logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

CALON SUAMI BERTEMU MANTAN

CALON SUAMI BERTEMU MANTAN

Susi_Riyanti


Chapter 1 KECURIGAAN

Mentari pagi yang hangat menyelusup masuk ke balik tirai. Cahaya kuning itu memaksa sang penghuni ranjang untuk membuka matanya.
Karina seorang gadis cantik yang beberapa hari lagi akan menjadi seorang pengantin. Hari sakral yang ditunggu oleh semua pasangan yang akan mengikat cintanya di bawah janji suci pada Tuhan.
Hari ini jadwal untuk fiting gaun pengantin. Karina bangun untuk bersiap. Setelah segar mengguyur badannya dengan mandi ia lalu mengisi perutnya dengan sebotol jus buah.
Belakangan ini jus buah jadi sarapan rutinnya, itu karena ia ingin tubuhnya tetap langsing dan proporsional saat mengenakan gaun pengantin nanti.
Ardi Bagaskara adalah nama pria yang membunyikan klakson di bawah. Bergegas Karina mengambil tas tangannya dan turun menghampiri pria yang sebentar lagi menjadi suaminya itu.
"Lama menunggu, sayang?"
"Enggak, aku juga baru siap. Yuk jalan!"
Mobil melaju memecah jalanan macet ibu kota. Hingga ia berhenti di sebuah butik yang megah. Keduanya memasuki butik itu bersama.
Ardi lebih dulu mencoba tuxedonya, sedangkan Karina harus menunggu sebentar karena gaunnya akan dipersiapkan dulu.
Dering HP terdengar dari saku jas Ardi. Sebuah panggilan video dari aplikasi hijau muncul dengan gambar seorang wanita sexy berambut pirang.
Ada rasa geram di hati Karina melihat ponsel calon suaminya itu. Lalu ponsel itu berbunyi lagi, kini bunyi sebuah pesan masuk.
( Terima kasih. Pesanan hotel Arions untuk satu hari berhasil. Silakan cek in pukul 16.00 dan cek out besok si jam yang sama. )
Sebuah notifikasi dari aplikasi pemesanan hotel tertera di layar itu. Tak lama sebuah pesan singkat masuk.
"Ardi, aku cek in duluan. Kamu harus datang." Pesan tertera walau tak dibuka laku sekejap langsung menghilang.
Karina benar-benar kesal. Namun ia tak menunjukkannya di depan Ardi. Sebuah rencana telah Karina persiapkan.
Tiba giliran Karina mencoba gaun pengantin, matanya tak lepas dari Ardi yang langsung sibuk dengan ponselnya..
Tirai dibuka, muncullah Karina dengan gaun pengantinnya. Ia terlihat sangat cantik. Tapi Ardi malah tetap sibuk dengan gadgetnya..
"Ardi! Bagaimana? Bagus tidak?"
teriak Karina kesal.
"Ooh, bagus. Sempurna." Ardi tak fokus melihat padanya tapi malah tetap pada layar ponsel itu
"Lihat kemari dulu dong sayang, jangan lihat layar ponsel terus, aku cantik tidak?" ucap Karina penuh penekanan. Ia ingin sekali melempar HP Ardi sejauh-jauhnya.
Ardi yang terkejut langsung memasukkan HP ke dalam sakunya.
"Iya, sayang kamu sangat cantik. " Ardi mengacungkan dua jempol pada Karina.
Karina masih bisa menahan emosinya. Ia ingin segera menangkap basah perselingkuhan Ardi di hotel. Sebelumnya Karina sudah mencatat nomor dan nama hotel tersebut.
"Mau kuantar pulang, sayang?" tawar Ardi.
"Tidak, aku masih mau pilih-pilih di sini." Kilah Karina.
"Oh, Ok. Kalau begitu aku duluan ya, ada yang ketinggalan di kantor."
"Ok."
Ardi langsung melajukan mobilnya pergi dari butik itu. Sedangkan Karina mengikutinya dari belakang dengan mobil sewaan.
GPS di ponsel Ardi sengaja Karina hidup kan. Itu memudahkan Karina melacak keberadaan calon suaminya itu.
Benar, Ardi masuk ke parkiran hotel itu. Karina menarik nafas panjang. Ardi sudah mulai berani berbohong padanya. Benarkah ia akan di selingkuhi bahkan sebelum hari pernikahan?
Hotel Arions kamar 221. Kini Karina sudah berdiri tepat di pintu kamar itu. Ia bingung apa yang harus dilakukan. Haruskan ia marah, menangis atau malah menghajar Ardi yang sedang bersama wanita lain di dalam sana. Haruskan pernikahan yang sudah di depan mata berantakan.
Semua kekesalan tertuju untuk pria bernama Ardi.
Saat Karina telah mengumpulkan sisa tenaganya untuk memencet bel kamar hotel itu.
Karina tak menyangka kini ia ada di depan pintu kamar hotel yang di dalamnya ada calon suaminya dengan seseorang, entah siapa.
Amarah bergemuruh di dada, namun bukan Karina namanya jika harus bersikap brutal. Sebagai putri yang terpandang pantang baginya meluapkan emosi di depan orang lain itu manner yang ia pelajari selama ini.
Karina mengatur nafasnya yang berpacu cepat karena marah. Ia memencet bel kamar itu. Belum lagi bel ditekan sosok calon suaminya keluar dengan tiba-tiba.
"Ka ka Karina?" Ardi terkejut.
"Iya ini Aku. Dengan siapa kamu di dalam?"
Karina merangsak masuk karena pintu itu belum menutup sempurna. Dilihatnya seorang wanita berambut pirang dengan mata sembab dan baju yang hanya mengenakan atasan longgar sedang duduk di sofa. Ia juga terkejut dengan kedatangan Karina dan Ardi yang mengikutinya di belakang.
"Jelaskan. Apa yang kalian lakukan di kamar ini?"
ucap Karina pada Ardi dan wanita itu.
"Oke, Karina. Pertama ini tak seperti yang kamu bayangkan. Oke aku salah tak memberi tahumu kalau aku bertemu dengan Stevi. Dia temanku-"
"Mantan kekasih tepatnya," sambar Stevi. Ia seperti bisa membaca keadaan apa yang ada di depannya. Rasa kecewa juga sedih ditinggal menikah oleh Ardi akan ia balas pada calon istrinya.
Ardi terpaksa berhenti bicara karena Stevi memotong ucapannya.
"Ooh. Kalian mantan kekasih. Berduaan di kamar hotel sebelum hari pernikahan. Kamu benar-benar ber*ngsek Ardi." Karina mulai mengeluarkan kekesalan pada calon suaminya itu.
"Tidak Karina, kami tak melakukan apa pun tadi. Kamu lihat bajuku masih rapi dan -"
" Tidak untuk tadi, tapi sering saat masih di Ausie."
kembali Stevi memotong perkataan Ardi. Mendengarnya dada Karina seakan kehabisan napas.
"Diam! Atau kupatahkan lehermu!” ancam Ardi pada Stevie.

Book Comment (129)

  • avatar
    MaryatiReni

    sangat bagus

    26/05

      0
  • avatar
    Nuraidil Nazira

    good

    12/11

      0
  • avatar
    ElisnaINDAH

    saya mendalami sklii novel in8💋💋

    11/11

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters