logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

#3. Menjadi Antagonis Novel?!

Burung-burung liar berkicau dari balik dinding, kaki kecil mereka mendarat di atas dahan pohon bunga raksasa yang sedang mekar karena bulan ini adalah bulan pertama musim semi. Semerbak harum aroma bunga dari halaman menerobos masuk memenuhi ruangan kamar.
Sally kecil menutup mata erat-erat, menahan rasa patah hati karena harus membiarkan pantatnya di eksploitasi oleh maid-maid yang bertugas membantunya bersiap. Demi Tuhan! Sally merasa dilecehkan!
"Nona Sally ... wah, Nona hebat karena tidak menangis saat ganti popok. Nah, sekarang mari berganti pakaian. Tuan sudah menunggu Nona, hari ini anda akan bertemu dengan Nyonya."
Sally menggembungkan kedua pipinya merajuk. Matanya masih tertutup ketika proses pergantian baju berlangsung. Tidak kuat menahan rasa malu harus melihat tubuhnya terjamah oleh tangan-tangan tak diundang.
Persiapan memakan waktu hampir satu jam lamanya. Para wanita dewasa ini sering mencopot aksesoris dari kepalanya, lalu memasang aksesoris lain. Setelah puluhan kali berganti, pada akhirnya pilihan terakhir adalah aksesoris yang pertama kali dicoba.
Bisakah Sally marah?
Tidak bisa, bayi belum bisa berbicara lancar sebelum berumur setidaknya satu atau dua tahun.
"Nona sangat imut!"
"Beliau mirip boneka!"
"Aku yakin Nona akan tumbuh menjadi wanita tercantik di benua ini!"
"Aku setuju!"
Dari tadi pujian tentang dirinya terus berdatangan bagaikan angin berhembus. Sally menikmati pujian semua orang karena dulunya dia hanya mendapatkan pujian ketika masih kecil. Bibir kecilnya tersenyum cantik hingga mata hijaunya tertutup.
Maid yang bertugas menggendong Sally terpaksa menutup mata, belum siap menerima serangan keimutan Nona Muda. Dari sekian banyak lukisan daftar bayi tercantik satu benua, belum ada bayi secantik Nona Sally. Eh, mungkin ada satu, yaitu sepupu perempuan Nona Sally. Beliau lebih tua dua tahun dari Nona.
Heinrich menandatangani dokumen secepat kilat, seharusnya dia menunggu Sally di luar kamar. Namun karena Kepala Pelayan bilang ada surat mendadak dari Count Agler yang membutuhkan tanda tangannya, terpaksa Heinrich pergi dan meninggalkan kesempatan melihat putrinya yang imut.
"Tuan, masih ada sur–"
"Taruh di meja! Aku harus menemui putriku!"
Membenarkan letak kacamata, Louis tersenyum maklum saat menghadapi Ayah baru satu ini, "Baik, biarkan saya yang mengurus sisa surat. Anda bisa bermain bersama Nona, Tuan."
Heinrich meluncur pergi meninggalkan ruang kerja begitu saja, tidak membereskan kertas berserakan yang tidak tertata. Padahal dulu Heinrich tipikal pria suka kerapian, sering membersihkan mejanya sendiri sebelum pergi keluar.
Dari situ Louis bisa melihat seberapa besar Heinrich mencintai putri kecil barunya.
Pintu tinggi berbahan emas terlihat hebat dimata Sally. Keluarganya dulu termasuk jajaran keluarga konglomerat, tetapi rumah ini jauh lebih megah dari rumahnya. Kekayaannya bahkan tidak bisa dibandingkan begitu melihat setiap ornamen yang menghiasai keseluruhan mansion.
"Nona kecil datang!" Ami—maid pribadi Catarina berseru semangat. Meletakkan kemoceng ke meja kemudian berlari mendekati Lina yang menggendong Sally. Terlebih hari ini Sally mengenakan gaun merah muda kebesaran yang seolah menelan tubuh kecilnya. Benar-benar imut!
Catarina menyandarkan punggung ke kepala ranjang. Mengulurkan tangan meminta Lina berjalan mendekat kemudian menyerahkan bayi kecilnya yang baru dia lihat sekilas kemarin siang.
Sally memperhatikan lamat-lamat perempuan cantik berambut merah dengan mata emas di depannya. Wanita cantik ini Ibunya? Pantas saja para maid memuji dia cantik dan imut. Mungkin wajahnya mirip Ibu. Sayang sekali Sally belum bisa melihat cermin.
Semalaman dia tidur kurang nyenyak, seakan ada sesuatu yang mengganjal di dasar hati. Seperti, tidak seharusnya dia terlahir dari keluarga ini. Namun Sally segera menepis pemikiran itu sebab Ayah sangat mencintainya, Ibu juga sangat cantik dan lembut.
Kapan terakhir kali dia merasakan kehangatan dari orang tua? Sudah sangat lama dia tidak merasakan kebahagiaan ini.
"Putri cantik Ibu pasti lapar. Kalian semua bisa keluar lebih dulu, aku ingin berdua bersama putriku," titah Catarina masih menggunakan suara lemah dengan aura lembut seperti malaikat.
Dua maid menunduk memberikan hormat kemudian pergi keluar dari ruangan.
Catarina Debora merupakan wanita biasa dari kalangan masyarakat. Pernikahannya sempat ditentang oleh sanak saudara keluarga Heinrich. Sebagai pria bangsawan, sangat memalukan harus menikahi perempuan dari kumpulan rakyat jelata.
Tetapi Heinrich tidak merubah keputusan sama sekali. Dengan posisi kepala keluarga menggantikan kedua orang tua yang meninggal karena kecelakaan kereta, dia menakuti sanak saudara melalui otoritasnya. Sehingga dia dan Catarina berhasil menikah lalu hidup bahagia membangun rumah tangga.
Suasana kediaman Oscar pun berubah ceria sejak kedatangan Nyonya baru.
Catarina terlahir sebagai warga desa biasa, bisa dibilang menjalani kehidupan yang keras yang mana membuatnya memahami perasaan maid di rumah ini. Meskipun pangkatnya menjadi Nyonya, Catarina memperlakukan maid, tukang kebun, koki, serta pengawal secara ramah. Itulah salah satu pesona unik Catarina yang membuat orang mudah mencintainya.
"Putri Ibu, makanlah yang banyak."
Sally meminum air susu tergesa-gesa, agak memalukan namun ini demi bertahan hidup. Lagi pun tidak ada orang lain selain Catarina dan dia. Jadi tidak masalah, Sally lebih memilih meminum air susu Catarina dari pada harus meminum air susu buatan maid yang membuatnya ingin muntah karena rasanya aneh sekali.
Pintu terdorong dari luar, menimbulkan suara bantingan lumayan keras. Heinrich tersenyum pongah begitu mendapatkan tatapan marah dari sang istri. Pria itu menggaruk kepala bingung sekaligus merasa bersalah.
"Aku minta maaf, istri."
Mengeluarkan helaan melalui celah bibir. Catarina melambaikan tangan meminta suaminya datang mendekat.
Heinrich bersemangat, menutup pintu terlebih dahulu. Baru kemudian membawa langkah mendekati ranjang, Heinrich menekuk kedua kakinya ke lantai. Meletakan kepala di dekat istrinya.
Catarina membelai surai emas berkilauan, bertanya lemah, "Siapa nama putri kita?"
Mengangkat kepala bersemangat, Heinrich menjawab lantang dalam satu tarikan nafas, "Sallyana Van De Terezella Oscar!"
Sally, "....?!"
Ayah bilang apa tadi?
Sallyana Van De Terezella Oscar?!
Inikah alasan mengapa semalam dia tidak bisa tidur nyenyak?!
Mustahil! Mustahil! Mustahil! Dia tidak mau mengalami kematian tragis pada usia remaja! Ratu Naga penipu! Ratu Naga berbohong! Katanya setelah terlahir kembali dia bisa mendapatkan kehidupan lebih baik dan mendapatkan apa yang belum sempat dia dapatkan di kehidupan sebelumnya!
Tapi di kehidupan sebelumnya dia sudah mendapatkan kematian di usia muda, kenapa sekarang harus mendapat takdir serupa juga?!
Sallyana terus menggerutu dalam hati dan mengutuk Ratu Naga beberapa kali.
Sally menangis detik itu juga. Tidak mau! Tidak mau! Dia tidak mau menjadi antagonis novel yang akan mati muda! Dia ingin menikmati kehidupan panjang yang bahagia bersama kedua orang tuanya!
"Uwa! Uwa! Uwa!"
Catarina dan Heinrich terlonjak kaget akibat tangisan keras putri mereka yang begitu tiba-tiba. Dua orang tua muda itu berusaha menghibur sang putri agar tidak menangis lagi. Akan tetapi usaha mereka gagal, Sally justru menangis semakin keras seolah tidak ingin berhenti sebelum menangis selama satu hari penuh menangisi takdir buruknya.
Ratu Naga! Bagaimana bisa kau memberikan kehidupan seorang antagonis dunia novel untuk aku?!
Ini tidak adil! Sally ingin terlahir sebagai tokoh utama wanita atau tokoh figuran saja juga tak masalah!
Lagi pula, dari sekian banyak suami tersembunyi selain kehidupan manusia di bumi. Mengapa justru memasuki dunia novel yang merupakan dunia imajinasi?! Dunia fiksi kenapa bisa menjadi dunia sungguhan?!
Kediaman seketika ricuh. Banyak orang berkumpul di ruangan keluarga yang untungnya cukup luas jika dipergunakan menampung seluruh pegawai. Para pegawai maju satu persatu berusaha mengeluarkan kemampuan melucu sebaik mereka bisa, membawa harapan agar Nona kecil tidak lagi menangis.
Mereka takut Nona kecil bisa demam tinggi setelah menangis sekian lama.
Catarina memeluk anaknya cemas, tangan kanannya bergerak membelai surai merah pendek yang berantakan. Mata hijau bundar milik putrinya masih memerah menyisakan genangan air mata. Pipi gembul Sally berubah merah mirip warna tomat matang di kebun.
"Nyonya! Tuan sudah kembali membawa banyak mainan!"
Teriakan maid menggelegar memberitahu semua orang agar mereka menarik nafas santai. Sebelumnya Heinrich pergi keluar bertujuan ingin membeli banyak mainan bagi putrinya, anak kecil suka mainan bagus dan menarik. Jadi Heinrich membeli segala mainan berbahan dari emas atau permata.
Pemilik toko sampai kewalahan menerima pesanan segunung dari Marquez Oscar. Kabar bahwa Marchioness telah melahirkan seorang putri menyebar pesat ke seluruh kalangan bangsawan. Para Nona Muda yang dulu menaruh harapan bisa menjadi istri kedua Marquez Oscar terpaksa menelan kepahitan.
Heinrich Oscar adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Sang kakak lebih memilih menjadi seorang Count mengikuti istrinya yang merupakan anak tunggal sehingga tidak ada pemimpin dalam keluarga. Umur mereka terpaut kurang lebih lima tahun.
Heinrich saat ini baru memasuki usia dua puluh dua tahun. Parasnya begitu rupawan, wataknya lemah lembut dan sopan, badan gagah tinggi, mempunyai rambut emas berkilauan serta mata hijau seindah padang rumput, jangan lupakan kecerdasannya yang mendatangkan kecemburuan pria lain.
Banyak Nona Muda bersedia menjadi istri kedua Heinrich seandainya pria itu membuka lowongan mencari selir. Sayang sekali Heinrich adalah tipikal pria budak cinta ketika bersangkutan dengan Catarina.
Lima pegawai toko mainan membawa kotak besar berisi banyak sekali mainan berkilau. Perwakilan kediaman menerima kotak tersebut lalu berjalan memasuki ruang keluarga. Meletakkan kotak tepat dekat sofa di mana Catarina duduk sambil menenangkan Nona kecil.
Heinrich baru saja keluar lagi setelah masuk, katanya melupakan sesuatu yang sempat dibeli dari pedagang pinggir jalan.
"Nona, lihat ini!"
"Lihat ini juga, Nona!"
"Nona, Nona, saya ada mainan cantik!"
Sally berhenti menangis usai terkena kilauan cahaya entah berasal dari benda apa. Kepala kecilnya menoleh ke samping, memandangi segala jenis mainan mewah yang seharusnya menguras dompet. Seberapa kaya orang tuanya?
Catarina lega mengetahui putrinya berhenti menangis setelah melihat banyak sekali mainan mewah. Mau tak mau ibu muda tersebut tertawa, "Putriku suka emas dan permata? Maka semuanya akan menjadi milik Sally. Semua hal yang Sally inginkan akan Ibu dan Ayah kabulkan sebisa mungkin. Jadi berhenti menangis, ya, sayang?"
Sontak orang lain turut tertawa bahagia, bernafas lega mengetahui tangisan Nona mereda sangat cepat berkat mainan serba emas dan permata dari kotak mainan. Maid mengeluarkan semua mainan dari kotak, menumpuk semuanya di lantai.
"Semua milik Nona kecil!"
Mata hijau Sally bercahaya oleh sorot binar kebahagiaan seakan menemukan kesempatan menjadi kaya mendadak tanpa harus bersusah payah bekerja mengumpulkan uang. Tinggal menangis, maka Ayahnya akan memberikan dia segunung emas.
Baik, mari berhenti menangis! Sekarang alur novel belum dimulai! Dia bisa merubah takdir kematiannya asalkan dia tidak melakukan pembunuhan kepada putra Duke Veenaizo.
Mari menjadi pengangguran kaya yang hidup bahagia! Sally harus bisa memanfaatkan kehidupan keduanya sebaik mungkin untuk melakukan segala hal yang belum bisa dia lakukan di kehidupan sebelumnya. Lalu mencari Pangeran Naga sesuai permintaan Ratu Naga!
Yah, meskipun menurutnya susah. Ia harus tetap berusaha karena Ratu Naga sudah membuat dia terlahir kembali untuk menikmati semua kebahagiaan maupun kekayaan ini. Mau ketemu atau tidak si Pangeran, terpenting usaha dulu. Kata orang, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. 

Book Comment (85)

  • avatar
    AnggasAlvin

    good

    28/06/2023

      0
  • avatar
    FamkaJulia

    ceritanya bagus banget, lanjutin novelnya.

    15/01/2023

      0
  • avatar
    Kenzo

    saya sedikit terharu membaca cerita ini

    09/07/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters