logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

5. Tamu malam ini

"Oh iya beib,, hayuuk". emak langsung nyamber lengan bapak dan langsung keluar kamar.
"Hadeeh kelakuan sudah kayak cabe cabean aja si emak" gue hanya mampu menggelangkan kepala melihat kelakuan emak.
Diruang tamu sudah ada beberapa orang menunggu, ada sepasang suami istri setengah baya yang gue yakin itu pasti orang tuanya si calon gue,, hah nyebut kata calon gue aja berasa kaya gak enak gitu bingung gue harusnya gue tu senang ato sedih sih?
Mereka duduk disofa yang udah kempes, dan satu lagi ada seorang pemuda yang punya badan sedikit berisi namun tinggi, sedikit item tapi gak pake banget loh ya, dan gue yakin dialah orangnya karna sedari tadi dia juga gak punya ekspresi, mukanya juga datar kayak ubin musholla hihihi.
dari mana gue bisa menilai semua ini, ya karena gue dari tadi mengintip, bukan karena tak sabaran melainkan gue penasaran.
Setelah beberapa saat, beberapa pasang orang tua itu mengobrol tibalah saatnya mereka bicara ke intinya hingga acara pertamuan ini terjadi. dan akhirnya gue dipanggil juga suruh buat keluar, "Heeeh akhirnya dipanggil juga" gue pun mengeluh karena dari tadi gue sudah sangat bosan plus ngantuk banget .
eits,, sekali lagi gue tegaskan bukannya gue gak sabar mau ketemu calon ya.. no no no, gue cuma pengen acara ini tu cepet selesai udah titik.
"Nah ini lo anak kami yang perawan ting ting, masih muda, gemoy dan _ _ _ ,
"Shuut.., emak apa apaan si emang Risma cewek gak laku dipromosiin begitu" gue terpaksa motong omongan emak yang bikin malu banget.
Mereka semua yang ada disana udah pada ketawa, sekilas gue liat tu cowok tetap anteng aja kaya kuah basi,
Gue juga bukannya curi curi pandang ke dia, karena memang gue duduknya didepan dia, gue bukan cewek kayak di novel novel yang ketemu calon harus nunduk, malu malu, gugup, keluar keringet, astagah musti gigit bibir sampai bengkak saking kebawa suasana.
Malahan nih, sekarang gue udah inisiatif sendiri ngulurin tangan ke cowok itu sebagai tanda perkenalan, karena hanya satu tujuan gue yaitu biar acara ini cepat selesai.
"Risma...."
Dan mau gak mau dia juga menyambut pelan uluran tangan gue.
"Arga"
ucapnya singkat lalu terdiam kembali alih alih tersenyum ataupun sekedar mempersilahkan gue untuk duduk, tuh kan begitu orangnya.... kayak kelinci yang cuma bisa sunggut sungut idungnya tapi gak ada suara, gue mana suka makhluk begitu.
Sehingga sekarang ini yang asik mengobrol malahan para bapak bapak dan itu sangat membosankan. Dan si Arga tadi meminta izin untuk keluar dan duduk sendiri di teras, sedikit gue mendengar dia sedang menerima telepon entah dari siapa dengan mode marah marah sewaktu gue ingin beranjak menuju dapur demi membantu emak menyiapkan makan malam untuk mereka semua, namun yang membuat gue heran adalah sikapnya yang seperti tidak wajar dan sempat gue ingin marah padanya ketika dia hampir saja menendang Oreo yang melenggang santai di depannya, entah kenapa dia sampai semarah itu pada kucing kesayangan emak, bukannya tadi dia hanya numpang lewat dan tidak mengganggu sama sekali apalagi mencuri ikannya si muka batu, untung saja gue langsung mendekat ke arah teras sebelum dia benar benar menendang Oreo yang tidak bersalah, seketika si Arga itu terkejut dengan kehadiran gue yang tiba tiba dan langsung menggendong Oreo menuju dapur tak lupa gue sedikit memberi peringatan kepada lelaki itu dengan tatapan tajam sebagai isyarat kalau gue tidak suka dengan sikapnya barusan.
"Risma umurnya berapa sayang, " nah kalo ini ibunya nan anggun yang bersuara.
"Baru dua puluh bulan depan bu..eh tan." jawab gue, lah gue bingung panggil apaan, tapi sumpah gue gak gugup ya.
"Oh.. masih muda banget, cantik, tante suka banget liat mata kamu, seneng deh kalo cucu keturunan tante nanti bakalan punya mata indah kaya kamu" Kata ibu ibu paruh baya yang tadi duduk ditengah meja makan kami sekeluarga,
Gue memutar mata malas dan gak pakai uhuk uhuk ya, waktu mendengar tante itu bahas soal cucu tadi. walaupun sekarang ini gue lagi makan makan cantik bareng mereka.
Bla ....bla .....bla...... bla.... bla.... bla
* empat puluh menit kemudian *
Akhirnya obrolan membosankan dan acara makan malam selesai,,, dan untungnya mereka gak jadi nginep karna liat dirumah gue cuma ada kamar dua, yang satu punya gue dan satunya lagi punya emak sama bapak, dan gue sangat lega karena paling tidak hubungan yang bakal gue jalani tak diawali dengan sebuah kebohongan.
Sesuai saran dari emak, malam ini gue menjalankan sholat Istikhoroh dengan penuh kekhusyuan, gue berusaha untuk tetap tenang dan berusaha menghilangkan seluruh beban dipundak gue, ini kali pertama gue merasakan beratnya menjalani hidup, gue udah gak tau lagi harus gimana, kata emak tidak ada tempat terbaik untuk kita mencurahkan isi hati selain menyerahkan diri kita kepada sang Khaliq , benar saja gue merasa begitu tenang setelahnya, namun gue masih belum menemukan titik terang mengenai masa depan gue, tidak ada suatu kemantapan hati dalam hal ini, mungkinkan ini pertanda bahwa memang sesuatu yang akan gue hadapi ini sebenarnya bukan yang terbaik, tapi seberapapun gue berusaha, tetap saja tidak dapat ditolak karna ini permintaan dari orang tua, walaupun bapak bilang tidak ada paksaan dalam hal ini tapi plieees,,, seandainya kalian jadi gue apakah akan begitu saja menghancurkan harapan seseorang yang telah menyayangi dan menjaga kita hingga saat ini,,
Tidak semudah itu , ferguso....!!!!. gue mana tega se egois itu , tapi ini juga benar benar menguras fikiran gue,, seberapapun gue berfikir, tetap juga tidak gue temukan kata yang tepat untuk menolaknya, atau setidaknya kedua belah pihak tidak merasa dirugikan ataupun tersinggung dengan keputusan gue. ya .  .. meski katanya keputusan tetap sama gue,, gue merasa sama sekali gak punya hak untuk memutuskan.
Dan sejauh ini, seseorang yang dipilihkan bapak juga tidak memiliki tanggapan apapun sepertinya dia pun hanya mengikuti arahan orang tua,, kita sama sama enggan untuk berkomunikasi nah kalo sudah begini
mau dibawa kemana
hubungan kita.....?
- Keesokan harinya, di terminal.
"Duh badan gue rasanya udah remuk redam deh ... " keluh gue ke Berry.
"Heleh... kaya lagu aja, abis ngapain lu emang, pan belum jadi penganten ? masa udah kaya abis belah duren aja"

Book Comment (1061)

  • avatar
    Ter Nainggolan

    sangat menarik

    6d

      0
  • avatar
    AntikaPipit

    oke sangat bagus 👍

    8d

      0
  • avatar
    Liann Mudd

    Sangatt baguss cerita”nya🤩🤩

    10d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters