logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Tidur Bersama

Dalam hati Radit tidak rela jika Salsa tidur di kamar lain. Dia ingin Salsa tidur bersamanya, walau mereka baru nikah siri, tapi secara agama dia sudah sah dan berhak atas diri Salsa. Bukan Raditya Wijaya kalau tidak bersikap dingin dan cuek, apalagi mau mengakui egonya yang tinggi.
Mendengar ucapan suaminya membuat Salsa bingung harus bagaimana. Dia tidak bisa menjawab membuat Radit tersenyum penuh kemenangan.
"Tadi katanya terserah, banyak kamar? Ya sudah kalau tidak boleh," ucap Salsa dan berlalu masuk ke dalam kamar Radit. Dia menaruh semua baju dalam lemari. Lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju dengan baju tidur.
'Kenapa bajunya seperti ini? Padahal tadi aku nggak ambil,' batin Salsa saat sadar baju yang dia ambil. Saat dia mau mengambil baju yang tadi sore dia pakai, baju itu jatuh dan kotor dan mau tidak mau Salsa memakai baju tidur itu.
"Sa, ganti baju lama banget, cepetan aku pengen ke kamar mandi," teriak Radit yang rebahan di tempat tidur sambil memainkan ponselnya.
Radit sengaja membeli gaun malam untuk Salsa tanpa sepengetahuan Salsa. Tidak hanya satu tapi tiga, dan dia menyembunyikan baju tidur yang tadi di beli Salsa di almari yang berbeda. Sungguh dia ingin tau, apa Salsa mampu memakai baju itu.
Dengan langkah berat, Salsa keluar dari kamar mandi. Dia terlihat seksi dan sangat pas saat memakai gaun malam itu. Salsa terus menundukkan kepalanya karena merasa Radit melihatnya dengan pandangan tajam.
Salsa berjalan menuju almari dan mencari baju tidur yang pantas. Namun sayang baju yang tadi dia beli tidak ada satupun. Sedang baju yang dia bawa juga tidak ada, padahal tadi dia yakin sudah menaruh baju-bajunya ke dalam lemari.
"Cari apa lagi?" tanya Radit yang duduk di atas ranjang dan bersandar pada dinding tempat tidur.
"Tadi aku beli baju tidur, tapi kok nggak ada ya. Atau ketinggalan?" ucap Salsa membuat Radit tersenyum licik.
"Masih di mobil mungkin? Kamu juga sudah pakai baju tidur gitu kok?" ucapnya dengan menggoda Salsa.
Radit terus memandang makhluk ciptaan Tuhan yang begitu sempurna di depannya. Tubuh yang indah rambut yang terurai dan wajah malu Salsa membuat dia semakin tidak bisa mengontrol dirinya. Baru kali ini dia tidak bisa lagi menahan hawa nafsunya apalagi status mereka sudah menikah.
"Lo kenapa?" tanya Salsa yang merasa ada perubahan dari Radit. "Tadi katanya mau ke kamar mandi? Nggak jadi?" tanya Salsa yang mengagetkan Radit.
"Eh iya, tapi kamu jangan tidur dulu sebelum aku balik!" ucap Radit yang segera berlalu dari kamar mandi.
Radit juga mengganti baju dengan baju tidur. Lalu ikut tidur di samping Salsa. Dia masih berusaha agar tidak melakukan, tapi melihat Salsa keinginannya semakin menjadi.
"Sa…. sudah tidur?" tanya dia yang mencoba menghalau pikirannya.
"Belum, lagi chatting sama temen kerja dulu. Kenapa? Kamu pengen sesuatu?" tanya Salsa dan membalikkan badan menghadap Radit.
Salsa tidur tidak memakai selimut makanya pikiran mesum Radit muncul, apalagi saat ini dengan jelas Radit melihat tubuh indah istrinya.
"Aku haus, tapi pengen minum susu," ucap Radit.
"Bentar, aku buatkan dulu. Aku bawa ke sini atau kita turun?" ucap Salsa polos.
"Turun saja, aku tidak mau nanti ada semut di sini!" ucap Radit lalu bangkit dan berjalan menuju dapur.
Selama Salsa membuatkan susu, Radit terus saja memandang tanpa berkedip. Dia juga terus menelan saliva dan membayangkan hal yang tidak-tidak. Dia sudah tidak tahan dan berjalan mendekati Salsa yang masih sibuk.
"Ngagetin aja, nih," ucap Salsa kaget karena Radit sudah ada dibelakangnya. Salsa berusaha cuek dan judes untuk menutupi rasa canggung dan malu.
"Sa, jangan naik dulu. Mau kan menemani aku dulu. Aku ingin lebih mengenal kamu. Terus kalau bicara jangan judes judes gitu," ucap Radit seraya menarik tangan Salsa untuk duduk di meja makan.
"Boleh, kamu kan suamiku masak iya kita sudah suami istri tapi nggak kenal satu sama lain. Salsabila Ayu Hanifa," ujar Salsa dan mengulurkan tangan. Dari pertama bertemu sampai saat ini mereka memang tidak berkenalan.
"Raditya Wijaya," sahut Radit dan menjabat tangan mulus Salsa. Radit melakukan itu, karena tadi dia sudah mendapat laporan dari Andi. Salsa tidak sesuai apa yang dia pikirkan.
"Emmm, boleh aku tanya, bagaimana perasaan kamu sama Ryan saat ini? Seandainya dia ingin kamu kembali sama dia bagaimana?" tanya Radit yang masih memegang tangan istrinya. Ralat bukan cuma memegang untuk bersalaman tapi menggenggam seakan dia takut ditinggal Salsa.
"Perasaanku sampai saat ini masih sama. Kalau hubungan kita berakhir dan dia ingin kembali mungkin aku akan kembali sama dia," ucap Salsa jujur yang membuat Radit menegang dan semakin ingin menjadikan Salsa istri seutuhnya.
"Tidak akan ada perpisahan diantara kita. Jangan berharap itu akan terjadi," kata Radit dengan tegas dan penuh penekanan.
"Hubungan kalian dulu sejauh mana? Maksudku selama kalian pacaran ngapain saja?" tanya Radit lagi dengan menatap Salsa dengan tajam.
"Ya biasa aja. Ketemu paling jajan, makan sama ngobrol. Nggak ada yang istimewa. Memang kenapa?"
"Cuma itu? Pernah kalian berciuman?" hanya gelengan kepala yang diberikan Salsa sebagai jawaban.
"Kenapa? Bukankah sekarang sudah wajar kalau berciuman. Kadang ada yang lebih juga,"
"Aku yang tidak mau, karena aku ingin hanya suamiku yang akan melakukan itu. Dan aku bersyukur dia mau menerima keputusan yang aku beri,"
"Serius? Berarti kalau aku minta boleh?" ucap Radit yang semakin mengikis jarak diantara mereka.
Cup...
Radit benar mengambil ciuman pertamanya, Salsa hanya diam karena shock dengan yang dilakukan Radit. Pertama Radit hanya menempelkan namun lama lama menikmati dan mulai menggigit bibir Salsa untuk mendapat akses yang lebih dalam.
Mereka berhenti ketika nafasnya mulai sesak dan sulit bernafas.
'Sial kenapa rasanya enak banget, jadi pengen lagi!' batin Radit setelah melepas ciuman pertamanya. Salsa merupakan orang pertama yang dia cium seperti ini.
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Salsa sambil berkaca-kaca.
Cup...
Untuk kedua kali Radit melakukan lagi, dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan Salsa. Ciuman yang pelan tapi menuntut lebih. Tangannya sudah mulai meraba ke bagian sensitif Salsa, Radit sudah tidak sabar lagi untuk memiliki Salsa seutuhnya.
Ciuman dihentikan dan menggendong Salsa untuk pindah tempat. Radit terus menciumi wajah istrinya, dia masuk ke kamar yang ada di lantai bawah. Dan menidurkan Salsa dengan sangat pelan dan lembut.
"Jangan menangis, aku kan sudah menjadi suami kamu. Kenapa kamu sedih?" tanya Radit mengusap lembut air mata Salsa.
"Apa kamu ingin memintanya sekarang? Kenapa? Bukankah kemarin aku sudah bilang aku tidak ingin melakukan tanpa adanya cinta? Aku tidak mau melakukan hanya karena nafsu, hiks.. hiks..." kata Salsa yang duduk dan bersandar di dinding tempat tidur.
"Kalau aku bilang aku sayang kamu dan ingin memiliki kamu seutuhnya apa kamu akan memberikannya?"

Book Comment (182)

  • avatar
    JMegaa

    bagus ceritanya, ditunggu novel selanjutnya 🤭

    15/06/2022

      0
  • avatar
    Sari

    Wouw, baca blurb-nya aja udah bikin nyes. Terus semangat, akak

    18/05/2022

      0
  • avatar
    ArdiansyahAlif

    ini keren bro ahai boy

    8d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters