logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 2 BARA DALAM RUMAH

Angin malam membelai rambut seorang lelaki yang sedang duduk di teras rumahnya. Entah sudah berapa batang rokok ia habiskan. Pikirannya begitu kacau mengingat apa yang telah terjadi hari ini.
Peristiwa di cafe tadi siang sungguh membuatnya malu. Kemarahan istrinya yang merasa di khianati menjadi rumah tangganya semakin terasa di atas bara.
Semarah itukah Rossa melihat dirinya sedang bersama wanita lain? Lalu bagaimana dengan perbuatanya dua tahun yang lalu kepasa Anissa sekaligus sahabatnya sendiri?
"Anissa, maafkan aku!" Bisik pria itu lirih.
Andy, pria yang sudah dua tahun ini mencari keberadaan Anissa merasa putus asa karena pencariannya selalu mengecewakan. Wanita yang sangat ia cintai hilang bagaikan di telan bumi.
"Ya Tuhan, beri hamba kesempatan bertemu dengannya. Setidaknya beri hamba kesempatan agar bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Memang sulit baginya untuk membela diri di depan istrinya karena kedua mata Anissa dengan jelas melihat langsung" Andy mengusap wajahnya gusar.
Tanpa ia sadari sejak tadi ada sepasang mata yang memperhatikan dirinya. Mata yang sembab bekas menangis.
"Di sini kamu rupanya, Mas! " Rossa duduk dengan lesu di samping Andy.
Andy terus menghisap rokoknya tak mempedulikannya kehadiran Rossa. Perasaannya masih dongkol dengan kejadian tadi siang.
Melihat sikap Andy yang tak peduli dengan dirinya, Rossa hanya bisa menarik napas. Ia sudah terlalu lelah untuk memulai pertengkaran. Suaranya yang biasanya nyaring sekarang terdengar parau, karena sejak pulang dari cafe tadi Rossa menangis terus.
Rossa mengambil sebatang rokok milik Andy lalu menyulutnya. Namun sebelum rokok itu sampai di bibirnya, Andy menepis tangan Rossa dengan kasar sampai rokok itu jatuh ke lantai.
"Apa-apaan kamu, Rossa! Sudah gila kamu, hah! Apa kamu tidak tahu wanita hamil tidak boleh merokok?" Andi berdiri dengan wajah merah dan mata melotot.
Rossa tergagap melihat kemarahan Andy. Dengan suara bergetar nyaris tak terdengar Rossa menjawab "Baguslah kamu masih peduli sama aku, Mas!"
"Aku peduli sama anak yang kamu kandung, bukan sama kamu! " Andy pergi meninggalkan Rossa, tanpa memperdulikan Rossa yang terisak pilu.
______
Dengan susah payah, Andy berusaha mengendalikan emosi Rossa yang berusaha menyerang Dea. Namun ia kewalahan menghadapi kemaraha Rossa sampai akhirnya satpam cafe turun tangan mengamankan mereka.
Sesampainya di rumah, Rossa mencerca Andy dengan emosi yang membuncah. Beberapa barang jadi sasaran kemarahannya. Perkataan kasar yang keluar dari mulut Rossa membuat Andy lepas kendali.
"Dasar laki-laki hidung belang, brengsek! Siapa wanita jala*g tadi, Mas?" Rossa melampiaskan sisa kemarahannya di rumah. Beberapa barang pajangan di ruag keluarga hancur berserakan di lantai.
"Seperti yang kamu dengar tadi, namanya Dea. Dia wanita baik-baik dan terhormat," Andi menjawab dengan nada tinggi.
" Cih! Kamu bilang dia wanita baik dan terhormat, mana ada wanita terhormat merebut suami orang. Tega kamu, Mas! jahat kamu, Mas! Hu.. hu..hu.." tangis Rossa tak terkendalikan.
"Kalau kamu menganggap dia wanita jalan*ng, terus apa sebutan buat dirimu yang lebih tega terhadap teman sendiri!" Andy semakin sengit.
"Dasar laki-laki murahan!" Umpat Rossa.
"Plak! Tangan kekar Andy mendarat di pipi mulus Rossa, di susul suara pekikan Rossa.
"Aww!" Rossa terhuyung sambil memegangi sebelah pipinya yang langsung berstempel lima jari. Sementara tanganya yang sebelah berpegangan pada sudut kursi yang ada di dekatnya
"Jaga mulutmu! Sekali lagi kamu bilang aku laki-laki murahan tamat riwayatmu." Andy melinting ujung kemejanya, terihat otot pada lengannya menegang menandakan kalau ia sedang di kuasai emosi.
Rossa menangis semakin kencang rasa sakit atas penghianatan serta sikap kasar suaminya membuat dirinya semakin terluka. Tangannya memegangi perut yang sedang berbadan dua. Ini pertama kali ia melihat kemarahan suaminya. Setelah sekian tahun mereka hidup bersama.
Tak terlihat sedikitpun rasa bersalah Andy terhadap dirinya setelah peristiwa tadi siang di cafe. Kini suaminya telah banyak berubah dan itu di sebabkan pelakor yang ia temui tadi siang.
Melihat Rossa semakin kencang menangis, Andy malah semakin kalap. Dengan kasar ia menjambak rambut Rossa. Andy seperti orang kesurupan. Ia tak bisa lagi mengendalikan kemarahannya. Nafasnya tersengal-sengal seperti harimau yang sedang menghadapi mangsanya.
Setengah berbisik di telinga Rossa, Andy berkata" bagaimana rasanya di khianati? Sakit bukan? Sakit kan!? Teriak Andy mengulang perkataanya dengan suara tinggi dan mata melotot persis di depan wajah Rossa yang pucat pasi.
"Sudah lupa kamu? Lupa apa yang pernah kamu lakukan dulu dengan temanmu sendiri dan juga istriku! Ini belum seberapa sakitnya dengan apa yang pernah kamu lakukan dulu pada orang yang sangat aku cintai!" Teriak Andy. Suaranya memekakkan telinga.
"Kamu yang murahan, brengs*k. Tega merebut suami temanmu sendiri!" Andy seperti ingin menumpahkan semua unek-uneknya selama ini.
"S-sakit, M-mas, lepaskan!" Rossa berusaha melepaskan tangan Andy di rambutnya.
"Ah, bodohnya aku!" teriak Andy histeris sambil melepaskan jambakan di rambut Rossa.
"Mas, kamu tidak bisa menyalahkan diriku sepenuhnya tentang apa yang sudah terjadi dua tahun yang lalu. Lupakan dia, Mas! sekarang aku istrimu, sedang mengandung benih cinta kita, sampai kapan kamu terus terperangkap dengan perasaanmu yang sudah tak di hiraukan lagi oleh Anissa!" Rossa tak Terima selalu di salahkan oleh Andy.
"Tutup mulutmu, Rossa! tak ada seorang pun yang bisa memaksaku untuk melupakan dia, apa lagi kamu!" Tangan Andy melayang di udara, namun saat melihat perut Rossa tanganya turun begitu saja.
Setelah menumpahkan semua kemarahannya Andy pergi ke teras depan. Kepalannya serasa ingin meledak mengingat semua yang telah terjadi dalam hidupnya.
Dihempasnya bobot tubuhnya di kursi yang terdapat teras rumahnya. sengaja ia tidak menyalakan lampu. Ia berusaha menghirup udara sebanyak mungkin membuang semua kegundahan di dadanya.
Dua tahun ia hidup bersama Rossa, hanya karena kesalahan yang tak pernah ia segaja. Lebih tepatnya kesalahan yang penuh dengan permainan wanita yang kini telah menjadi istrinya. Obsesi cinta pertama Rossa telah menyeretnya ke dalam
hubungan yang penuh intrik.
Sementara wanita yang sangat ia cintai sampai saat ini tak tahu di mana keberadaanya. Bagaimana keadaannya sekarang, apa dia masih mengingatnya seperti ia yang setiap saat selalu mengingatnya atau sudah memiliki kehidupan yang baru bersama pria lain.

Book Comment (371)

  • avatar
    Jennisa Channel

    Ini gak ada lanjutannya Rosa yang menjelaskan kesalahannya,lalu Anisa dan Andy hidup bahagia dan diberi momongan☺️

    02/09/2023

      0
  • avatar
    KarimahJamilah

    seruuu bgtt sih aslii sayang pas di akhirnya lanjutan nya ngegantung bikin makin penasaran tolong lanjut dongg kaaaa🥰🔥🔥

    16d

      0
  • avatar
    NAJIBABDUL

    ini yang aku tunggu tunggu

    22d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters