logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Masa Lalu Datang Kembali

Melihat story Ryan membuat Salsa berkaca-kaca, dalam hati dia juga sangat merindukan Ryan. Tapi apa yang harus diperbuat sedang statusnya saat ini sudah menjadi istri orang. Sekedar untuk berkomentar saja dia tidak berani.
Klunting...
Satu pesan masuk lewat aplikasi biru yang sedang dibuka. Ryan tau kalau Salsa sedang online makanya dia dengan segera mengirim pesan. Karena sejak tiga hari yang lalu dia tidak bisa menghubungi Salsa.
[Assalamualaikum sayang, bagaimana kabar kamu? Nomermu ganti, aku telpon kok tidak bisa?] tulis Ryan yang semakin membuat Salsa merasakan sesak di dalam dada. Salsa hanya membaca tapi pesan itu dia abaikan.
[Sayang, kok cuma dibaca? Apa kamu tidak kangen sama aku? Kemarin aku pergi ke toko tapi katanya kamu sudah pindah, sekarang kamu ada di mana?] tulis Ryan lagi, dan lagi-lagi hanya dibaca oleh Salsa.
Ting tong...
Bunyi bel berbunyi, tanda ada orang yang datang. Salsa masih menunggu abang ojol yang mengirim pesanan Radit tadi.
"Dengan Mbak Salsa?" tanya orang itu seraya menyerahkan makanan yang dia bawa.
"Benar, makasih ya Mas. Tadi sudah dibayar belum Mas?" tanya Salsa bingung karena tadi Radit tidak bilang.
"Sudah Mbak, saya permisi dulu!" pamit orang itu yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Salsa.
Salsa kembali ke dalam dan segera makan lalu minum obat. Diabaikan ponsel yang tergeletak di meja depan TV, sedang dia lagi sibuk menyetrika baju dan setelah itu mau memasak.
Jam sudah menunjukan pukul 16.30 Salsa yang baru selesai masak, langsung segera pergi mandi karena sebentar lagi Radit pulang. Dia ingin terlihat cantik dan wangi saat menyambut Radit pulang. Dan benar saja baru saja Salsa berganti baju, terdengar suara salam dari depan dan pasti itu Radit yang datang.
"Waalaikumsalam," jawab Salsa dan segera turun untuk membuka pintu. Ya, Radit yang muncul dari balik pintu. Segera Salsa mencium punggung suaminya dan mengambil alih tas yang dibawa Radit.
"Makasih, bagaimana masih pusing tidak?" tanya Radit sambil melihat sekeliling rumah. Rumah terlihat rapi bersih dan wangi membuat Radit senang. Dia berjalan menuju kursi depan TV untuk melepas penat sebelum mandi.
"Mas mau minum apa?" tanya Salsa dengan lembut sambil tersenyum.
"Air putih saja yang dingin ya..." ucapnya sambil mengambil ponsel Salsa yang tergeletak di meja. Selama Salsa menaruh tas di ruang kerja Radit dan mengambil minum Radit mengecek ponsel Salsa. Dari media sosial, pesan biasa, aplikasi hijau sampai panggilan terakhir. Tidak hanya itu dia juga membuka pesan dari aplikasi biru, yang langsung membuatnya marah. Ya apalagi, kalau bukan karena dia membaca pesan dari Ryan untuk istrinya.
"Mas, ini air ya. Mas mandi dulu, aku siapkan makannya," ucap Salsa yang hanya mendapat tatapan yang dingin dari Radit dan tanpa bicara Radit meninggalkan Salsa tanpa sepatah kata.
'Sial, kenapa aku jadi gini sih, masak aku sudah mulai jatuh cinta sama Salsa. Rasanya tidak rela dan sakit melihat pesan dari Ryan. Apa ini yang namanya cemburu?' batin Radit yang terus berjalan menuju kamar.
Rasa lapar yang tadi dia rasa apa lagi saat mencium bau ayam bakar yang menggugah selera tapi rasa itu kini menguap begitu saja. Setelah mandi dia hanya tiduran sambil bermain ponsel, tapi bukan ponselnya tapi milik Salsa.
Tok tok tok...
Salsa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kamar. Dia yang telah lama menunggu Radit di bawah akhirnya menghampiri dan ingin mengajak Radit makan bersama.
"Lho Mas kok malah tiduran, sudah aku siapkan makanannya Mas. Nanti keburu dingin," ucap Salsa menghalau pikirannya jika Radit lagi marah.
"Nggak lapar, kamu saja yang makan!" sahut Radit yang masih sibuk main ponsel. Lalu berdiri dan mengambil jaket.
"Mas mau kemana?" tanya Salsa ketika Radit melangkah pergi keluar kamar.
"Bukan urusan kamu!" jawab Radit sinis berlalu meninggalkan Salsa. Dia ingin keluar menghilangkan rasa amarah yang sedang dia rasa.
Radit melajukan motor sportnya meninggalkan komplek perumahan. Dia menuju apartemen sahabatnya sekaligus asisten pribadinya siapa lagi kalau bukan Andi. Mereka memang bersahabat sejak SMA, hanya pada Andi dia akan menceritakan semua masalah yang dihadapi. Termasuk hari ini, dia ingin curhat sama Andi dan minta buat Andi mencari tau Ryan.
Sebelum sampai di apartemen Andi, Radit membelokkan motornya menuju masjid karena telah masuk shalat Magrib. Selesai shalat dia kembali menuju tempat Andi.
Ting tong...
"Lama banget sih," gerutu Radit yang langsung nyelonong masuk setelah pintu terbuka.
"Tumben kesini, ada apa? Gue habis sholat makanya lama," jawab Andi dan duduk di samping Radit.
"Tolong cari tau orang ini!" kata Radit seraya memberikan ponsel Salsa, dimana foto Ryan yang terlihat.
"Aish... siapa lagi? Kemarin Salsa sekarang... lha ini kan cowoknya Salsa?" sahut Andi setelah melihat foto yang dimaksud sahabatnya.
"Hmm... karena itu cowoknya Salsa makanya aku nyuruh kamu cari tau dia. Katanya dia kerja di daerah sini, dua hari cukup kan buat kasih aku infonya secara detail," kata Radit sambil menatap lurus ke depan.
"Ck ck ckck... Kau itu sukanya, tapi kasih aku alasan yang kuat kenapa kamu ingin cari tau soal cowok ini. Jangan bilang kamu suka sama Salsa,"
"Emang kenapa? Lagian mereka baru pacaran, Salsa juga cantik, baik pula,"
"Huft... sudah aku duga. Tapi emang kamu tega merusak hubungan orang dan jadi orang ketiga? Iya kalau mereka cuman pacaran aja, lha kalau sudah mau serius? Soalnya kemarin aku dengar orang tua Salsa ingin mereka serius," ucap Andi yang tau informasi itu dari teman kerja Salsa.
"Karena aku lebih pantas daripada Ryan. Sudah pokoknya dua hari cukup untuk cari info orang itu. Kalau perlu suruh dia mundur!" ucap Radit dan beranjak dari tempat duduk dan berlalu untuk pergi.
"Ke sini cuman ngomong itu? Kirain mau ajak aku jalan. Kita sudah lama tidak nongkrong, ayolah kita cari makan. Aku butuh asupan gizi untuk mencari info itu!" kata Andi yang menyusul langkah Radit meninggalkan apartemen.
Andi dan Radit pergi ke tempat biasa untuk makan. Mereka menghabiskan waktu untuk sekedar nongkrong di taman setelah makan. Mereka baru. Pulang setelah hampir tengah malam.
***
Salsa sedang menonton Tv, sambil menunggu suaminya pulang. Dia merasa khawatir, Radit pergi dengan raut wajah kesal. Waktu telah menunjukkan pukul 22.30 tapi Radit juga kunjung pulang, membuat rasa khawatir Salsa semakin bertambah.
Ceklek... Ceklek... Ceklek...
Terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah, segera Salsa membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Rasa khawatir yang tadi dia rasa kini telah hilang, saat melihat Radit yang turun dari sepeda motornya dan berjalan masuk.
"Mas dari mana? Kok baru pulang? Tadi sudah makan belum?" tanya Salsa seraya duduk di samping Radit.
Bukan jawaban tapi tatapan yang tajam dan Radit juga bersikap sangat dingin. Salsa yang merasa ada yang salah, dia mengalah dan meminta maaf.
"Maafkan aku jika ada kesalahan, tapi tolong jangan diam seperti ini. Dari tadi aku khawatir, mau menelpon tapi ponselku tidak ada. Tolong katakan apa salahku, agar aku bisa merubah dan tidak mengulangi lagi!"

Book Comment (182)

  • avatar
    JMegaa

    bagus ceritanya, ditunggu novel selanjutnya 🤭

    15/06/2022

      0
  • avatar
    Sari

    Wouw, baca blurb-nya aja udah bikin nyes. Terus semangat, akak

    18/05/2022

      0
  • avatar
    ArdiansyahAlif

    ini keren bro ahai boy

    8d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters