logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

RELATION(SHIT!):02

Sesuai tawaran merry, sekarang keempat gadis itu udah duduk anteng dengan makanan di mejanya.
"Mereka kapan keluarnya?"tanya shindi.
"Katanya sih yang gua denger mereka mau nongrong dulu di kafe sambil bantuin tugas rian"ujar putri.
Shindi melirik azima "abang lu punya tugas apaan?"
"Analisis jenis-jenis sampah, contohnya dia jenis sampah masyarakat"balas zima cuek.
Ketiganya tertawa mendegar jawaban azima "adek laknat emang lu zim"balas merry.
Tringgg
Masuk segerombolan lelaki tampan ke dalam kafe, keempat gadis itu menatap mereka, dan menyernyit saat melihat satu gadis diantara mereka.
"Buset siapa tuh"tanya merry
"Mana gua tau, gua bukan cenayang"balas azima
"Temen mereka kayanya"balas shindi yang juga merasa asing.
Putri menghela nafas "itu cewek beban, dia sering di anter jemput sama Felix abang gua"
Azima tertawa "sehhh abang lu jadi ojek online pake acara anter jemput tuh cewe"
Putri mendengus "ck, tau tuh denger denger orang miskin"
"Anjay miskin haha"sahut merry.
Shindi menggelengkan kepalanya "untung abang gua senggol bacok, jadi ga perlu khawatir gua kalo dapet kakak ipar ga bener, nah kalo lu bertiga hahah"
Mereka merutuki abang-abang mereka "idiot"ujar putri lirih.
"Gabung ke mereka aja gak si masih kosong tuh cukup buat kuta"ujar shindi.
"Iya gak rela abang gua ketempelan orang miskin"ujar putri.
"Sebenernya ga masalah sih mau miskin juga, tapi ga srek aja liat ceweknya"balas azima.
"Yaudh yuk"
***
"Halo abang abang tamvanku"suara shindi mengundang perhatian pengunjung.
"Loh loh, kalian kok ke sini"ujar rian menatap adiknya yang menatap sinis.
"Salah apa gua" batin rian meringis.
"Kenapa gak pulang dulu sih dek, masih pake baju sekolah juga"ujar revan menatap merry.
"Tau kenapa?"tanya felix pada putri.
Srettt
"Eh, kamu siapa kok duduk di situ?"suara halus gadis itu menatap bingung shindi.
Shindi menatap gadis itu meneliti "siapa lo ngatur-ngatur?"balasnya mengangkat alis sebelas.
Gadis itu gelagapan dan menunduk "maaf aku kaget aja, soalnya devan gak biasa di tempelin orang, aku takut kamu kena marah devan"
Shindi tertawa sinis "dia ga bakalan marah sama gue, kalo lo yang nempel mah iya dia bakalan mandi kembang seribu rupa"ketusnya.
Devan tersenyum tipis melihat adiknya yang menatap sinis gadis itu.
"Abang~ jangan nempel-nempel sama cewek jadi-jadian ya, aku ga mau punya kakak ipar tukang ronggeng"ujar shindi dengan nada manja sambil memeluk leher devan, karna posisinya dia sedang duduk di pangkuan devan.
Devan terkekeh pelan "engga"
Shindi mengangguk mantap sambil mengangkat dua jempol mantapnya.
Putri menarik bangkunya menyelip di antara felix dan gadia itu. "Kenalin gua putri, tunangan felix"ujar putri dengan wajah songong menyodorkan tanganya ke gadis itu.
Gadis itu menatap kaget lalu melirik felix yang diam saja "A-aku B-belina"gugupnya.
Putri mengangguk "geseran dong gua ke himpit ni bisa gepeng gua"
Belina melirik putri yang menatap nya, dengan berat hati belina menggeser bangkunya, lalu azima duduk di hadapan putri di susul merry yang di depan belina.
"Ekhem... Kalian ngapain disini juga, bukannya pulang juga"tanya merry.
Revan menghela nafas "abang biasa nongkrong dulu kalo gak ada kelas lagi, sekalian bantuin rian tuh dia ada tugas"
Azima melirik abangnya "tugas apa lo?"
"Cuma tugas analisa data aja"balas rian.azima mengangguk
"Lah kata azima analisa jenis sampah"sahut shindi menatap rian polos.
Azima melototkan matanya sedangkan putri meringis mendengar nya.
"Kata siapa, jangan di dengerin azima anaknya mama lauren makanya sok tau"balas rian menatap tajam adiknya itu.
"Eh sialan lo ya, lo tuh anaknya eyang subur"semprot azima.
"Duh duh adik kakak ini di harap jangan war"ujar revan menengahi keduanya, mereka menghela nafas saat keduanya kembali tenang.
"Kalo bantu bang rian, terus cewek itu ngapain?" Tanya shindi sambil menunju wajah belina, devan menggenggam telunjuk adiknya "jangan gitu"
Shindi mendengus malas lalu menyender di bahu abang tampanya itu "pokonya aku gak mau ya abang sama dia titik"gumamnya sambil melirik wajah abangnya dari samping.
Devano mengangguk saja.
"Udah mending pesen gih, kalian kan udah pesen tinggal kita ni"ucap felix yang sedang mengelus surai putri.
Putri menyikut abangnya lalu menatap tajam "awas ya lo bang, gua ga mau lu sama cewe menye-menye, minimal bisalah di ajak ngebacot sama gua, bukanya yang doyan nangis sampe nyaingin kuntilanak ilang laki"
Felix terkekeh mendengarnya lalu mencubit gemas pipi adiknya itu "siap princess"
Putri mendengus saja, merry menatap jijik keduanya "persis pasangan mesum"celetuk merry.
Azima sudah tertawa "iri ya mer, makanya minta kepastian sama aldi"
Shindi terbahak mendengarnya lalu menatap merry menggoda alis naik turun.
"Anak babi emang"gumam merry dengan wajah dongkol.
Siang hari itu mereka habiskan dengan bercanda dan menggibah, lebih tepatnya azima dkk yang paling berisik sedangkan devan dkk+belina hanya berbincang ringan serta membantu tugas rian.
***
Saat ini di kediaman putri sedang terjadi kehebohan, sepulang dari kafe bersama abangnya yang membuntuti di belakang mobilnya, mansion milik keluarga Eduar sangat ramai terparkir mobil-mobil mewah.
Brakk
Putri menutup pintu mobilnya lalu menatap malas kedalam mansion itu tak lama bunyi deru motor milik felix menyusul masik kedalam garasi.
"Hei kenapa diem aja?"tanya felix yang datang menghampirinya.
Putri melirik malas abangnya itu "ini rumah tiba-tiba rame kaya pasar malem ada apaan? Mama papa lagi buka panitia sukarelawan kali"celetuk nya, felix terkekeh lalu merangkul adiknya.
"Kayanya mama papa lagi bagi-bagi sembako buat kaum jompo haha"
Putri tertawa lalu berjalan bersama abangnya memasuki pintu mansion.
"Kita pulang"ujar keduanya serempak.
Terlihat sangat berisik, suara tertawa teriakan dan bincangan, putri memijit pelipisnya melihat banyak tuyul-tuyul berlari sana sini.
"Sayang sini"suara mamanya memanggil, putri terpaksa datang menghampiri paruh baya cantik itu dan duduk dengan malas.
"Wahh makin cantik aja ni ina"suara adik mamanya yang bernama angelyn itu. Fyp putri lebih di kenal dengan panggilan ina, di ambil dari nama depannya kathrina.
"Hehe iya dong tante, kan pake susuk" guyon putri, tantenya tertawa mendengar jawaban ponakanya itu.
"Haduh kamu ini ya haha bisa aja"
Putri membalas dengan cengiran dan kembali berbincang ringan, sebenarnya dia hanya menjawab ogah-ogahan.
"Ma, papa mana deh"tanya putri.
"Ada tuh di belakang sama uncle kamu, sana ganti baju dulu baru ke papa"ujar mamanya, putri bangkit dan pergi ke kamarnya.
Di kamar ia segera membersihkan diri dan setelahnya merebahkan tubuhnya yang cukup lelah.
"Busett modal gibah aja rasanya kaya kerja romusa udah kretek aja"gumamnya.
Segera putri membuka roomchat grup nya.
Gadis Gondal Gandul
Me
Buset dah pulang-pulang rumah gua kaya pasar malem gayss
Zimangke
Bukan panti sosial kali put wkwk
Shindayyy
Panti pijit kali awokawok
Merayyy
Gua titip adek gua ni biar jadi bungsu paten no debat.
Me
Nasib gagal jadi bungsu
Shindayyy
Anak gua minta adek 😭
Dia gak tau waktu itu dibuatnya aja hasil coba-coba~_~
Zimangke
Menangis kalo tau fakta ini, goyang sekali bibitnya langsung jadi wkwk
Me
Akibat pergaulan bebas lupa pake karet balon tiup serebuan haha
Merayyy
Bergaulnya sama kakek² komplek gua aja sin, lumayan bentar lagi mati dapet harta warisan deh 😁
Shindayy
Merry banyak omong, besok abang lu gua perkosa!
Zimangke
Wahhh jadi besan putt
Me
Depresi si revan langsung hahah
Merayyy
Devan gua tetein nanti kalo lu perkosa si revan.
Shindayyy
Tete kecil aja sok keras cih!!
Me
Jleb
Zimangke
Terplanting terplantung terpentung ulu hati merry wkwk
Merayyy
Bgst!
Putri tertawa ngakak membaca chattan mereka "emang shindi anak anjing haha"
Segera putri turun ke bawah mencari cemilan, di bawah sudah banyak yang berkumpul, putri dengan berat hati tetap melangkah.
"Eh busettt tuyul jangan lari-lari, nyungsep aja lu nangis"pekik putri terkejut melihat sepupu kecilnya berlarian saling mengejar.
"Ethan, rewan jangan berlarian!"seruan dengan nada dingin itu berasal dari paman putri.
"Diem kan lo"gumam putri.
***
Kita kembali ke mansion yang tak kalah heboh, mansion milik keluarga Walmond, setelah acara pulang dari cafe merecoki abangnya yang flat itu.
Saat ini shindi sedang berguling-guling di kasurnya entah kenapa dia begitu tapi memang begitu.
"Perasaan gabut lagi aja"monolognya
Matanya berkeliaran mencari hal menarik "gua lupa anjir Meliharan tuyul kecil haha"sambil menepuk jidatnya, shindi bangkit dan keluar dari kamarnya itu.
Terdengar suara tawa riang anak kecil yang sedang bermain dengan abang keduanya.
"Atu...uwa ....igaa.. hahaha"
Terdengar pekikan riang anak itu. "Busettt tuyul gua girang amat"suara shindi mengalihkan perhatian kedua orang itu.
"Amyyy"pekik anak itu riang lalu berlari kecil ke arah shindi.
"Buset set pelan pelan tuyul, nyungsep nanti jadi makin jelek lu"seruan shindi hanya di balas tawa riang anak itu.
Happ
Segera shindi mengangkat buntelan lemak itu "gak sia-sia gua kasih empan lemak kambing lu cil cil.. besok besok ganti menu sate onta aja ya kita" ujar shindi sambil mengecupi pipi bulat merona anak itu.
"Otee amyy"shindi tertawa ngakak mendengar jawaban tuyul kecilnya yang terlalu polos.
Zakiel menatap malas adiknya itu yang memang rada-rada "tumben jam segini di rumah"tanya zakiel menyindir.
Shindi datang menghampiri "lagi gak ada yang menarik"
Zakiel menggelengkan kepalanya "hobi banget bikin orang dartin"
"Lah bagus dong, membantu orang yang punya riwayat darah rendah biar langsung tinggi ketemu gua hahah"
Zakiel mendengus malas "jagain tuh, abang mau ke kamar dulu"
Shindi mengangguk, lalu menatap buntelan lemak yang sekarang sedang menatapnya dengan mata bulat polos sambil mengemil kukis di tangannya.
"Buset dah tuyul, makan mulu obesitas lu"
Anak itu menatap polos shindi "ntitisan pa amy?"
Shindi tertawa "obesitas bocil.. makanya jangan makan mulu lidah lu berlemak tuh makanya gak jelas mulu kalo ngucap"
Anak itu malah menatap bingung shindi yang tertawa, shindi lalu terdiam dan menatap serius anak itu.
Pipi chubby dengan rona merah
Kulit putih
Bulu mata lentik
Mata abu-abu
Rambut coklat gelap.
"Lu jelek"cetus shindi.
"Ha? Elek pa amy?"
"Lu lah jelek, anak siapa sih"
Anak itu menatap shindi berkaca-kaca "hiks ..."
Shindi malah tertawa terbahak-bahak melihat anak menangis kencang, sedangkan Drianna, bunda shindi itu menatap jengkel putrinya.
"Kasian banget jadi tertekan punya mommy begitu ya nak"gumam drianna miris.
***
Lain halnya di mansion milik wiratama, Merry sedang menatap sengit lawan di hadapannya.
"Eh anak pungut! Sekata-kata kalo ngomong, ngajak baku hantam lu hah! Ayok sini maju mau gua tendang lu ke gorong-gorong biar balik ke tempat asal lu iya!"
"Enak aja! Kakak tuh anak pungut, aku anak eoma ya"
Greppp
Arghhhhh
Dengan kesal merry menjambak rambut badai adik bungsu laknatnya itu."sialan lo ya, bener-bener terima ni..ni.. anak kurang aja lo"
"ARGHHHHH EOMAAAA TOLONG KEIKOOOO"
Dari dapur terlihat wanita paruh bayah cantik berlari panik mendengar jeritan anak bungsunya.
"YAAMPUN KA ERRY LEPASIN ADIK KAMU ASTAGAA" Hinata memekik kaget melihat anak bungsu dan putrinya bertengkar.
"YAKKK EOMA GAUSH IKUT-IKUT EMANG ANAK INI HARUS DI KASIH PELAJARAN"
BRUKK
BRUKKK
PRAKK
ARGHHHH
ADOHHH LEPASSS KAK
"yaampun erry lepasin keiko"seruan revan panik memisahkan kedua adiknya.
Hinata malah semakin panik melihat wajah si bungsu sudah memerah menahan tangis.
"Lepas lepas, lepasin guee revannnn"pekik merry memberontak, revan mengangkat merry ala karung beras dan membawanya pergi.
"AWAS LO YA ANAK PUNGUT, URUSAN KITA BELUM KELAR"teriak merry sambil memperagakan dua jari ke arah matanya dan keiko.
Hinata mengelus rambut si bungsu dengan cemas "yaampu keiko kamu buat masalah apa lagi sama kakak kamu"tanya hinata cemas.
Keiko mengaduh kesakitan akibat serangan yang merry berikan "eoma kakak galak banget"adunya.
Hinata tersenyum lembut tak di pungkiri dirinya masih khawatir "kamu tau kakak kamu bar-bar gitu, tadi kamu abis ngapain hm"sambil mengelus rambut keiko.
"Heheh aku gak sengaja ilangin novel kakak eoma, tapi .. aku bener lupa taruh dimana"jawabnya sambil menyanggah bahwa keiko tidak sengaja menghilangkan.
Hinata meringis ngerih mendengarnya, novel dan merry adalah dua hal yang tidak bisa di pisahkan, makanya kamar anak itu punya lemari buku besar karna memang merry sangat menyukai novel.
"Sayang.. lain kali jangan gitu ya, kalau kamu pinjam, setelah selesai kamu langsung kembalikan jangan sampai di tunda, kalau begini jadi eoma bingung harus bela siapa kalian sama-sama salah"hinata berucap lembut memberi pengertian ke si bungsu.
Keiko menunduk lemas "nanti kei minta anteri appa deh buat ganti novel kakak"ujarnya lesu.
Hinata tersenyum manis "nah kalo gitu kamu minta maaf sama kakak, jangan lupa sambil di ganti juga novelnya"
Keiko mengangguk lemah, lalu hinata kembali pamit kedapur melanjutkan mahakaryanya yang tertunda.
"Sabar hinata, sabar"hinata sambil mengelus dadanya menguatkan diri.

Book Comment (77)

  • avatar
    bila sadekPutri salsa

    lima bintang

    27/07

      0
  • avatar
    MasytaSafiraPutri

    bgus s3kali ceritannya seru 👍

    23/06

      1
  • avatar
    C15Real

    bagus

    16/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters