logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Rencana Pengusiran

Hari ini adalah hari minggu, waktu nya libur sesaat dari lelahnya belajar.
"Pa.."
Papa menurunkan kacamata dan koran ya sedang ia baca.biasa hari minggu adalah hari dimana kami sekeluarga bersantai santai ria.
"Iya nak..ada apa anakku?"tanyanya.
"Pa..Mug pengen belanja ke mall hari ini..Mug ingin beli barang barang yang tidak biasa Mug beli."ujarku.
"Hmmmm tumben anak papa pengen belanja?ada apa gerangan yang membuat anak papa berubah drastis begini?"tanyanya heran.
"Pa..di sekolah Mug di katain kayak anak pembantu karena penampilan Mug yang sangat sederhana ini kata mereka,padahal mereka gak tau lho pa kalau kaos oblong yang aku pakai ini harganya 5 juta."aduku sambil memajukan bibir ke depan.
"Hah iyakah?kenapa gak bilang kemarin kemarin kalau ada yang menghinamu begitu?kalau tau udah papa kasih pelajaran orang tuanya kok gak bisa didik mulut anaknya agar bicara lebih baik lagi. "tanya papa mulai geram.
"Pa..aku mengadu ke papa bukan untuk agar bisa balas dendam tapiiiiii untuk merubah diriku agar menjadi lebih berkelas gitu lho paaa."
"Hmmm ya udah sekarang papa antar anak papa ke mall dan belanja sesukamu."
Tanpa sepengetahuan anak dan ayah ini,ada sepasang telinga yang sedang menguping.
Sip! Saatnya belanjaaaaa!!!!
"Papaaaaaaaa ayok Mug dah siap nih.papa kok lama amat kaya anak perawan aja dandannya lamaaaaaa."protesku di depan pintu kamar papa dan mama.
"Ah elah punya anak 1 aja suka banget usil sih..ni lho nungguin mama pakai lipstik lama amat."
"Ooohh mama mau ikut ya?ok tapi jangan lama lama dong maaaaaa."
Sekian menit mama dan papa baru selesai dandan.
"Dasar anak perawan huft!"rajukku.
"Hehe maafin mama ya anakku sayang soalnya mama harus terlihat sempurna di samping papamu agar kalau ada yang ngelirik papamu sudah down duluan karena kalah bersaing dengan mama yang selalu perfect ini hohoho."
"Haduuuhh mama mana ada kek gitu? Ingat umuuurrrrrrr."
"Isshh punya anak 1 aja gak bisa ya liat mama seneng huft."
Hahahaha kami bertiga bergelak bersama.
"Ehem ehem om tante mau kemana?kalau Siti ikut boleh?"lah si pengerat udah nongol aja.
Terlihat papa dan mama melihatku seakan bertanya padaku.
"Maaf ya Siti. Ini acara keluarga intiku,jadi sorry sorry banget kamu gak boleh ikut."terlihat mama dan papa manggut manggut.
Seketika wajah Siti memerah dan diam tanpa berucap apapun lagi.
Dengan diamnya Siti kami bertigapun langsung tancap gas.
Sesampainya di mall ternama aku pun kalap. Apapun yang aku suka harus di beli.hohoho ternyata belanja semenyenangkan ini? makanya si pengerat itu suka banget belanja.selama ini duniaku hanya tentang belajar dan belajar gak mikir penampilan.
Mungkin memang benar ada kalanya belajar ada kalanya bersenang senang tapi tetap dalam hal wajar ya inget.
"Aduh nak sekalinya mau belanja kok langsung kemaruk gini sih.ngerti kek gini tadi bawa Ranju dan Ronald .(bodyguard mama)"protes mama yang sedang menenteng penuh paper bag berisi barang barang yang aku beli membawanya ke parkiran.begitu juga papa dan aku masing masing penuh juga dengan paper bag.
"Hahahaha biarlah ma..mumpung anak kita shoping mood, kalau udah kembali ke mood awal malah kita juga bingung,iya kan?"ujar papa.
"Iya juga sih pa..tapi ini berlebihan,kalau gak mending beli online aja lah."
Aku yang mendengar perdebatan mereka hanya nyengiirr aja hihihihi.
Di rumah..
"Aduh pa..mama capek banget, ternyata orang yang baru ngerasain shoping tuh segila ini ya pa.."
Hahahahaha papa hanya tertawa keras mendengar perkataan mama yang sedikit membuatku cemberut huft salah siapa hidupku di suruh belajar dan belajar terus sih.
"Wah wah wah habis belanja seabreeegggg gini kok ponakannya minta ikut tapi gak di bolehin ya?apa dong namanya itu?pelit bin medit gitu ya?"ucap seseorang yang sangat menyebalkan siapa lagi kalau bukan tante Sarti.
Kami bertiga hanya melengos malas dan berlalu membawa semua belanjaan ke kamarku.
"Eh eh di ajak ngomong kok malah pada pergi sih!!! Kalian gak punya sopan santun ya !!!!" teriak tante Sarti.
"Sarti kalau kamu gak suka dengan kami mending cari tempat lain juga gak papa kok daripada seatap dengan kami yang membuat mu sakit hati.iya kan?"ucap papa dingin.wooooww papa?inikah papa?baru kali ini papa berucap dingin terhadap tante Sarti,ada apa ya gerangan?
Seketika mulut tante Sarti bungkam tak mengeluarkan suara sedikitpun.hahaha rasakan!!!!
Kulihat mama menahan tawa sekuat tenaga,aku pun begitu mau ketawa takut durhaka jadi kutahan aja hihihi.
Sesampainya di kamar aku pun langsung menanyakan perihal ucapan papa ke tante Sarti barusan.
"Pa..Mug mau tanya nih..kok papa tumben tumbenan bersikap dingin dan berucap seolah mengusir mereka? Ada apakah gerangan yang membuat papa berubah sikap kepada mereka?"tanyaku penasaran banget.
"Iya pa..mama juga penasaraaaaannn banget nih pa." mama juga antusias.
"Huft..ini karena Bram berbuat kesalahan di perusahaan,dia melakukan korupsi senilai 5 milyar di tambah cerita mama mu tentang kelakuan Sarti dan Siti."jelas papa.
Seketika aku dan mama terperangah mendengar kenyataan ini.
"APA!!!! Si Bram yang papa tolong mati matian itu malah menusuk papa dari belakang!!!!!!dasar tidak tau malu!!!!pokoknya mama gak mau tau ya pa!malam ini juga usir mereka dari rumah kita!"teriak mama lantang.
"Ma tapi papa kasian,mereka mau tinggal dimana?"
"Ah elah pa! Rumah di sewa kan banyak tersebar di mana mana!dari yang murah sampai yang mahal ada semua kenapa bingung?????????????" ujar mama tidak bis menahan emosi.
Melihat emosi mama yang meletup letup papa pun terlihat ciut. Begitulah kalau mama sedang marah.
"Atau kalau papa tidak bisa ngusir mereka,biar aku saja yang melakukannya sekarang!"
"Ah iya ma..sabar dulu ma,kita tunggu sampai besok pagi ya biar mereka beres beres barang mereka,jangan terlalu kejam sayang.walau bagaimanapun Bram itu adik kandungku."ucap papa memohon.
"Baik pa..besok mereka harus angkat kaki dari sini.mama sudah gak mau tahu lagi ya.sekarang kita temui mereka bicara baik baik dulu,kalau mereka tidak bisa di ajak bicara baik baik terpaksa mama yang bertindak!"ujar mama sedikit menurunkan emosi.
"Ok ok ma..ayo kita bicarakan ini kepada Bram dan Rasti."
Mama dan papa melangkah keluar,aku hanya ingin mengintip saja dari atas sementara mereka berbicara di ruang keluarga.
"Bram ..Rasti ada yang ingin mas bicarakan..tapi sebelumnya kalian harus legowo,karena di rumah ini akulah yang berhak menentukan siapa siapa yang bisa tinggal di sini."

Book Comment (303)

  • avatar
    NasywaAqila

    sngt bgs

    4d

      0
  • avatar
    AeniReski

    iyya makasii jdi aku bisa cri pencarian tambahan

    5d

      0
  • avatar
    HiaJulita

    baik

    9d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters