logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Pertolongan Yang Tak Terduga

Khaysa masih terduduk tetapi wajahnya mengadah ke atas, memperhatikan dengan saksama wajah yang begitu sendu tapi sangat di rindukan.
Matanya sedikit berembun dan wanita itu mengulurkan tangannya yang keriput termakan oleh usianya.
Khaysa menyambutnya dengan hangat lalu wanita itu tersenyum dengan lembut.
"Ma ... maaf Bu, saya tidak sengaja soalnya tadi saya buru-buru," ucap Kaysha dengan terbata-bata.
Namun seketika wanita itu langsung memeluk Kaysha dan menangis, air matanya langsung membasahi tangannya.
"Apa kabar Nduk?" kata wanita tua itu sambil merenggangkan pelukannya.
Suara itu ... ya Mbok Darsi ...be ... betul ini Mbok Darsi pengasuh Kay?" tanya Kaysha dengan mata berbinar.
"Iya, Neng saya ... saya Mbok Darsi ... apa kabar cah ayu?" tanyanya bersemangat.
"Mbok .... hiks! hiks!"
"Kenapa toh Cah ayu, kok nangis, terus kenapa kamu ada di rumah sakit, ada apa, cerita sama Mbok, ayo kita duduk di sana dulu," ajaknya kepada Kaysha.
Semua tetangga melihat mereka sedikit heran mengapa Kaysha mengenal wanita tua itu, sedangkan katanya dia tidak punya keluarga di sini.
"Panjang ceritanya Mbok, Fatih masuk rumah sakit karena ... itu karena ...."
"Karena apa Nduk ... ayo cerita sama si Mbok ada apa ini? kok pada ngeliatin Mbok sih?" tanyanya menyelidik.
"Biar saya saja yang cerita, mungkin Kaysha masih syok atas kejadian ini.
"Maaf perkenalkan saya Pak Parjo selaku Pak RT di sini, begini Bu, Fatih tadi sore kecelakaan singkatnya korban tabrak lari, tapi polisi sudah mengambil keterangan warga yang melihat kejadian tersebut," terang Pak RT menjelaskan.
"Iya, akibat tabrak lari tapi semua ini gara-gara suaminya Kaysha, coba anaknya nggak dikejar sampai jalan raya, nggak bakalan jadi begini, terus malah dibiarin pula tergeletak bukan di tolong malah disumpahi supaya cepat mati tuh anak, gendeng nggak tuh orang!" sahut Bu Lastri dengan sewot.
"Sudah toh Bu, biar Bapak saja yang menjelaskan, jangan jadi provokasi keadaan!" jawab Pak RT.
"Ya elah Pak, itu kenyataannya nggak dilebihkan dan nggak dikurangkan, benar nggak?" jawab Bu Lastri dengan sewot.
"Iya ... iya Pak, kami melihatnya sendiri, makanya kami berani menjadi saksi dari kejadian itu," timpa Ibu Siska yang geram.
"Ya Allah, Nduk, kok jadi begini nasibmu Nak?" ucap Mbok Darsi sambil memeluknya kembali.
"Sudah, tinggalin dia Nduk, suami begajulan gitu, sekarang kita harus pikirkan dulu kesehatan anakmu!"
"Apa yang kamu pikirkan, Cah Ayu?"
"Anu ... anu Mbok Kaysha kekurangan uang untuk biaya Fatih operasi, tadi warga kampung sini sudah banyak membantu Kaysha dengan menyumbang cuma yaitu masih kurang, Kaysha bingung mau cari di mana lagi, Kay nggak mau memakai uang Mas Bagas selain dia pelit, perhitungan pula nanti Kay di persulit untuk bercerai darinya," jawab Kaysha dengan bimbang.
"Memang biaya operasinya berapa Nduk?"
"Semua tadi kata bagian administrasinya sebanyak enam puluh lima juta sedangkan uang Kay dan sumbangan warga sekitar empat puluh lima juta lima ratus ribu Mbok, jadi kurang dua puluh jutaan," jawabnya.
Nampak Mbok Darsi termenung dan meratapi nasib anak majikannya yang dari kecil sudah dipelihara semenjak ibunya telah meninggal setelah melahirkan Kaysha.
"Kamu yang sabar ya Nduk, kamu tunggu di sini biar Mbok yang urus semuanya, jangan khawatir kamu aman sama si Mbok sekarang," jawabnya menyemangati Kaysha.
"Maksudnya Mbok?"
"Ceritanya juga panjang Nduk, nanti Mbok cerita sekarang tunjukkan di mana ruang administrasinya biar Mbok yang bayar!" ucap Mbok seketika sambil menarik Kaysha agar cepat pergi ke sana.
Semua tercengang bahkan kaget, mengapa dia mau membayarkan semua biaya rumah sakit, siapa dia? orang-orang sudah mulai berbisik.
"Maaf Bu, jenengan ini siapanya Kaysha kalau boleh saya tahu?" tanya Pak RT dengan sopan.
"Oh maaf Pak, sampai lupa memperkenalkan diri saya, namanya juga sudah tua tapi belum pikun ya Pak?" jawab Mbok Darsi disertai dengan tertawa kecil.
"Kenalkan nama saya Mbok Darsi, saya ini pengasuh Kaysha dari lahir sampai besar dan sebelum menikah lalu tidak di anggap oleh anak sama majikan saya."
"Maksudnya Mbok?" Kaysha ini orang berada gitu?" tanya Bu Lastri yang hampir tidak percaya.
"Iya Bu, gara-gara menikah dengan si Bagas itu Cah ayu di usir dari rumah dan tidak dianggap anak lagi sama majikan saya.
"Makanya Cah ayu pindah ke kampung sini mengikuti si Bagas yang begajulan itu," jawabnya sewot.
"Ma ... maaf in Kaysha Mbok, nggak nurut sama Papah dan Mbok Darsi, sekarang Kay menyesal, makanya setelah kejadian ini Kay minta cerai, Kay nggak sanggup lagi, apalagi dia sudah membuat anak Kay jadi seperti ini Kay nggak rela Mbok ..." ucap Kaysha sambil menangiis di pelukan Mbok Darsi.
"Ya sudah, kamu jangan khawatir kami sebagai tetanggamu yang baik akan mendukung apa yang menjadi keputusanmu," jawab Ibu Siska disertai gelak tawa yang lain agar tidak larut dalam kesedihan.
"Oh ya Mbok Darsi, ngapain juga ada di rumah sakit, siapa yang sakit toh Mbok?" tanya Kaysha penasaran.
"Ya Allah pertanda apa ini, semua serba kebetulan, semua di waktu yang tepat, bahkan seperti Engkau rencanakan," gumam Mbok Darsi dalam hati.
"Kenapa Mbok, kenapa diam, terus di mana Papah, apa Papah nikah lagi, atau kalian pindah ke sini, Kaysha kangen Mbok sama Papah, pingin deh ketemu Papah biar dari jauh aja nggak apa-apa, mungkin Papah belum menerima Kay lagi sebagai anak kandungnya, tapi Kay mau minta maaf Mbok sebelum terlambat."
"Soalnya beberapa hari ini Kay selalu mimpi di datangi oleh Papah dan beliau selalu tersenyum ada apa ya Mbok, jadi pingin ketemu Papah, Mbok ... Mbok jawab dong pertanyaan Kay, kok diam saja dari tadi, ada apa Mbok?" tanyanya yang semakin penasaran.
"Sabar toh Nduk, satu-satu gimana mau dijawab kalau kamunya nyerocos terus kaya kereta api," jawab Mbok Darsi sambil tersenyum.
"Be ...."
Saat ingin mengatakan sebenarnya tiba-tiba Dokter telah selesai mengoperasi Fatih yang memakan waktu kurang lebih empat jam.
Dokter itu keluar dan memberi kabar kalau Fatih sudah selesai di operasi dengan lancar dan sudah melewati masa kritisnya.
Setelah selesai Fatih di bawa ke ruang perawatan khusus untuk anak kecil.
Kaysha tak henti-hentinya mengucap syukur karena Fatih dalam keadaan baik, hanya mungkin akan terasa ngilu di bagian pangkal pahanya karena sudah di tanam sebuah pen untuk menyangga tulang kakinya.
Rasanya tidak tega melihat anak sekecil itu sudah merasakan sakit yang luar biasa dan ingin rasanya Kaysha yang menggantikan sakitnya Fatih.
Kaysha membelai anaknya dengan kasih sayang, di kecup keningnya, di pegang tangan mungilnya dan ia pun membisikkan sesuatu di telinga Fatih.
"Sabar ya Nak, Fatih kan kuat, Fatih sayang Bunda, Bunda juga sayang Fatih, katanya Bunda nggak boleh nangis, Bunda nggak boleh cengeng, nih lihat Bunda nggak ada kok air matanya, Bunda nggak nangis, katanya Fatih mau jaga in Bunda, Bunda kesepian, cepat sembuh ya sayang ..."
Entah mengapa setelah selesai Kaysha mengatakan seperti itu terlihat ada air mata yang menetes jatuh dan membasahi bantalnya, apakah pertanda Fatih sadar hanya matanya saja tidak terbuka?
Melihat itu Mbok Darsi segera memanggil suster jaga dan minta tolong agar dipanggilkan dokter segera supaya bisa langsung memeriksa keadaan Fatih.
Tak lama kemudian dokter itu datang bersama seorang suster dan mereka langsung memeriksa keadaan Fatih.
"Bagaimana Dok, keadaan anak saya?" tanya Kaysha yang nampak cemas.
"Alhamdulillah, Bu, kondisi Adek Fatih sudah sedikit membaik, dan bisa merespons ucapan Ibu, sebuah keajaiban anak sekecil ini sangat kuat Bu, saya salut dengan Adek Fatih, semoga selalu di berikan kesehatan dan panjang umur agar selalu bersama ibunya yang wonder women," jawab Dokter itu menyemangati Kaysha.
"Aamiin Ya Allah, terima kasih Dokter doanya."
"Sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi dulu," ucap Dokter itu sambil berlalu pergi meninggalkan ruang perawatan.
"Kay, Ibu sama Bapak mau pulang dulu, nanti kalau ada apa-apa jangan segan-segan kasih tau kami," ucap Bu Lastri yang diikuti oleh Pak RT suaminya.
"Iya Bu, Pak, terima kasih banyak atas bantuan kalian, Kay sangat beruntung mempunyai tetangga yang peduli sama Kay," sahut Kaysha sambil mencium dengan takdim punggung tangan Bu Lastri dan Bu Siska.
"Oh ya Kay, kami sudah bawakan pakaian kamu sama Fatih dan selimut dari rumahmu itu, aku yang ngambil tahu," ucap Nola teman Kaysha dengan mulut berkerucut.
"Wah jadi ngerepotin, tapi terima kasih ya terus kok bisa kamu yang ngambil, terus apa kata mereka, kok nggak ada jenguk sih?" tanya Kaysha penasaran.
"Betul itu sudah kamu tinggalkan si kasep itu, memang edan, nggak waras kali jadi orang, masa aku datang baik-baik ke rumahmu malah aku diusir sama mertuamu itu, apalagi dengan Bagas, rasanya aku mau beli lombok dulu sekilo mau buat sambal terus dioleskan ke wajah gitu anggaplah lagi maskeran," ucap Nola dengan hati yang menggebu-gebu.
"Memang dia bilang apa sama kamu?" tanyaku yang jadi ikut penasaran.
Bersambung

Book Comment (46)

  • avatar
    MimiAzli

    kaysha x pxya dgn cinta setelah di perdaya

    27/07/2023

      0
  • avatar
    NazaMohd

    saya akan memberi bintang 3 dulu..saya akan menggu bab selanjutnya..adakah ada bab selanjutnya?ataupun telah tamat??saya amat menunggu

    21/02/2023

      0
  • avatar
    Sri Ayuni

    yuy

    30/07/2022

      0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters