logo
logo-text

Download this book within the app

chapter 5

[Hai apa kabar! Kamu dan suami baik-baik saja kan].
Aku mengernyitkan keningku setelah membaca pesan tersebut. Entah siapa pengirimnya nomornya juga tidak di kenal, profil juga tidak ada.
Ku abaikan pesan tersebut, karena aku malas untuk membalasnya. Mas Bayu juga entah kemana aku sama sekali tidak menghubunginya dan diapun tidak memberi kabar.
Ku nonaktifkan ponselku, aku kembali tidur, tapi mata ini sangat sulit untuk terpejam. Hingga pukul empat pagi disitulah baru terasa ngantuk sekali.
Aku terbangun pukul 09.30WIB, segera aku mandi kemudian menyiapkan makanan untukku. Teringat dengan ponselku yang sejak dari tadi malam aku matikan segara aku ambil dan menghidupkannya kembali.
Setelah ponselku ku hidupkan, tidak ada pesan dari Mas Bayu. Benar-benar sudah kelewatan kamu Mas, awas saja aku akan hancurkan hidupmu
Selesai makan aku ke rumah Ibu mengantar baju Rania sekaligus ingin bermain dengannya. Baru saja beberapa langkah ponselku berdering tanda ada pesan masuk.
[Say, kamu datang ke cafe yang kemarin, ya].
[Ngapain say] tanyaku.
[Ini tentang Bayu].
[Baiklah aku akan segera kesana].
Tiba di rumah Ibu aku hanya meletakan baju Rania di meja. Aku tidak sempat bertemu dengan Ibu dan juga Rania, mungkin mereka sedang ke warung, nanti saja aku kabari Ibu.
Taksi online yang aku pesan pun akhirnya datang. Dalam perjalanan aku memikirkan Mas Bayu, ada apa dengan Mas Bayu! Apa Meli bertemu dengan Mas Bayu dan selingkuhannya.
Tidak butuh waktu lama akhirnya aku sampai di cafe. Kulihat Meli sudah disana sedang menikmati minumannya.
"Sudah lama?tanyaku.
"Belum, baru beberapa menit lah,"ucapnya.
"Mas Bayu kenapa?"tanyaku.
"Entar dulu dong. Baru juga nyampai sudah tanya-tanya Bayu saja. Minum dulu atau makan dulu gitu,"ucap Meli.
"Aku baru saja makan, minum punya kamu saja deh,"balasku seraya meminum jus mangga punya Meli.
"Kamu punya kabar tentang Mas Bayu?"tanyaku.
"Iya. Tadi malam pas aku beli obat ke apotik aku melihat Mas Bayu dan wanita itu keluar dari restoran yang di samping apotik tersebut,"ucap Meli.
"Serius kamu, Mel,"tanyaku.
"Iya, aku punya fotonya,"ucap Meli seraya menunjukkan foto Mas Bayu dengan wanita, tapi sayangnya wajah wanita itu tidak kelihatan.
Padahal aku ingin sekali melihat wajahnya. Jika benar Mas Bayu selingkuh dengan Widia pasti saat bertemu Meli Widia akan takut.
"Kamu tidak melihat siapa wanita itu?"tanyaku.
"Nggak, wanita memakai masker dan kaca mata, makanya saya tidak begitu melihatnya. Foto aku ambil saat mereka baru keluar dari restoran posisi wanita sebelah kanan Bayu jadi hanya foto dari samping dan belakang saja,"jelas Meli.
"Kamu bilang Mas Bayu selingkuh dengan Widia, harusnya kamu tahu dong bentuk-bentuk tubuh Widia gimana?"ucap Meli.
"Selama ini yang mencurigakan Widia, tapi aku memang belum yakin sih dia selingkuhan Mas Bayu,"balasku. Meli mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Bagaimana Bayu saat melihat kamu berubah cantik?"tanya Meli.
"Mas Bayu nggak pulang semalam,"ucapku lirih.
"Ha, Bayu nggak pulang! Berarti tadi malam dia tidur sama wanita, dong,"ucap Meli lantang.
"Aku tidak tahu Mel,"ucapku.
"Keterlaluan Bayu. Kalau seperti ini kamu harus tegas, jangan kasih ampun lagi,"ucap Meli.
"Jadi rencana membuat Mas Bayu jatuh cinta nggak jadi,"ucapku polos.
"Jadi. Kamu harus buat dia klepek-klepek sama kamu terus tinggalkan dia,"ujar Meli.
"Ya sudah, aku pulang dulu. Badanku masih lemas,"ucapnya.
"Kamu sakit? Sudah berobat belum?"tanyaku.
"Malas berobat, aku hanya butuh istirahat saja entar kalau sudah istirahat sehat lagi kok. Aku duluan ya,"ucapnya seraya pamit.
Setelah Meli pulang aku pun bangkit ingin pulang juga. Aku singgah sebentar ke minimarket ingin membeli jajanan buat Rania.
Aku pun mengambil jajanan kesukaan Rani, saat hendak mengambil susu aku melihat Widia mengambil susu hamil.
Widia beli susu hamil, untuk siapa? Apa dia hamil. Jika itu anaknya Mas Bayu aku harus secepatnya bertindak sebelum Mas Bayu mengambil semua hartanya dan meninggalkan aku dan Rania tanpa memberi sedikit hartanya.
"Hai Wid, apa kabar?"sapaku. Widia terkejut melihatku.
"Eh, Rika. Aku baik, kamu kesini sama siapa. Rania mana?"tanyanya sambil celingukan.
"Rania di rumah Ibu, aku tadi habis dari rumah teman pas mau balik singgah kesini sebentar beli jajan Rania,"ucapku sedikit berbohong.
"Oh,"jawabnya.
"Kamu ganti nomor atau gimana Wid! Aku chat cuma centang satu,"ucapku. Biarlah dia mau marah sama aku atau apa terserah dia saja.
"Iya Rik, aku ganti nomor soalnya ada chat yang nggak senonoh makanya aku ganti nomor,"balasnya. Aku tidak tahu dia sedang berbohong atau tidak.
"Oh,"ucapku ber oh ria.
"Nanti aku chat kamu saja, biar kamu save balik nomor aku,"ucapnya.
Aku pun mengangguk kan kepalaku. Sebenarnya aku sudah tidak peduli lagi. Mau dia ngasih atau tidak itu urusan dia, mau di chat aku atau tidak terserah dia. Kalau memang iya kenapa tidak sekarang saja dia ngasih nomornya.
Ingin bertanya sebenarnya untuk apa dia beli susu hamil, tapi lidah ini rasanya keluh untuk bertanya.
"Rik, aku duluan ya,"pamitnya. Aku hanya membalas dengan anggukan kepala.
Setelah selesai belanja aku pun pulang. Baru saja hendak masuk ke rumah tiba-tiba ponselku berdenting tanda pesan masuk. Ku lihat pengirim pesan tersebut sama dengan nomor yang mengirim pesan kemarin.
[Tidur sendiri ya, kasihan. Aku tahu suami kamu ada dimana].
Kali ini aku membalas pesannya.
[Kamu siapa?]
[Kamu tidak perlu tahu siapa saya. Sebentar lagi kamu bakalan tahu siapa saya. Bayu akan menceraikan kamu siap-siap lah menjadi janda].
[Jangan harap kamu bisa bersama Mas Bayu].
[Kamu bisa apa, buktinya suami kamu tidak pulang. Sudahlah lepaskan saja Bayu].
[Dasar sampah].
[Kalau saya sampah suami kamu nggak bakalan mau sama saya. Dasar bodoh]
Aku tidak lagi membalas pesannya. Ku tekan dada ini kuat-kuat agar sesak dalam dada sedikit kurang. Aku tidak tahu apa aku kuat atau tidak menjalani hingga aku bisa mengambil harta Mas Bayu.
Sampai detik ini aku belum tahu dimana Mas Bayu menyimpan berkas-berkasnya. Yang aku temukan hanya ATM dan kotak merah kemarin. Apakah aku harus mundur saja.

Book Comment (85)

  • avatar
    SimanjuntakEsra

    makanya jgn selingkuh PAOK

    4d

      0
  • avatar
    Keeple keceh

    Mantap boskuu

    8d

      0
  • avatar
    Nyimas Kangmas

    seruuuu alurnya

    10d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters