logo
logo-text

Download this book within the app

chapter 4

Ku cari kontak temanku aku ingin dia tahu kalau Widia telah memblokir nomor ku, dan dia selingkuh dengan Mas Bayu.
"Hallo, Mel. Kamu dimana?"tanyaku setelah sambungan telpon terhubung.
"Aku di rumah say, tumben nelpon aku. Ada apa?"tanyanya balik.
"Aku ingin bertemu dengan kamu,"ucapku.
"Tumben. Pasti kamu ada masalah dengan suami kamu kan, makanya kamu menghubungi aku. Kamu dan Bayu ada masalah apa?"tanyanya. Aku meneguk air ludah sejenak.
"Kita ketemuan saja,"ucapku.
"Di tempat biasa say,"ucapnya.
"Iya,"balasku.
Setelah sambungan telpon terputus, aku meneguk hingga tandas air mineral milik Rania. Aku harus kuat, aku harus tahu siapa sebenarnya Vira itu dan apa hubungannya dengan Widia.
Untuk sementara kartu ATM dan kotak perhiasan ini aku amankan dulu di rumah Ibu sekaligus menitipkan Rania pada Ibu.
Tiba di rumah Ibu aku bercerita semua pada Ibu tentang Mas Bayu, tapi tidak dengan Ayah biarlah setelah aku resmi bercerai dengan Mas Bayu aku beritahu.
Kalau Ayah tahu sekarang takutnya Ayah marah dan menghajar Mas Bayu habis-habisan. Dan apa yang aku rencanakan akan gagal.
Satu jam kemudian Meli datang, tadi aku sudah kasih tahu Meli kalau aku di rumah Ibu makanya Meli menjemput aku di rumah Ibu.
Setelah berpamitan pada Ibu, aku dan Meli pun segera ke cafe dimana kami berkumpul saat mengadakan reuni.
"Kenapa kok mata kamu sembab kayak habis nangis,"tanya Meli.
"Iya Mel, aku habis nangis. Mas Bayu selingkuh, Mel,"balasku.
"Sabar, terus rencana kamu apa?"tanyanya.
Tak butuh waktu lama kami pun sampai di cafe. Kami memilih duduk di meja paling pinggir dimana di sebelahnya ada kolam.
"Kamu curiga dengan Widia?"tanyanya. Aku pun mengangguk kan kepalaku.
"Awalnya aku tidak yakin karena Widia lah yang mengirim foto itu, tapi saat aku perhatikan gelang yang dipakai wanita dalam foto itu gelangnya sama persis dengan gelang Widia,"jelas ku.
"Bisa saja gelangnya sama, gelang seperti itukan banyak yang jual di pasar,"ucap Meli.
"Eh, kamu mau pesan makanan apa?"tanyaku. Aku sampai lupa menawarkan Meli.
"Pesan minum saja say,"balas Meli.
Aku memesan minuman untuk kami, setelah itu Meli bertanya lagi soal cerita Mas Bayu.
"Kalau memang bukan Widia kenapa dia memblokir nomor ku,"ucapku.
"Kalau benar seperti itu, aku siap membantu kamu,"ucap Meli dengan semangat sehingga membuatku tersenyum.
"Rencana kamu, apa?"tanya Meli.
"Pertama aku akan mengalihkan harta Mas Bayu menjadi atas namaku, setelah itu aku akan menyuruh orang untuk memata-matai Mas Bayu dan wanita itu,"ujarku.
"Ok juga tuh, buat Bayu jadi gembel. Kalau itu aku setuju, aku bersedia membantu kamu,"ucap Meli.
"Terimakasih ya, Mel,"ucapku.
"Sama-sama say. Berarti sekarang kita punya misi dong,"ucap Meli seloroh hingga aku tertawa.
"Nah gitu dong tertawa jangan di bawa sedih yang ada wanita itu senang. Aku paling benci dengan pelakor jadi aku siap empat lima membantu kamu,"ucap Meli yang membuatku semkin terpingkal.
"Aku punya usul, Rik. Gimana kalau kamu merubah penampilan kamu dulu sebelum membalas Bayu,"ucap Meli.
"Memangnya aku tidak cantik ya?"tanyaku.
"Bukan itu maksudku, kamu itu cantik hanya saja kamu kurang perawatan. Maaf ya bukannya aku mengejek kamu, tapi aku hanya ingin kamu merubah penampilan kamu agar si Bayu tahu kalau kamu juga bisa lebih dari wanita itu,"ujar Meli.
"Jadi aku harus merubah penampilanku,"ucapku. Meli mengangguk kan kepalanya.
"Iya say. Ayo kita ke salon langganan ku,"ucap Meli sambil menarik pelan tanganku.
"Tunggu minumnya kan belum bayar,"ucapku. Meli pun berjalan ke arah kasir membayar minuman.
"Kok jadi kamu yanga bayar?"tanyanya.
"Sudah nggak apa-apa sesekali,"balasnya.
Kami pun meninggalkan cafe, kemudian melajukan mobil menuju salon langganan Meli. Di dalam perjalanan kami tidak banyak bicara hanya sesekali saja kami berbicara.
Lima belas menit perjalanan kami pun tiba di salon. Meli menarik pelan tanganku.
"Hai say, apa kabar,"ucap seseorang. Mungkin dia pemilik salon.
"Kabar baik say, kamu apa kabar?tanya Meli balik.
"Saya baik juga,"balasnya sambil menatapku.
"Kenalin ini teman saya,"ucap Meli.
"Rika,"ucapku sambil berjabat tangan.
"Ratu,"balasnya.
"Oh ... Say tolong rubah penampilan teman saya ini,"ucap Meli.
"Teman kamu sudah cantik kok say, hanya butuh sedikit perawatan,"ucap Ratu.
Semenjak menikah aku memang tidak pernah memperhatikan penampilanku. Apalagi semenjak Rania lahir jangankan untuk berbedak atau yang lainnya, mandi saja seperti di kejar-kejar setan. Mungkin ini alasan Mas Bayu selingkuh.
Tangan Ratu pun dengan cekatan merubah penampilanku hanya butuh setengah jam saja sudah selesai. Meli dan Ratu menatapku seperti melihat artis saja.
"Kamu cantik banget say?"ucap Meli.
"Kamu ada-ada saja. Aku ini jelek kalau aku cantik nggak mungkin Mas Bayu berpaling dari aku,"ucapku.
"Mata dan otak Bayu yang harus di cuci,"ucap Meli.
"Maksudnya apa?"tanya Ratu.
"Suamiku selingkuh, Mbak,"ucapku dengan mata berkaca-kaca.
"Sudah dong jangan sedih lagi. Sekarang kamu sudah cantik, kamu bisa membalas suami kamu,"ucap Meli.
"Maaf ya say. Aku tidak tahu, tapi betul apa yang di katakan Meli. Sekarang kamu sudah cantik dan kamu bisa balaskan dendam kamu,"ucap Ratu. Aku tidak mengerti apa maksud mereka.
Apa hubungannya aku cantik dan balas dendam.
"Bagaimana kalau kamu ikut rencana ku saja,"ucap Meli. Rencana apa?
"Bagaimana kalau kamu ikut rencana saya,"ucap Meli.
"Rencana apa?"tanyaku.
"Sekarang kamu kan sudah sangat cantik. Kamu buat Bayu jatuh cinta lagi sama kamu terus setelah Bayu jatuh cinta kamu tinggalin dia,"ujar Meli. Aku terkejut dengan ucapan Meli.
"Aku tidak mau yang ada aku yang akan susah lepas darinya,"balasku.
"Aku tahu kamu sangat mencintai Bayu. Kamu pasti bisa melakukannya,"ucap Meli.
"Nanti saja kita bahas lagi. Sekarang kita pulang dulu kasihan Rania di tinggal dari tadi,"ucapku.
"Ya sudah ayo kita pulang," ajak Meli.
Kami pun pulang setelah membayar biaya perawatan ku.
"Mel, kenapa kamu belum menikah?"tanyaku setelah kami di dalam mobil.
"Belum ada jodoh,"balasnya.
"Belum ada jodohnya atau kamu yang terlalu memilih,"ucapku. Meli menatapku sambil tersenyum.
"Bukan. Hanya saja aku belum siap menikah apalagi aku melihat rumah tangga kamu seperti ini aku jadi takut untuk menikah,"ucapnya.
"Takut apa? Lagian ya nggak semua laki-laki itu sama, ada kok pria yang baik kalau aku ya sudah nasip aku mungkin seperti ini,"kataku.
"Makanya aku belum siap menikah karena takut dapat suami seperti Bayu,"ucap Meli. Aku menghela napas panjang.
Aku dan Mas Bayu memang menikah atas dasar cinta, semenjak SMA kami sudah pacaran, tapi entah kenapa Mas Bayu bisa selingkuh. Yang aku tahu Mas Bayu itu baik dan tidak pernah main kasar apalagi memukul.
Apa memang karena penampilan ku melebihi babu makanya Mas Bayu selingkuh, kalau memang karena itu kenapa Mas Bayu tidak ngomong saja terus terang kan aku bisa merubahnya.
"Bagaimana Rik, Kamu mau membuat Bayu jatuh cinta lagi?"tanya Meli setelah tiba di rumah Ibu. Ibu menatapku dan Meli bergantian.
"Aku belum tahu say,"balasku.
"Kenapa?"tanyanya.
"Aku yakin setelah Bayu jatuh cinta sama kamu, apa saja yang kamu minta pasti di turuti,"ucap Meli. Aku menatap Ibu sejenak.
"Terserah kamu saja, Rik. Ibu hanya bisa mendoakan saja yang menjalani kamu, tapi nggak ada salahnya juga di coba,"ucap Ibu.
"Nanti deh aku coba,"ucap ku.
"Kalau begitu ayo kita ke rumah kamu,"ucap Meli.
"Mau ngapain?tanyaku.
"Ayo lah nanti juga kamu bakalan tahu kok,"ucap Meli.
Aku dan Meli segera pulang ke rumah sedangkan Rania tidak mau ikut pulang katanya dia mau tidur sama nenek dan kakek saja.
Aku tidak tahu rencana apa yang Meli katakan, sebenarnya aku belum mengerti apa maksud rencana Meli.
Tidak butuh waktu lama kami pun sampai ke rumah. Meli menjatuhkan bokongnya di sofa sepertinya dia kecapean sekali.
"Kamu capek ya Mel?"tanyaku.
"Sedikit,"balasnya. Aku ke dapur mengambil air minum untuk Meli.
"Minum dulu,"ucapku sambil memberikan gelas berisi air minum untuk Meli. Meli meneguknya hingga tandas.
"Kamu punya lingerie, tidak?"tanya Meli. Ku kernyitkan keningku.
"Untuk apa?"tanyaku heran.
"Bayu jam berapa pulang,"tanyanya balik.
"Kalau dia tidak lembur dia pulang jam lima, tapi kalau dia lembur jam sebelas atau jam dua belas baru pulang,"ucapku.
"Lembur apaan Sampai tengah malam baru pulang?"tanya Meli. Aku mengedikkan bahu.
"Begitulah setiap Mas Bayu lembur,"balasku.
"Sekarang kamu fokus pada rencana kita, kamu harus buat Bayu jatuh cinta,"ucap Meli.
"Caranya,"tanyaku.
"Kalau di rumah usahakan kamu berpenampilan menarik. Kalau bisa kamu pakai baju yang sexi kalau kamu punya lingerie pakai itu saja,"ujar Meli.
"Aku tidak terbiasa memakai baju seperti itu, yang sering aku pakai baju daster,"balasku. Meli menghela nafas panjang.
"Coba saja kan cuma dalam rumah,"ucap Meli.
"Nanti deh aku coba,"balasku.
"Aku pamit pulang dulu ya, aku capek banget soalnya. Entah kenapa tiba-tiba badanku lemas,"ucap Meli.
"Muka kamu juga pucat. Kamu sakit Mel, kita berobat aja yo,"ajakku.
"Nggak usah Rik, aku butuh istirahat saja. Nanti juga enakan,"ucap Meli.
"Kalau gitu kamu istirahat disini saja,"ujarku.
"Nggak ah, aku pulang aja kalau aku disini yang ada rencana kamu bakal nggak jadi,"balas Meli.
"Nggak apa-apa say. Yang penting kamu sehat dulu,"ucapku.
"Aku pulang saja Rik, lagiankan nggak begitu jauh,"ucap Meli seraya bangkit dari duduknya.
"Yakin kamu bisa bawa mobil?"tanyaku.
"Iya, aku masih bisa kok,"balasnya. Seraya meninggalkan aku.
Setelah Meli pulang aku pun segera mandi dan ingin segera istirahat. Sudah jam enam sore Mas Bayu belum juga pulang, mungkin dia lembur hari ini entah lembur apa hanya dialah yang tahu.
Pukul 24.15 aku terbangun karena ingin buang air kecil. Mas Bayu belum juga pulang, biarlah sekarang aku tidak mau tahu dia pulang jam berapa, terserah dia saja.
Setelah aku selesai buang air kecil aku masuk balik ke kamar, tapi rasa ngantuk sudah hilang. Ku raih ponselku yang terletak di atas nakas, ada notif pesan masuk dari nomor tidak di kenal.
Karena penasaran aku pun membuka pesan singkat tersebut.
[Hai, apa kabar. Kamu dan suami baik-baik saja, kan].
Aku mengernyitkan keningku setelah membaca pesan tersebut. Entah siapa pengirimnya, nomor tidak tersimpan profil juga tidak ada.

Book Comment (85)

  • avatar
    SimanjuntakEsra

    makanya jgn selingkuh PAOK

    4d

      0
  • avatar
    Keeple keceh

    Mantap boskuu

    8d

      0
  • avatar
    Nyimas Kangmas

    seruuuu alurnya

    11d

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters