berkarpet itu. Atensinya sekarang hanya tertuju pada wanita terpanas yang sedang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh moleknya itu dengan cara yang menantang.
Selanjutnya, Sharon menatap tajam amplop yang tergeletak di atas lantai berkarpet itu dengan senyum sinisnya saat ia mulai memposisikan dirinya di atas tubuh Adam yang tengah duduk di kursi riasnya, menggantikan tempatnya sebelumnya.
Dengan senyum penuh kemenangan, Sharon mulai membelai kejantanan Adam yang telah terekspos dan mengeras sempurna untuk menyambut inti panasnya yang juga telah siap sedari tadi.
Dengan sekali desakan, Sharon berhasil melesakkan milik Adam ke dalam miliknya sendiri yang sudah begitu mendamba. Berat tubuhnya yang ia tumpukan sepenuhnya pada pinggul Adam, melekatkan kedua gairah panas insan manusia itu dengan tekanan yang sangat dalam. Masing-masing dari mereka mendesah secara bersamaan ketika inti mereka menyentuh surga kenikmatan bagi satu sama lain.
"Oh ... Adaam ... Oh, Babyyy ...." Racauan demi racauan Sharon teriakkan seiring dengan gerakan naik turun pinggulnya yang semakin cepat. Kedua dada dan pantat kenyalnya bergetar dalam remasan kuat jemari Adam yang menopang kokoh surga kenikmatan Sharon yang tengah menjepitnya itu.
Hanya racauan dan desahan Sharon yang memenuhi indra pendengarannya di kamar tidur mereka malam ini. Dan Adam sendiri yakin, bahwa aktivitas mereka ini masih akan berlangsung hingga beberapa jam kedepan, hingga mereka kelelahan setelah mendapatkan pelepasan kenikmatan berkali-kali seperti yang biasa mereka lakukan.
"Kau luar biasa, Baby ...," desahnya pada Sharon.
****
Jean telah selesai mengemas beberapa baju dan barang-barangnya dalam koper-koper besar yang sedang berjajar di dalam kamar tidurnya itu dengan tekad yang masih membara.
Ia akan mulai mengemasi apa pun miliknya yang dapat ia kemasi malam itu juga. Ia hanya tak ingin membuang waktu untuk mulai bergerak meninggalkan rumahnya. Sebenarnya, itu adalah rumah milik mereka berdua yang mereka dapatkan dengan hasil kerja keras mereka sebelumnya. Adam dan Jean masing-masing membayar separuh dari harga rumah itu ketika mereka membelinya bersama.
Selain rumah, mereka juga memiliki beberapa benda-benda kenangan yang mereka beli bersama. Ia hanya tak memiliki waktu untuk memilah-milah mana yang sepenuhnya miliknya dan mana yang bukan. Untuk saat ini, ia hanya mengemasi apa yang terlihat di depannya.
Rencananya, sebelum ia memiliki apartemennya sendiri untuk tempatnya tinggal, ia sementara akan menempati bangunan kecil yang sekarang menjadi usaha toko bunganya itu.
Walau bangunan yang juga telah dimiliknya sendiri itu tak terlalu besar dan bukanlah tempat yang nyaman untuk ditinggali, setidaknya Jean tak perlu bingung untuk tidur sementara ini.
Ia kemudian meraih ponselnya dan menekan sebuah nomor. Dering panggilan terdengar beberapa kali sebelum akhirnya si penerima telepon menerima panggilan Jean.
"Halo, Jasper," sapanya ketika panggilannya kemudian telah tersambung.
"Jean? Ada apa?" tanya Jasper, saudara kembarnya.
"Aku akan bercerai dengan Adam," jelasnya singkat. Ada jeda sebentar setelah Jane mengungkapkan maksudnya.
"Oke ... kau di mana?" tanyanya.
"Aku masih berada di rumah. Dan ... bisakah kau menemuiku? Aku akan berada di tokoku beberapa menit lagi."
"Tentu," jawab Jasper singkat. "Dan Jean ...," panggilnya kemudian. "Kerja bagus, Sis. Kau sudah membuat keputusan yang benar," lanjutnya.
"Ya ...." Tatapan Jean melayang pada ranjang luas di hadapannya yang seolah sedang mengejeknya. "Aku memang sudah menyetujui keputusan yang tepat."
Ia mendadak kembali merasa mual dan jijik dengan kelebatan bayangan dirinya yang pernah bercumbu dan bergumul di atas ranjang itu dengan pria berengsek yang sudah menjadi suaminya beberapa tahun ini. Ah tidak, mantan suami. Karena ia merasa saat ini ingin buru-buru menyandang status sebagai seorang mantan istri dengan segera.
"Aku akan segera ke sana. Tunggulah aku," ucap Jasper lagi.
"Ya, Jas ...," balas Jean.
Dengan langkah tegap, Jean mulai menyeret beberapa koper yang bisa dibawanya dan segera keluar dari kamar tidurnya. Ia bertekad akan keluar dari rumah itu sekarang juga.
____****____

Book Comment (143)

  • avatar
    HidayatiAnis

    Emang sih ga tau kek apa rasanya diselingkuhi. tp, membayangkan saja sudah kesal. hanucurin aja tuh dia pria dan wanita gatelnya sekalian!!

    07/08/2022

      1
  • avatar
    LubisDiena

    dari awal bab udah bikin gemes nie ceritanya

    05/05/2022

      4
  • avatar
    Vina_Rosse

    semangat kak 😍 ceritanya menarik. 🥳🥳🥳

    26/04/2022

      11
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters