logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 3 Berkenalan Dengan Keluarga

Sejak hari itu, aini dan achmad semakin sering menghabiskan waktu bersama, ini pertama kalinya achmad berkencan lagi setelah 2 tahun dia menyendiri, achmad pernah merasakan sakit hati karena ditinggal menikah oleh mantannya.
Hari ini tepat hari minggu, achmad mengajak aini untuk pergi ke taman mini, mereka menikmati suasana sekitar yang hari itu sangat cerah, mereka menaiki perahu bebek sambil menikmati beberapa cemilan.
“Kamu kok mau aku ajak ke tempat kaya gini? Ini kan termasuk wisata murah”
“Loh kenapa aku harus gamau? Kan jalan sama pacar sendiri” tanya aini heran
“Ya enggak sih, aku denger dari okta kalo mantan kamu itu rata rata orang berada, bahkan ada yang dokter dan manager kan?”
Dahi aini mengerenyit, dia bingung kenapa okta harus menceritakan itu ke achmad, dia jadi merasa tak enak hati, memang benar karena paras aini yang cantik banyak yang mendekatinya, dan orang orang itu memang rata rata punya pendidikan yang bagus, mantan terakhir aini seorang pengawas di salah satu perusahaan besar dijakarta.
“Ya enggalah biasa aja kok, udah ah gausah ngomongin mantan mantan segala, nih makan cemilannya”.
Aini berusaha mengalihkan pembicaraan agar achmad tidak merasa minder, dia menatap achmad sambil mengelus kepalanya. Namun achmad seketika terdiam dan tidak banyak bicara.
“Kok kamu diem sih? Kenapa? Marah sama aku?”
Achmad menatap mata aini dengan lirih, dan memegang kedua tangan aini.
“Mantan kamu ternyata hebat hebat ya? Maaf aku ga cerita sama kamu sebelumnya, sebenarnya aku ini Cuma lulusan Sd, aku ga nerusin sekolah pas kelas 2 Smp, makannya aku bingung kalo kamu nanya masalah kerjaan, ya apa adanya aku begini, aku Cuma bisa jualan motor second aja, aku gabisa kaya mantan mantan kamu, kamu masih mau sama aku?”
Seketika aini terdiam, dia tidak menyangka bahwa achmad hanya lulusan Sd, dia bingung apa yang harus dia bicarakan jika nanti keluarganya bertanya tentang latar belakang pendidikan achmad, aini sendiri memang hanya tamatan Smk, tapi setidaknya keluarga aini mau orang yang bersamanya punya latar belakang pendidikan yang sama dengan aini, apalagi aini memilki abang yang lumayan posesif, tapi aini sudah terlanjur mencintai achmad, dia berusaha ikhlas menerima achmad apa adanya.
“Duh sayang, gapapa kok, semua kan sama dimata Allah, yang ngebedain cuma amal dan ibadahnya aja, kalo kamu lulusan Sd bisa aja kan nanti rezeki kamu melebihi sarjana, semua udah diatur masing masing kok sama Allah, semangat ya sayang”
Aini tersenyum sambil memegangi kedua pipi achmad, achmad juga tersenyum mendengar jawaban aini, dia semakin yakin akan hubungannya dengan aini, sepulang dari taman mini achmad mengajak aini untuk mengunjungi ibunya, ibu achmad adalah seorang pedagang kopi di pinggir jalan. Aini heran kenapa achmad membehentikan aini dipinggir jalan, disana sudah banyak laki laki yang sedang beristirahat sambil meminum kopi.
“Bingung ya? Ini warung ibu aku, tuh ibu aku dagang kopi, nanti aku kenalin”
Aini kaget, kenapa tiba tiba sekali, dia tidak membawa buah tangan apa apa, karena biasanya setiap dia bertemu orangtua dari sang mantan dia selalu membawa buah tangan.
“Ih kenapa tiba tiba sih? Aku gaenak ga bawa apa apa” ucap aini sambil memegang tahan achmad dan menahannya untuk berjalan.
“Gapapa gausah bawa apa apa sayang, ayo cepet aku kenalin”
Achmad berjalan menghampiri ibunya sembari menyapa orang orang sekitar.
“Assalamu’allaikum bu, kenalin ini aini pacar achmad”
Aini tersenyum sambil mencium tangan ibunya,
“Assalamu’allaikum bu, kenalin saya aini, ibu sehat? Maaf aini ga bawa apa apa achmad mendadak banget ngajakin kesininya”
“Eh iya iya..waalaikumsalam alhamdulilah sehat, gapapa gausah bawa apa apa kalo kemari main aja, sini duduk neng maaf ya dipinggir jalan, emang kerjaan ibu begini dagang kopi buat makan anak anak aja”
Mereka banyak bercerita, aini sangat senang ternyata ibunya achmad seseorang yang sangat ramah dan lucu, ibunya selalu tertawa ketika menceritakan sesuatu, aini pun jadi merasa tidak canggung untuk menceritakan banyak hal kepada ibunya achmad.
Ternyata orangtua achmad sudah berpisah ketika achmad masih kecil, mereka berpisah karena ayahnya berselingkuh dengan wanita lain, maka dari itu ibu achmad berjualan kopi di pinggir jalan untuk menyambung hidup, ada kekhawatiran didalam diri aini mendengar tentang perselingkuhan ayahnya, dia takut kalau achmad akan seperti itu, tapi dia berusaha untuk menepis perasaan negatifnya dan mempercayai sang kekasih.
Hari sudah mulai malam, aini berpamitan untuk segera pulang dan bergegas menaikin motor achmad, jam menunjukkan pukul 10 malam, cuaca sudah mulai dingin, saat perjalanan pulang achmad menarik tangan aini yang duduk dibelakang untuk memeluknya, aini membalas dengan menaruh kepalanya dileher achmad.
“Besok aku jemput lagi ya? Aku kenalin ke ayah, gapapa kan?”
“Emang ga bosen ketemu aku terus? Ledek aini sambil tertawa,
“Ya enggalah aku malah pengennya ketemu terus, besok aku jemput abis maghrib oke”
Aini mengangguk menandakan ia setuju dengan ajakan achmad.
Keesokan harinya tepat pukul 19.30 wib achmad menunggu aini ditempat biasa, aini memang belum mengenalkan achmad ke keluarganya, dan belum jujur dengan hubungan yang tengah ia jalani, ia menunggu waktu yang tapat untuk mengenalkan achmad ke keluarganya.
”Hey sayang, udah nunggu lama ya? Maaf ya..” ucap aini sambil mencubit pipi achmad
“Aduh sakit tauuu, iya lumayan tapi gapapa kok, eh itu bawa apa?” achmad melihat aini membawa sebuah bingkisan.
“Ini tadi aku beli kue, buat dibawa kerumah kamu, karena ga mendadak kaya kemarin jadi aku bisa sempetin beli”
“Repot repot banget sih, gausah bawa apa apa juga gapapa, ayo naik”
Aini begegas menaiki motor achmad, sesampainya disana aini melihat laki laki paruh baya sedang bersandar di bangku panjang sembari mengkompres perutnya dengan air.
“Assalamu’alaikum pak, kenalin ini aini, pacar achmad”
Laki laki tersebut ternyata ayahnya achmad, dia sedang di kompres karena memang kurang sehat, aini bergegas menghampiri sang ayah dan memberinya salam serta bingkisan yang ia bawa.
“Assalamu’alaikum pak saya aini, ini ada bingkisan sedikit semoga bapak suka”
“Eh iya waalaikum’salam duh repot banget kalo kesini gausah bawa bawa main aja gapapa, maapin ya bapak lagi sakit nih perutnya lagi kembung, mi ni ada pacarnya achmad bikinin teh terus sediain kue”
Datang seorang perempuan dari atas rumah dia adalah ibu sambung achmad, mereka memanggilnya umi, umi menyapa aini dengan hangat, sama dengan ibu kandung achmad, umi sangat ramah, dia langsung membuatkan aini minum dan memberikan aini cemilan.
“Cantik banget pacarnya si achmad” ucap umi sambil tersenyum memandangi aini.
Aini tersipu malu mendengar ucapan umi, achmad pun tertawa kecil ia merasa senang karena memiliki pacar yang cantik.

Book Comment (412)

  • avatar
    ArasidHarun

    ini bagussssssssssssssssssseeeeeeeeeeesssddessssssssssssssssssssssssssdddddddsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssseeeeeeessssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssseeeeessssssssssssssssssssssssssssssss sumpah bagussssssssssssssssssse bagussssssssssssssssssseeeeeeeesssssssss bangettttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt bagussssssssssssssssssseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee benerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

    9h

      0
  • avatar
    Dede Temon

    saya seneng baca baca di sini

    15d

      0
  • avatar
    AliMohd

    1000

    16d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters