logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 6 Sandiwara

Pov Bram
"Sayang minta duit 50 juta aja transfer sekarang." ucap istriku.
"Buat apa sih ma?uang belanja 100 juta untuk seminggu, kemarin udah papa transfer lho." protesku.
"Halah papa ini cuma 50 juta aja pake ngungkit ngungkit uang belanja, uang belanja sama uang yang aku minta sekarang kan kegunaanya berbeda paaaa." sungut istriku.
"Ma kita itu harus pintar pintar mengatur pengeluaran sekarang, perusahaan kita lagi di ambang kebangkrutan , kita gak bisa boros kaya dulu lagi. mama kan sudah tau sendiri kalau kita sedang kesusahan kok malah masih suka meng hambur hamburkan uang."protesku lagi.
"Haduuuuhhhh papa cuma 50 juta aja kok sampai ke perusahaan mau bangkrut segala sih, papa kan tinggal minta sama mas Ammar udah beresss gitu kok bingung sih."
"Mama kita kan gak mungkin tiap hari minta duit ke mas Ammar ..dia juga punya keluarga yang harus di kasih makan."
"Halah papa ini gimana sih,kekayaan mas Ammar itu walaupun kita mintain duitnya setiap hari tetap tidak akan habis sampai 10 turunan."
"Ma tolong dong berhemat sedikit,perusahaan kita hampir bangkrut juga karena mama yang minta duiiiiit terus tiap hari sehingga modal pun ikut ke pake buat mama."
"Loh kok papa nyalahin aku sih, papa juga sih yang pengen ngeliat aku cantik terus tiap hari, jadi bukan salahku dong minta uang buat perawatan agar menunjang penampilan." memang benar aku memintanya selalu tampil cantik agar tidak malu maluin kalau ku bawa ke sana kemari.
"Ya tapi gak sampai habis ber milyar milyar juga dong maaaa."sungutku.
"Iiisshh papa inih.kalau masalah modal tinggal minta mas Ammar lagi lho kaya biasanya.gitu kok bingung."
"Itu masalahnya maaaa.mas Ammar sudah angkat tangan,sudah gak mau lagi ngasih kita duit buat modal." lirihku lesu.
"Hah masak sih pa? Kok tega bener mas Ammar lihat kita kelimpungan kek gini?" sungut istriku.
"Bukan dia yang tega ma tapi kita yang gak tau diri." ucapku mengingatkan.
"Halah papa ini adik kandung mas Ammar jadi sudah kewajibannya dong nolong adiknya yang lagi kesusahan."
"Iya kalau yang di tolong ini tahu diri."sindirku.
"Eh papa nyindir siapa?nyindir mama hah?"sungutnya.
"Lha itu tahu kok masih nanya."
"Papa!"
"Ah mama gak usah teriak teriak gitu lah!"sungutku sambil ngeloyor pergi.
"Eh papa mau kemana!?uang 50 juta nya mana?kok belum di tranafer?"
Haduuuhh punya bini satu aja bikin pusing,udah di nasihatin baik baik sampai di sindir sindir terang terangan juga tetep gak nempel di otaknya.benar benar deh untung masih cinta ya,kalau gak udah ku tendang nih bini satu.
Aku pun tak menggubris ocehannya,ku melangkah menuju mobil dan dengan cepat ku lajukan mobil menghindari rengekan bini gak penting.
Ah pusing sekali,perusahaan sudah pailit mas Ammar sudah angkat tangan.karena memang selama ini mas Ammar sudah membantuku lebih dari 5 milyar uang yang masuk ke perusahaanku tapi tetap saja perusahaanku gulung tikar.ini di karenakan rengekan rengekan istriku yang terpaksa modalpun aku ambil untuknya.
Tanpa di sangka malah perusahaan jadi gulung tikar begini.rumah mobil dan semua aset terpaksa di jual untuk menutup hutang pesangon+gaji karyawan yang tertunda.
Terpaksalah juga aku mengiba tempat tinggal dan pekerjaan kepada mas Ammar lagi dan lagi.untung mas Ammar mau menerima kami tinggal seatap di rumahnya yang bak istana itu di tambah lagi aku boleh bekerja di perusahaan barunya yang berdiri 10 bulan yang lalu sebagai manajer.
Dasar memang penyakit istriku itu gak pernah sembuh,walaupun sudah tahu kalau suaminya turun derajat dari Ceo jadi manajer, masih aja rengekan rengekan minta duiiiiiiiittt selalu terdengar tiap hari,gajiku sebagai manajer tentu tidak cukup memenuhi rengekannya terpaksalah aku korupsi di perusahaan mas Ammar,kalau sampai ketahuan tinggal menangis minta maaf sudah beres pasti dia akan memaafkan adiknya ini seperti yang lalu lalu.
Tak di sangka sangka mas Ammar sangat murka saat mengetahui korupsi 5 milyar yang aku lakukan, di tambah perkataan istriku yang tidak punya adab terhadap mbak Celline. Tamatlah sudah mas Ammar mengusir kami dan memecatku.aku gak nyangka kalau mas Ammar akan benar benar mengusirku.
Pagi itu aku sudah beres menge pack barang barang kami.istriku masih saja menangis dari semalam,dia tidak mau pergi dari rumah ini.ya aku bisa apa?ini juga karena ulahnya.
"Pa...ayo pa bujuk mas Ammar lagi agar tidak mengusir kita.mama gak mau pergi dari istana ini,mama sudah nyaman di sini pa huhuhu."
"Ya ini salah mama sendiri ngapain cari gara gara sama mbak Celline? udah tahu mas Ammar bucin akut sama istrinya eh malah cari masalah dengan mbak Cell di depan mas Ammar!"teriakku.
"Apa sih yang di lihat oleh mas Ammar dari mbak Celline?padahal kan cantikan aku dimana mananya!"ujar istriku seperti keceplosan sesuatu.
"Maksut kamu apa ma ngomong kek gitu?memangnya kenapa kalau kamu lebih cantik?"tanyaku agak ganjil dari ucapan istriku barusan.
"Aahh eemm maksut mama itu mbak Celline  kan tidak lebih cantik dari aku gtu lho pa..tapi kok mas Ammar bisa bucin akut sama mbak Celline gitu lhooo.jangan jangan mbak Celline main dukun tuh paaa???"fitnah istriku.
"Husshh kamu tu ngomong apa sih ma..mbak Celline itu pantas di cintai tahu gak.dia itu bukan hanya cantik parasnya  yang alami tanpa make up tapi cantik juga hatinya,dia juga tidak suka menghambur hamburkan uang dari suaminya untuk membeli barang barang yang tidak terlalu penting,apalagi dia punya bisnis sendiri untuk menunjang penampilannya dan memanjakan anaknya."jelasku.
"Eh kok papa lagi bandingin aku sama mbak Cell ya? sama aja papa ngatain aku boros suka menghambur hamburkan uang papa gitu? Itu kan memang tugas papa sebagai kepala rumah tangga ngebahagiain aku dan anakmu! dan kalau aku punya bisnis sendiri ya papa gak ada gunanya dong sebagai suami!"sungutnya sungguh membuatku geram,kenapa aku bisa cinta sama dia ya?aku juga heran.
"Sarti!"
"Apa!"
"Kamu..semakin lama kamu semakin keterlaluan!Kamu anggap aku hanya mesin yang bisa memenuhi keperluanmu saja begitu maksutmu?!"sungutku.
"Papa itu harusnya ngaca dong! Kalau papa gak punya harta dulu gak mungkin aku mau menikah sama papa! Kalau tau akhirnya papa akan bangkrut, lebih baik dulu aku deketin mas Ammar aja yang kaya raya! Pasti kalau aku deketin mas Ammar dia bakal milih aku daripada mbak Cell!" ucapnya sungguh keterlaluan kali ini.
"Sartiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!!!!!"teriakku benar bebar emosi.
Braakkkkk
"Bram ada apa ini?kenapa teriak teriak?kalian bertengkar?" tanya mas Ammar dan mbak Cell yang masuk ke kamar ku.terlihat dia sangat mengkhawatirkan aku adiknya.
"Maaaass Ammar huhuhuhu mas Bram ingin menamparku huhuhu untung mas datang tepat waktu."ucap istriku manja sambil menangis di depan kakakku itu.terlihat tangan istriku akan menyentuh tangan kakakku  tapi mas Ammar langsut gesit menghindar,jelas sekali dari wajah mas Ammar terlihat sangat jijik dengan istriku.kenapa sampai mas Ammar begitu sangat jijik dengan istriku?

Book Comment (303)

  • avatar
    NasywaAqila

    sngt bgs

    3d

      0
  • avatar
    AeniReski

    iyya makasii jdi aku bisa cri pencarian tambahan

    5d

      0
  • avatar
    HiaJulita

    baik

    8d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters