logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Chapter 4 Rencana Jeslyn (POV GLEN)

“Papa nggak setuju! kamu gila Glen. Pokoknya Papa nggak mau tau, kamu nggak boleh ke tempat terkutuk itu! Bukankah kamu tau alasan kita menghentikan Proyek 401 Shady Shack?” kata Pak Robert papa Glen.
“Enggak bisa Pa, ini demi Jeslyn. Aku harus kesana!” Kata Glen meninggalkan ruangan tersebut.
***
Malam itu Glen pergi menemui Jeslyn, dia pergi menggunakan mobil merah miliknya. Mobil itu melaju kencang kemudian berhenti di pekarangan rumah mewah daerah Villa Panbil. Glen memarkirkan mobilnya di depan rumah, turun dari mobil kemudian memencet bell.
Tak lama kemudian terdengar suara dari dalam rumah. “Iya sebentar,” kemudian terdengar langkah kaki menuju pintu utama, “Kreeek,” terdengar suara pintu terbuka.
Muncullah Jeslyn dengan dress sexy warna merah, dress yang dia pakai membentuk tubuhnya, terlihat jelas lekuk tubuhnya yang indah. Dress setinggi lutut yang memamerkan paha putihnya yang terlihat sexy.
“Hai, ayok masuk.” Kata Jeslyn mempersilahkan Glen masuk kemudian menutup pintu kembali setelah Glen melangkah masuk ke dalam rumah.
“Duduk.” Kata Jeslyn mempersilahkan Glen dengan tangannya menunjuk ke sofa di samping nya.
Mereka duduk bersebelahan, tak lama kemudian datang pembatu Jeslyn dengan dua gelas minuman dingin.
“Jadi bagaimana proges kita?” tanya Jeslyn
“Sayang, apakah kamu benar-benar akan melakukan ini? Aku takut akan ada yang kehilangan nyawa. Bagaimana kalau kita kehilangan nyawa?” kata Glen khawatir.
“Kita punya kartu AS di tangan kita, untuk apa kita takut? Kamu bilang kamu sayang sama aku? Tapi kamu nggak mau berkorban demi kita? Apa kamu ingat gimana perlakuan Joe padaku? Dia ninggalin aku buat cewek norak kayak Tia? Apa bagusnya dia? Nggak bisa nyaingin kecantikan ku. Entah apa yang dia buat sampai Joe tunduk padanya,” kata Jeslyn kesal.
“Ok, tapi aku nggak mau tanggung jawab kalau ada masalah di sana. Kalau sampai ada apa – apa yang terjadi aku bakal lari sama kamu, dan meninggalkan mereka agar dimangsa makhluk itu” Tegas Glen.
“Apa kamu sudah tau dimana keberadaan makhluk itu?” tanya Jeslyn.
“Sudah, ini peta tempat bersemayam makhluk itu. Jujur aku nggak mau berurusan dengan makhluk itu untuk kedua kalinya. Makhluk mengerikan itu hamper membunuhku Jes,” kata Glen bergidik ngeri,
“Masih terlihat jelas memori dimana dia menerkam 12 pekerja papa. Dengan mulut yang mempunyai gigi runcing, tangan yang berkuku panjang. Matanya yang merah, dia buta tapi indra pendengarannya sangat tajam. Dia bisa merasakan ketakutan kita. Membunuh mangsanya dengan sekejab mata.” Jelas Glen dengan rasa ngeri, sambil berdiri melihat kedua tangan nya.
Entah apa yang telah dilalui nya, dia terlihat sangat ketakutan hingga semua badannya bergetar. Melihat tingkah Glen yang ketakutan Jeslyn menenangkannya.
“Tenang Glen, tenang! Bukankah kamu bilang kamu tau apa kelemahannya?” Kata Jeslyn sambil menggoyang tubuh Glen dengan kedua tangannya agar dia sadar dari rasa takut yang dia alami, Glen terduduk lemas.
Glen menatap Jeslyn kemudian berkata. “Aku tau,kita harus menyuntikkan serum ini padanya.” Seraya menunjukkan botol berisi cairan berwarna kuning kental, entah cairan apa yang dia bawa. Dan makhluk apa yang mereka maksud, apa yang membuat papa Glen melarang Glen untuk pergi ke Shady Sack. Apa itu proyek 401? Semua pertanyaan menggaung di kepala.
“Dengan serum ini kita bisa membuatnya tunduk pada kita!” Kata Jeslyn mengambil serum dari tangan Glen sambil tersenyum, senyum mengerikan yang belum pernah dilihat Glen, dia tak pernah tau apa yang ada dalam benak pacarnya itu. Tapi bagi Glen kebahagiaan Jeslyn adalah kebahagiaanya.
Glen memandang Jeslyn penuh arti, “Bisakah kamu sekali saja memikirkan ku? Memahami kalau Cuma aku yang peduli sama mu? Bukan Joe bangs*t itu?” kata Glen dalam hati, penuh amarah.
“Aku selalu ada disampingmu, tapi kamu selalu memikirkan nya,” kata Glen sambil menatap Jeslyn, tatapan penuh arti. Berharap Jeslyn melihat dan menyadari bahwa hanya Glen yang ada di sampingnya, selalu ada untuknya.
Jeslyn terkejut dengan perkataan Glen, kemudian melihat Glen dengan penuh amarah, “Aku nggak akan pernah bahagia selama mereka bahagia Glen! Kamu harusnya tau apa alasan aku berpacaran dengan mu! Kau jangan terlalu berharap! Jangan mimpi! Camkan itu baik- baik” Kata Jeslyn sembari membekap mulut Glen dengan tangan kanannya.
Glen melihat Jeslyn dengan ketakutan, seperti seekor macan menerka mangsa. Glen tidak pernah di anggap sebagai pasangan Jeslyn. Tapi Glen selalu menuruti apapun perkataan Jeslyn.
Wajah Jeslyn yang menakutkan sangat dekat dengan wajah Glen, membuat Glen merasakan ketakutan yang teramat sangat. Sesak terasa tak dapat bernafas untuk waktu yang lama, bagaikan waktu berhenti atau berputar di situ saja. Glen hanya bisa mengangguk tanda setuju akan perkataan Jeslyn.
“Good boy.” Kata Jeslyn seraya melepas bekapannya. Kemudian dia kembali ketempat duduknya. Tatapan mengerikan yang tak pernah ingin dilihat oleh Glen. Dia berharap bisa secepatnya menghancurkan hubungan Joe dan Tia agar mereka dapat bahagia selamanya.
Tanpa Glen tau bahwa Jeslyn masih menaruh rasa cinta terhadap Joe. Glen yang dibutakan cinta oleh Jeslyn membuatnya selalu berfikir kalau setelah semua dendam Jeslyn terbalas, dia bisa terlihat sebagai pasangan Jeslyn. Obsesinya membuat dia gila, sehingga apapun yang Jeslyn inginkan harus dia penuhi. Tapi hal yang tak pernah Jeslyn pahami, orang yang tergila- gila karena cinta, bisa menghalalkan segala cara untuk memperangkap cintanya hanya untuknya.
“Karena kamu udah turuti kemauanku, seperti biasa aku akan memberikan hadiah untuk mu.” Kata Jeslyn yang kemudian mencium Glen. Ini lah imbalan yang selalu di dapatkan Glen ketika dia menuruti semua kemauan Jeslyn.
Mereka berciuman tanpa tau kapan berhenti. Mereka saling menutup mata mengikuti alur, malam itu menjadi malam panjang bagi mereka berdua.
Lima menit telah berlalu, kini Jeslyn berada di pangkuan Glen. Mereka tenggelam dalam nafsu masing- masing. Jeslyn menghentikan ciumannya, kemudian turun dari pangkuan Glen. Mulai mencopot dress yang ia kenakan, berjalan menuju suatu ruangan. Glen yang melihatnya kemudian mengikuti ke arah Jeslyn pergi. Malam itu mereka melakukan perbuatan yang seharusnya tak dilakukan.
Yah, itulah imbalan yang selalu diberikan Jeslyn kepada Glen.
***
Pukul 00.00 Glen keluar ruangan menuju balkon. Dia berdiri di samping balkon untuk mencari udara segar, menyulut sebatang rokok, dan terlihat menggunakan celana panjang dengan kemeja yang sengaja tak dikancingkannya.
Sebenarnya paras Glen tergolong lumayan, dadanya yang bidang dan bentuk perutnya yang six pack, tinggi badannya 177 cm hanya selisih sedikit dengan Joe.
Dia menatap bulan malam itu yang redup, seperti kehidupannya yang selalu berada dalam sudut yang suram. Hanya dengan melihat Jeslyn bahagia membuatnya melihat setitik cahaya. Masih ingat pertama kali pertemuan mereka. Glen yang gagal tender duduk di parkiran mobil, tepat di depan mobil Jeslyn.
***
Jeslyn yang dulu masih menjadi wanita riang yang penyayang dimata Glen. Jeslyn melihat Glen yang depresi di depan mobilnya mengambil satu bungkus coklat dari tas nya. “are u ok?” Tanya Jeslyn sembari mengulurkan coklat itu pada Glen “cheer up!” kata Jeslyn tersenyum manis.
Glen hanya mendongak ke atas, melihat siapa orang yang mengajaknya bicara, masih diam dalam kesedihan.
Jeslyn duduk di sampingnya masih dengan tawaran coklatnya. “Kata ibuku kalau lagi sedih kamu wajib makan coklat. Dijamin sedihnya hilang!” katanya sembari memberikan coklat itu kemudian berdiri dan melangkah pergi.
Glen menerima coklat pemberian Jeslyn, saat itulah dia mulai jatuh hati pada Jeslyn. Setelah beberapa menit Glen menyadari bahwa tender ini bukan segalanya, dia masih harus berjuang. Dia ingin berterimakasih pada Jeslyn yang menyadarkannya, tapi terlambat. Jeslyn sudah pergi, di situ dia ingin mencari tau siapa dia, bagaimana kepribadiannya, dimana dia tinggal.
Tapi selang beberapa hari dia bertemu dengan Joe yang akan memperkenalkan pacarnya kepada Glen. Ternyata pacar Joe adalah Jeslyn, hati Glen patah untuk kesekian kalinya. Dan bertambah perih ketika Joe memutuskan hubungan kepada Jeslyn untuk memilih Tia. Dia merasa Joe sudah salah besar.
“Aku akan selalu menjagamu sayang, walaupun itu artinya aku harus korbankan segalanya.” Kata Glen yang sudah berada di samping ranjang seraya membelai lembut pipi Jeslyn. Terasa cintanya sangat dalam kepada Jeslyn.

Book Comment (23)

  • avatar
    Putra AsmaraDanta

    bagus banget cerita nya pokok nya de best

    07/10

      0
  • avatar
    ZhafiraFun With

    okeh lumayan

    04/08/2023

      0
  • avatar
    Fitri

    ceritanya menarik dan manantang saya suka

    26/05/2023

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters