logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Bab 7

Pandangan wajahnya memperlihatkan kalau sebenarnya dirinya juga ingin tahu apa yang terjadi di sini. Jasper dengan polosnya kemudian menanyakan hal itu kepada mereka yang saat ini sedang ada di sana. Sementara itu, Julian yang masih merasa heran kenapa semuanya malah menjadi semakin rumit saja. Saat ini dirinya sampai merasa kalau ini mugkin akan memakan waktu lama. Jasper tahu semua itu begitu diberitahu Timoti. Dirinya yang langsung panik dan tidak lama setelah ini bergegas pergi menuju ke suatu tempat. Julian bersama dengan yang lainnya masih ada di sini dan mereka sekarang sedang membicarakan rencana kedepannya. Salah satu dari mereka menyarankan untuk pergi menemui seseorang dan tidak lama setelah itu orang itu malah menyuruh Julian. Disaat itu juga dirinya sampai merasa bingung. Ada beberapa hal yang memang sudah terjadi dan itu malah semakin banyak masalah saja. Kali ini di suatu tempat terlihat Jasper yang rupanya sekarang sedang berdiri tepat di depan batu nisan senior. Orang itu sudah pergi meninggalkan dunia ini dan dirinya yang begitu melihat kenyataan itu merasa tidak percaya. Sampai akhirnya dirinya berdiam diri dan tidak bergerak saking terkejutnya. Setelah itu, Jasper kembali ke kantor dan bertemu dengan semua orang yang sedang berjaga hari ini. Rupanya kalau dilihat kembali mereka seperti sedang merasa lelah dan setelah itu Jasper hanya diam saja dan tidak banyak bicara. Timoti masih sibuk dengan urusannya dan sekarang diikuti Julian yang memang sebelumnya diperintahkan untuk pergi bersama dengan Timoti dan meminta persetujuan pihak atas akan hal itu. Mereka berdua kemudian mendatangi salah satu kantor pusat yang ada di sebelah tenggara kota ini. Orang-orang yang bekerja di tempat ini ternyata cukup terampil juga dan kali ini mereka menyaksikan beberapa orang sedang melakukan sesuatu yang tidak lain merupakan bagian dari latihan. Julian seketika merasa kagum dan tidak lama setelah itu Timoti menyuruhnya untuk jangan sembarangan dan ikuti saja dirinya. Sementara itu, sekarang ini masih di kantor. Jasper bersama dengan anggota yang lain terlihat sedang membicarakan sesuatu. Dirinya yang dalam hatinya masih saja tidak menyangka dengan semua ini, sekarang malah semakin yakin kalau mungkin saja ada sesuatu yang lebih besar dibalik kejadian itu. Anggota yang lain langsung terdiam ketika Jasper mengatakan pendapatnya dan seakan mereka juga berpikiran hal yang sama. Tidak hanya itu saja, Jasper juga sebelumnya mendapatkan misi dan dirinya harus masuk kedalam situasi yang membuat dirinya nyaris terluka. Beruntung hal itu bisa diatasi, dan akhirnya dirinya sampai sekarang masih terlihat baik-baik saja. Tidak ada luka atau semacamnya dan terlihat sehat.
“Sepertinya situasinya sudah sangat berbahaya,” ucap Jasper.
“Kalau soal itu, aku tidak yakin.”
“Jadi, masih belum juga ditangani rupanya. Kurasa akan memakan waktu lama.”
“Apa kau merasa cemas Jasper?”
“Ah, tentu saja. Sejujurnya aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat dan rupanya hal itu malah membuatku makin kepikiran saja. Aku sudah muak dengan hal yang menguras pikiran begini dan kurasa semuanya hanya membahayakan saja.”
“Tidak ada yang tahu kalau ini akan menjadi perbincangan publik.”
“Apa media juga tahu hal ini?”
“Ya. Mereka tahu. Karena itulah halaman utama berita berisi masalah ini.”
“Astaga. Kalau terus begitu, akan semakin merepotkan.”
Seperti yang sudah terlihat. Ada beberapa masalah yang datang saat ini. Mereka yang bahkan merasa kalau suatu hal yang sangat aneh ini kemungkina karena adanya campur tangan beberapa orang lainnya. Disaat yang sama juga malah semakin banyak dugaan kalau ini bukanlah sebuah kebetulan belaka dan mungkin saja memang ada orang yang sengaja melakukan hal semacam ini. Julian yang sekarang sedang bersama dengan Timoti, dirinya bahkan merasa sedikit mencurigai sesuatu. Pandanganya seolah memperlihatkan semuanya dan kali ini pikirannya hanya tertuju dengan beberapa bukti yang pernah dilihat olehnya itu. Sudah sampai di tempat yang mereka tuju. Setelah ini keduanya mulai mendiskusikan banyak sekali keluhan termasuk pemintaan mereka untuk mengeluarkan perintah agar menangani kekacauan yang terjadi. Rupanya begitu mereka datang ke ruangan orang itu, disaat yang sama keduanya merasa sediki kecewa karena ternyata ketua tidak mengizinkan mereka untuk menangani masalah kali ini. Timoti yang tentunya merasa tidak percaya akan hal itu, perlahan dirinya mulai mengatakan kalau ini sungguh keterlaluan. Dalam hatinya dirinya sudah merasa dikhianati karena sebelumnya sangat percaya dengan keyakina kalau mungkin saja orang ini akan membantu. Tidak lama setelah itu, mereka berdua disuruh untuk kembali saja ke kantor dan jangan membahas masalah ini. Tentunya saat itu juga Julian merasa sedikit curiga dengan ucapan orang ini. Tanpa berlama-lama, mereka berdua langsung disuruh meninggalkan ruangan dan itu juga diantar oleh salah satu staff yang memang sedang berjaga. Mereka terlihat sangat aneh dan kemudian Timoti merasa kesal karena tidak ada hasilnya. Sementara itu, Julian yang hanya memperhatikan sekilas, dirinya juga seperti tidak menyangka kalau kedatangannya ke tempat ini malah berakhir dengan sia-sia. Setelah ini, mereka berdua langsung kembali ke kantor. Tepat di ruangan ketua. Dirinya yang tampak merasa pusing karena tiba-tiba saja mereka berdua datang kemari dan itu sudah membuat kepalanya nyaris pecah. Sekarang hanya ada satu masalah yang bahkan semakin besar.
“Bagaimana ini bisa terjadi?” gumam ketua, sambil mengelus wajahnya.
Dan sekarang ini tepat di tempatnya Jasper. Dirinya yang kemudian menemukan satu fakta yang bahkan sangat mengejutkan. Dirinya merasa seolah semua ini memang sudah ada orang yang mengendalikan situasi. Disaat yang sama juga dirinya menganggap kalau kemungkinan besar ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dipikirkannya saat ini. Mendengar penjelasan Jasper yang sedikit membingungkan, salah satu anggota detektif yang lain merasa sedikit lelah. Selain itu, mereka kini tidak bisa melakukan apa-apa begitu mendengar kabar yang merepotkan dari Julian dan Timoti. Saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju kemari.
“Padahal aku sudah menantikan kabar yang menyenangkan, ternyata malah sebaliknya,” ucap Jasper yang juga merasa sedikit kecewa.
“Ya. Bukan kau saja yang kesal. Tapi, kalau dilihat kembali ada benarnya juga.”
“Apa yang ada benarnya? jelas sekali itu tidak benar?”
“Karena kalau dipikir lagi, ketua juga pasti sangat frustrasi. Dibanding itu, kurasa ada yang jauh lebih baik kita lakukan sekarang ini.”
“Apa yang akan kita lakukan?”
“Seperti biasa. Menerima berbagai kasus yang dialami masyarakat. Hanya itu saja yang bisa kita lakukan untuk saat ini.”
“Ah, kupikir apa yang akan kita lakukan. Ternyata hanya itu. tapi itu bukan masalah bagiku. Semuanya sama saja tidak ada bedanya.”
Satu hari sebelumnya. Seseorang yang berada disalah satu ruangan gelap terlihat sedang mengawasi sesuatu dari balik layar monitornya. Orang ini seakan sedang menantikan banyak hal yang akan mengubah masa depan. Dan tepat jam 12 malam, seseorang yang berada di sebuah tempat yang terlihat seperti menara. Orang ini seakan sedang menunggu sebuah momentum. Malam yang tampak ramai di sisi kota yang lain, terkadang membuat banyak orang merasa tertipu dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Mereka hanya menjalani hidup sebagai manusia biasa dan berharap hari-hari yang baik selalu ada. Namun, rupanya kenyataan pahit selalu saja terjadi. Di kala semua orang merasakan kedamaian yang sebenarnya, saat itu juga tragedi dimulai. Beberapa orang yang sudah mengetahui tentang penyerangan tidak terduga di distrik utara semakin membuat mereka merasakan ketakutan. Selain itu, ada juga orang yang menganggap kalau kejadian itu terjadi karena ada karma yang datang. Seorang wartawan yang menyebarkan berita ini ke media langsung mencuri banyak perhatian. Mereka juga sekilas merasa penasaran dengan kejadian itu dan menuntut untuk memberikan banyak informasi. Saat ini, paman Julian yang sedang duduk di kursi ruangan tengahnya terlihat sedang menonton berita hari ini. Tidak lama kemudian, dirinya terlihat menghela nafas seolah ini cukup menguras energy. Semetara sekarang, mereka yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka sama sekali tidak mempedulikan itu. Julian yang kemudian berniat mencari informasi, saat ini dirinya mulai menelusuri beberapa halaman internet dan tidak lama setelah itu dirinya beranjak dari tempat duduk dan berniat untuk pergi. Timoti yang melihat hal itu sontak menanyakan sesuatu padanya dan kali ini Julian bilang hanya ingin mencari udara segar. Setelah meninggalkan kantor, sekarang dirinya tampak menuju ke suatu wilayah yang tidak lain adalah distrik utara. Selama dalam perjalanan, dirinya sedikit memikirkan bagaimana caranya menangani semua ini dan kenyataannya memang tidak ada solusi sama sekali untuk saat ini. Julian melajukan mobilnya dengan cepat hingga akhirnya dirinya sampai di lokasi.
“Aneh, sepi sekali seperti berada di alam lain,” gumam Julian sambil melihat ke sekeliling.
Ternyata ketika dirinya sampai di tempat ini, Julian langsung melihat suasana lokasi yang sekarang sepi sekali. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sini. Padahal sebelumnya tempat ini cukup ramai sebelum kejadian itu terjadi. Tidak hanya itu saja, jasad yang berserakan di sini juga sepertinya sudah diatasi oleh tim tertentu. Dengan perlahan, dirinya berjalan dan kemudian mulai mencari petunjuk yang mungkin saja akan berguna. Setelah itu, dirinya kembali teringat dengan perkataan ketua yang memag mengatakan kalau tidak ada hal yang perlu dilakukan. Kali ini Timoti sungguh merasa stress. Jasper kemudian menghampirinya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Jasper dengan tenang.
“Tidak. Kurasa sekarang aku sudah mulai gila.”
“Hey, jangan bicara begitu.”
“Kau tidak pergi?”
“Apa? kenapa aku harus pergi? Tidak ada tugas khusus untukku. Ah, iya sekarang aku resmi dipindahkan ke kantor ini dan seharusnya kau menyambutku dengan baik.”
“Itu tidak perlu.”
“Kau kejam sekali. Seperti yang sudah-sudah, kalau dipikir lagi ini memang merepotkan. Apa kau juga memikirkan hal semacamnya?”
“Kau sudah pasti tahu. Dan jangan banyak tanya.”
“Wow. Baiklah. Aku tidak akan mengganggu,” ucap Jasper sambil pergi meninggalkan Timoti yang ada di tempat duduknya.

Book Comment (51)

  • avatar
    PurbaTrisaka

    gem seru bica baca cerita

    17/08

      0
  • avatar
    KepoSaha

    100

    10/07

      0
  • avatar
    SaidAbu

    mantaap

    25/06

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters