logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Yes, We Are EARTHSEED!

Yes, We Are EARTHSEED!

Ditarina


File 1 : Dome V-Corporation

"Kami sudah menemukan lokasi dimana Serenada berada, Tuan Presiden!"
"Dimana dia, Tuan Qin?"
"Menurut laporan mata-mata kita, dia berada di satu tempat bernama Nuuswantaara. Tempat ini aneh, sangat sulit terdeteksi lewat satelit. Tapi tenang saja, teknologi kita sudah mampu mengunci lokasi persisnya."
Hologram Toni Rodgers nampak sesekali hilang timbul. Ia kini tak lagi memiliki tubuh fisik. Usai melawan Artemis saat itu, tubuhnya tak mampu lagi diselamatkan. Masa pakai tubuh buatan untuknya telah selesai. Demi kelangsungan hidupnya, otak Toni dimasukkan pada tabung Kriogenik. Terdapat kabel khusus yang menghubungkan otaknya dengan alat khusus pemancar hologram dirinya sendiri.
"Segera lakukan pencarian lagi! Aku sangat membutuhkan tubuh itu."
"Tentu saja, Tuan Presiden. Tapi...."
Meski Toni tak memiliki tubuh fisik, namun ia masih berkuasa. Tuan Qin yang menjadi orang kepercayaannya selama ini sangat patuh terhadap semua perintahnya. Serenada selalu diawasi hingga sempat terhenti saat jejaknya menghilang. Saat ditelusuri kembali, mereka menemukan bahwa anak Toni Rodgers itu telah berada di Nuuswantaara.
"Apa kau menolak perintahku, Tuan Qin? Semua fasilitas yang ada telah kuberikan. Lalu mau apa lagi? Hah!"
"Bu-bukan begitu, Tuan Presiden! Menurut kabar juga, anak anda sekarang menikah dengan Artemis La Yori dan sepenuhnya berada dalam perlindungan...."
"Artemis? Dia yang membuatku jadi seperti ini! Kau siapkan Cyborg terbaik kita untuk melawannya. Bawa juga banyak robot dari sini!"
"Siap, Tuan Presiden!"
"Ayah tak perlu lakukan itu!"
"Ryuzen anakku, apa yang terjadi pada tubuhmu?"
Nampak seorang laki-laki berdiri sambil melipat kedua tangannya diatas dadanya. Tubuh kekarnya nampak sangar dibalik pakaian tanpa lengannya. Padahal kondisi di dalam Dome itu dingin. Namun dia bisa bertahan dengan pakaian semacam itu. Ryuzen mulai berjalan perlahan mendekati ayahnya.
"Masa kita sudah dimulai, ayah!"
Tuan Qin masih tak paham dengan maksud anaknya itu. Keningnya nampak berkerut, mencoba untuk menelaah kata-katanya. Berulang kali ia melihat tubuh anaknya yang semula biasa kini bisa seperti itu. Ryuzen paham ayahnya masih heran dengan bentuk baru tubuhnya itu.
"Berkat serum yang diberikan oleh si tua Max itu, kini aku bisa memiliki tubuh sekuat baja."
"Max membuatmu menjadi percobaannya?"
"Hahaha... ya ayah! Mau melihatnya sekarang?"
Ryuzen mendekati tabung Kriogenik yang berisi otak Toni Rodgers. Sementara di lain tempat, Max melangkah hendak masuk ke ruang dimana Ryuzen dan Tuan Qin berada. Namun kakinya terhenti di pintu, ia hanya berani mengintip dari luar. Sementara itu, langkah Ryuzen semakin dekat. Hologram Toni Rodgers mulai berbicara padanya.
"Ryuzen, kau tidak sopan memasuki ruangan ini! Cepat pergi!"
"Pergi? Anda yang seharusnya pergi dari sini, Tuan Presiden! Heaaaargh!"
"Praaaaang!"
"Apa yang...aaarkh!"
Seketika hologram Toni Rodgers menghilang usai kaca tabung Kriogenik itu pecah. Tuan Qin dan tentu saja Max terkejut melihat Ryuzen memukul kacanya. Cairan di dalam tabung itu keluar membasahi lantai ruangan ini. Ryuzen tertawa keras hingga suaranya membahana. Baru ia memandang ayahnya yang nampak ketakutan.
"Ryuzen... kau telah membunuh Tuan Toni Rodgers!"
"Lalu ayah selama ini mau diperintah oleh otak itu? Ayah, sudah saatnya kau menjadi pemimpin di dalam Dome ini."
Pupil mata Tuan Qin melebar, ia mulai membenarkan kata-kata anaknya. Baru ia ikut tertawa sesudahnya. Dirinya merasa bodoh terlalu setia dengan Toni Rodgers selama ini. Tuan Qin menepuk pundak anak semata wayangnya itu.
"Kau benar, Ryuzen! Sekarang ayah bisa memimpin Dome ini."
"Dan juga seluruh dunia!"
"Seluruh dunia katamu?"
Ryuzen tak menjawab pertanyaan ayahnya itu. Ia malah memanggil nama seseorang. Max agaknya terkejut melihat seorang wanita berpakaian serba hitam masuk dengan santainya ke ruangan itu. Padahal sedari tadi ia tak melihat seorangpun ada disini kecuali dirinya. Lalu darimana perempuan ini?
"Siapa dia, anakku?"
"Namanya Vhina, ayah! Berkat dia, aku jadi punya sesuatu yang bisa membuat kita berdua berkuasa. Vhina, ceritakan pada ayahku!"
Perempuan itu mulai bercerita bahwa ada kekuatan besar untuk menjadikan mereka berdua sebagai pemimpin dunia. Sumber kekuatan itu berasal dari batu yang disebut Gemstone. Kata Vhina, tidak semua Gemstone memiliki kekuatan besar.
"Hanya batu Gemstone yang dijaga oleh para EARTHSEED Stone saja, Tuan Qin."
"Kita bisa mencari batu itu, lalu menggabungkannya dengan kekuatan kegelapan milik Vhina. Kemudian kita bisa menyerapnya."
"Huh! Kau tidak sedang berkhayal bukan?"
"Tidak, ayah! Kekuatan pada batu itu bisa membuat siapapun menjadi tunduk. Seluruh isi Bumi ini akan bertekuk lutut pada kita berdua hahaha...!"
"Anakku ini sangat cerdas! Baiklah, aku akan umumkan dulu pada seluruh penghuni Dome V-Corporation bahwa sekarang pemimpin baru disini adalah Tuan Presiden Qin."
"Lakukan itu, ayah! Aku dan Vhina akan mencari keempat Gemstone khusus itu di area yang bernama Nuuswantaara."
"Katakan kalau kau nantinya butuh sesuatu pada ayah, Ryuzen."
"Ya, ayah! Ayo Vhina, kita pergi sekarang!"
Ryuzen dan Vhina pergi keluar dari ruangan itu. Max nampak gelagapan dan berusaha kabur duluan. Meski tubuh tuanya nyaris saja terjatuh, ia terus saja berlari. Takut jika anak Tuan Qin itu berbuat sesuatu padanya. Ryuzen memergokinya dan ia sangat marah.
"Max, kau mendengar semuanya! Aku akan meremukkan tulang...."
"Biarkan saja, Ryuzen!"
"Kau tidak tahu, Vhina! Dia sangat setiap pada Toni Rodgers. Pasti Max akan...."
"Percayalah padaku, Ryuzen! Si tua Max tak akan berbuat apapun disini. Junjungannya baru saja kau bunuh bukan?"
"Ya, kau benar!"
"Dia pasti ketakutan dan kabur dari sini. Lebih baik kita berdua siapkan semuanya, agar bisa berangkat menuju Nuuswantaara. Waktu kita tidak banyak, Ryuzen!"
Anak Tuan Qin itu menatap Vhina, lalu tersenyum. Perempuan berbaju serba hitam tadi juga membalas senyumannya. Mereka berdua berjalan menyusuri lorong laboratorium utama.
***
Sementara itu di X-Marank City
Seorang nenek sedang mengkocok kartu Tarot miliknya. Kemudian mengambilnya secara acak untuk diletakkan diatas meja yang sudah diberi penerangan lilin. Ia mulai bergumam sendiri.
"Ooh... aku melihat bahaya pada kartu ini. Firasatku buruk!"
"Kaok! Kaok!"
"Suara burung gagak? Tapi apa yang...aaarkh!"
Angin bertiup kencang, membuat lilin diatas meja itu mati. Ruangan tempat nenek itu berada menjadi gelap gulita. Perempuan tua tadi terus berteriak. Kartu Tarot miliknya mulai berterbangan tak tentu arah.
"Istriku sayang! A-apa yang terjadiii?"
"A-aku tidak tahu, suamiku! Setelah suara burung gagak tadi anginnya kencang sekaliii...aaarkh!"
"Tutup bukaan kartu Tarotnya, sayang!"
"A-aku tidak bisaaa...! Anginnya kencang sekali ooh...."
Akhirnya sang kakek yang mencoba untuk menghentikannya. Ia lakukan gerakan tertentu semacam kuncian gaib. Baru anginnya berhenti berhembus. Nenek tadi akhirnya terjatuh, suaminya berusaha membangunkannya.
"Kaok! Kaok!"
"Ah, suara burung gagak! Tadi aku mendapatkan pesan dari dimensi lain."
"Apa itu suamiku?"
"Artemis dalam bahaya! Selain itu, ada kekuatan kegelapan yang pernah kita kurung dulu kini bangkit kembali."
Nenek tadi hanya terdiam mendengar kata-kata itu. Ia mencoba melihat wajah suaminya yang penuh dengan keriput sama seperti dirinya, dalam gelapnya malam yang hanya dibantu cahaya rembulan. Seolah rasa tak percaya dengan penuturuan lelaki tua yang kini ada dihadapannya.
"Vhina, The Dark Queen! A-aku pernah mengurungnya pada kartu Tarot milik Madam Elluna. Tapi bagaimana bisa dia lolos?"
"Kurasa ada seseorang yang tak sengaja merusak segel buatanmu itu, sayang."
"Ooh... dalam usia kita yang sudah renta ini. Mampukah kita berdua menghadapi kekuatannya itu, suamiku?"
Tangan keriput lelaki tua tadi memegang tangan istrinya. Ia meyakinkan bahwa kekuatan supranatural cahaya yang mereka miliki mampu melawan kekuatan kegelapan milik Vhina.
"Kita tidak sendirian, sayang! Aku akan menghubungi Wanara lewat telepati. Yakin dan percayalah, ada para EARTHSEED yang bisa membantu!"
Catatan Penulis :
Kriogenik atau Cyrogenic dalam kenyataannya memang sudah ada. Itu adalah cara untuk membekukan tubuh manusia yang telah mati dalam cairan nitrogen khusus. Harapannya agar bisa dihidupkan kembali nantinya. Namun hingga kini belum ada satu manusia yang berhasil dihidupkan dari teknologi Cyrogenic ini.

Book Comment (226)

  • avatar
    O Ye Soes

    simpan.. baca nanti yg lin blim kelar bacanya

    5d

      0
  • avatar
    RamadaniIzza

    kisah moderen dan bagus👍

    10d

      0
  • avatar
    AyundaNovita

    Cerita ny sangat menarik sekali

    11d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters