logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 5 Selamat Datang Kembali

Clara tidak pernah menyangka bahwa Thyme masih mengingatnya. Mereka dulu hanya bertemu mungkin dua kali saja, plus yang terakhir ketika ia mau pemberangkatan. Pertama ketika berada di rumah sakit, dimana ia mengejar Clara kecil yang merasa tidak dihargai oleh Mamanya. Kedua ketika tidak sengaja mereka bertemu di pematang sawah, dengan keadaan dimana Clara berjalan karena ban sepedanya bocor. Dan yang ketiga waktu perpisahan terakhir. Selain itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Bahkan komunikasi sejenis chat, line, whatsapp, video, dan apalah itu tidak pernah dilakukan. Mereka saling lost contact. Bahkan tidak ada indikasi untuk saling bertemu dan menyapa.
Pikir Clara, Rossa kecil sangat buruk rupa sehingga tidak perlu diingat lagi oleh siapapun. Toh, di masa kecil ia tidak memiliki jasa atau hal berharga yang patut dibanggakan. Semua hanya tentang kenangan pahit dan gunjingan orang orang. Namun, kembali lagi prasangka Clara salah. Ada yang masih mengingatnya.
Apa yang tadi disampaikan Talita? Apa maksudnya? Mengapa kakanya tiba tiba mengirimi dirinya sekuntum Mawar, pita merah dan kartu ucapan? Oh yaa... Kartu ucapan itu bertuliskan "selamat datang kembali ke Indonesia". Sungguh ucapan yang manis. Membuat Clara tidak henti hentinya memandang pemberian itu selama di perjalanan ke lokasi pemotretan.
"Kak Thyme menitipkan itu untuk kakak. Dia senang sekali ketika mendengar kakak mau kembali. Katanya delapan tahun sangat lama baginya." ucap gadis kecil Talita dengan polosnya.
Apakah Thyme hanya merayunya belaka? Padahal ia sama sekali tidak bermaksud? Tunggu tunggu... Apakah dia sudah mengetahui perubahan Rossa ke Clara? Melalui siapa? Talita kah atau mungkin... Media sosialnya? Ah.. Iya. Clara yakin seorang Thyme bisa melakukan stalking ke media sosialnya. Apalagi akun Clara tidak pernah di private. Tentu itu perkara mudah baginya.
Dari itu semuanya, apakah Clara akan percaya begitu saja bahwa Thyme benar - benar masih mengharapkannya? Dan apakah benar yang dirasakan oleh Clara juga demikian? Ia berharap tidak ada yang memberinya harapan palsu. Thyme bisa dibilang pria yang ia kagumi di masa kecil. Ia berbeda dari pria pada umumnya yang mengolok - olok dirinya sebagai si buruk rupa.
Rossa kecil dulu memang sempat berdoa, agar suatu saat nanti pria itu benar benar ada di sisinya. Menemani ia bermain, makan, bersepeda, dan apalagi... Intinya menemani dimanapun ia ingin pergi.
Pertanyaannya, akankah ia tetap memiliki karakter yang sama seperti dirinya dulu? Yang tentunya tidak hanya menerima fisik tetapi juga hati Clara. Clara berharap jawabannya iya.
Lalu sekarang pertanyaannya, dimana Thyme? Mengapa dia tidak menemuinya langsung dan malah menitipkan bunga itu kepada adik perempuannya? Clara jadi penasaran, bagaimana transformasi Thyme yang dulu dengan Thyme yang sekarang? Apakah ia masih berkaca mata dan terlihat culun? Ataukah sudah berotot dan terlihat cool? Ah.. Clara tidak suka menebak nebak lagi. Itu membuatnya kacau dan menggila. Clara sangat ingin bertemu dengan Thyme. Apalagi kata Talita tadi, delapan tahunnya begitu lama. Apakah itu karena tidak ada dirinya, sehingga terkesan sangat lama? Ohh oh... Clara tidak sepenting itu, pikirnya.
"Pak, lebih cepat lagi ya. Saya sudah ditunggu ke lokasi."
Ungkap gadis itu sembari tersenyum senyum memandang sekuntum bunga Mawar. Ia lantas memotret dengan kamera dan mempostingnya di feed instagram. Selang beberapa menit, sudah ribuan orang yang menyukai foto itu dan ratusan yang memberikan komentar. Mereka mulai menebak nebak tentang sosok laki laki pujaan Clara. Seperti apa dirinya? Ungkap mereka penasaran. Ini mungkin terkesan frontal dan tiba tiba karena Clara belum pernah memosting sesuatu yang berhubungan dengan pria yang ia sukai.
**
Anan tidak pernah menyangka bahwa Clara akan mendapatkan... Apa tadi, sekuntum bunga Mawar sebagai bagian dari perasaan Cinta yang dinyatakan? Sial!! Melihat itu membuat harapan yang sudah ia bangun bertahun - tahun pupus. Yang diharapkan Anan adalah hidup bersama dengan gadis yang ia cintai, yaitu Clara. Dia sudah menunggu sangat lama. Bertahun tahun itu juga tidak ingin ia anggap sebagai kesia-siaan belaka. Ia tidak ingin pulang tanpa membawa apa - apa kecuali mendapatkan Cinta dari gadis cantik itu.
Namun tadi, siapa yang bisa membatasi Clara dengan senyum lebar merekah itu? Sebahagia apapun Clara dengan Anan, ia tidak pernah menampakkan senyum semacam itu. Memang berbeda mungkin, senyum antara sahabat dan orang yang disukai. Namun apakah selama bertahun tahun itu, Clara hanya menganggap Anan sebagai sahabat? Apakah tidak ada setitik saja perasaan tertoreh untuknya? Menyedihkan jika jawabannya iya.
Siall! Dia tak suka berada dalam situasi seperti ini. Ditambah gadis tadi, yang setingkat dengan Anan di sekolah namun berbeda kelas mengatakan satu hal yang membuat Anan tercengang.
"Kak Clara milik kakakku, jangan diganggu!"
Itu ucapan dari gadis yang terlihat lebih muda darinya. Ucapan yang sangat tegas dan meyakinkan. Seakan akan tidak ada ruang untuknya bisa bersama Clara. Siapa dia sebenarnya, berani sekali mengatakan hal demikian. Seakan - akan dirinya begitu mengenal Clara. Padahal mereka mungkin hanya bertemu dua kali.
Anan langsung lemas. Seperti tak punya kuasa atas itu semua jika benar adanya.
Ya, siang itu ketika Anan keluar dari kafe, ia melihat Clara bersama dengan seseorang. Orang itu memakai seragam almamater SMA Semesta.
Anan sempat melihat - melihat mereka berdua saling berbicara. Intens dan penting. Clara berkali kali mengelus rambut gadis itu, seperti mereka sudah mengenal satu sama lain. Dan ternyata benar. Mereka dipertemukan semasa Clara kecil. Anan tidak pernah tahu tentang pertemuan itu. Bagaimana kisahnya dan apa saja yang terjadi. Ternyata hal itu menjadi sesuatu yang sifatnya besar. Berpengaruh untuk kehidupan mereka mendatang.
Anan sempat mengira bahwa dalam hidup Clara, tidak ada satu hal pun yang tidak ia ketahui. Setiap detik dan menitnya ia akan tahu. Setiap hari mereka berkomunikasi dan selalu bercerita tentang semua hal. Tetapi yang ini, kenapa Clara tidak pernah menyinggungnya sama sekali. Apakah Anan tidak layak mengetahui tentang kisah cintanya, sehingga ia tidak memberitahunya.
Tolonglah Clara, setidaknya kamu mau berbagi meski pria itu bukan aku, batin Anan.
Kringg! Ada notifikasi muncul di layar Anan. Ia segera membuka, disana muncul akun instagram Clara yang memposting sesuatu. Dibukanya lama itu, dan Clara memosting sekuntum bunga Mawar, dan kartu ucapan serta ikat rambut berwarna merah jenis pita. Warnanya dominan merah semua. Apa ini tanda dari warna merah? Apakah benar tentang pernyataan perasaan dan Cinta? Kenapa harus di hari pertama Clara di negeri ini. Sebentar.. Caption itu juga bertuliskan "selamat datang kembali di Indonesia". Sial!
Tunggu dulu.
Anan harus segera mengonfirmasi kepada Clara. Barangkali semua itu hanya asumsi Anan belaka. Ia tidak ingin sesuatu yang besar terjadi diantar dia dan pria itu, entah siapa namanya Anan tidak peduli.
**
Dari penulis:
Hai para author dan readers. Kalau suka boleh dong minta subscribe, and reviewnya ya kakak-kakak. Plus hadiahnya juga boleh, saya akan sangat mengapresiasi itu. Semoga betah singgah disini yah kaa. Oh ya, jika mau collab atau kerjasama tentang kepenulisan boleh hubungi saya via DM... Thank you so much :)
Finding me I Instagram: @kismun.th
***

Book Comment (27)

  • avatar
    Agus

    ini sangat bagus kalau bisa top op

    2d

      0
  • avatar
    FahriMuhammad

    mantap

    20/08

      0
  • avatar
    Mohamad YusufRendi

    god

    24/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters