logo text
Add to Library
logo
logo-text

Download this book within the app

Vika melahirkan secara cesar

Tak terasa sudah setahun umur azka, anakku. Dia tumbuh begitu cepat hingga aku tak menyadari jika beberapa hari lagi hari ulang tahun pertama nya.
"Mas.. Gak lama lagi azka udah setahun" Ucapku pada mas Fandi saat kami sedang menonton TV.
"Iya dek, gak terasa ya azka udah setahun aja cepat sekali waktu berlalu"
"Rasa rasanya seperti baru bulan kemarin adek melahirkan, lah udah setahun aja. Anak kita cepat sekali besarnya ya mas? "
"Iya dek, kita juga harus rajin menabung, gak terasa nanti azka akan masuk PAUD, lalu masuk TK, terus masuk SD"
Aku begitu bahagia melihat anakku yang sedang terlelap, tak terasa banyak hari hari sulit yang telah kami lewati.
"Terima kasih ya nak, kamu sudah membuat hari hari mamah begitu berwarna. Jadilah anak yang baik, shaleh, dan berbakti kepada orang tua" Bisikku pada azka ku yang sedang terlelap.
Meski terkadang akun merasa lelah dan letih, namun aku selalu bahagia melihat senyum manis di wajah nya yang lucu.
Betapa beruntungnya akun memiliki seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan seperti kamu nak.
Di tengah asik nya aku mengeloni anak, tiba tiba sebuah notifikasi masuk dari aplikasi whatsapp.
Ting...
[ sari... Kakakmu masuk rumah sakit ]
Bunyi pesan dari ibuku.
Ada apa lagi ini, pikirku.
[Kenapa kak Vika buk? Pendarahan lagi? ]
Balas ku via whatsapp.
[Kakakku harus di operasi cesar nak, ketubannya pecah sebelum waktunya, sekarang dia lagi diruang UGD]
Apa? Kakakku akan di operasi cesar?
Sungguh karma begitu adil.
Dia bahkan dengan bangganya mengatakan tidak akan pernah operasi cesar, dia dengan sombongnya mengatakan aku manja, lemah, gak jadi ibu sejati. Lah... Sekarang dia sendiri yang termakan omongannya.
Ternyata Tuhan maha Adil. Apa yang kita perbuat maka begitulah balasannya.
Aku Ingin ketawa tapi takut dosa.
Biarlah aku tertawa di dalam hati saja.
Ting... Bunyi pesan masuk di gawaiku.
[Sari... Besok kakakmu akan di operasi jam 07.00]
Pasti ibu akan menyuruh ku menjenguk Vika lagi.
[Ibuk harap kamu datang ya nak]
Bunyi pesan dari ibuku.
Aku ingin melawan perintah ibu, tapi takut dosa. Tapi, aku tak boleh diam saja. Semakin lama ibu semakin tidak adil padaku.
[Buk... Ibuk ingat tidak saat sari melahirkan dulu? ]
[Ingat.. Kenapa nak? ]
[Buk... Sari juga operasi cesar waktu itu, tapi kenapa ibuk gak minta Vika untuk menjenguk sari? Lalu sekarang saat Vika mau operasi, ibuk minta sari menjenguk Vika? Ibuk tidak adil. ]
Balasku langsung pada permasalahan.
[Nak.. Bukan begitu, Vika kan kerja, dia sibuk]
[Masih juga ibuk belain Vika, buk.. Tentara saja yang kerjanya jaga negara ada liburnya, apalagi cuma karyawan kontrak kayak Vika, jangan jadikan kerja sebagai alasan buk. Sari lelah melihat ibuk selalu belain Vika, seolah sari ini anak tiri dan Vika anak kandung ibuk]
[Sari, bukan begitu nak.]
[Pokoknya sari gak mau datang menjenguk Vika, titik]
Aku mencoba melihat bagaimana reaksi ibuku ketika aku tidak mengikuti keinginan nya itu.
Sebenarnya aku hanya mengetes ibuku saja, aku mau lihat apa ia akan marah?
[Kamu jangan jadi pendendam sari, walau bagaimana pun dia kakakmu]
Wah, ternyata ibu tetap saja tidak mendukung ku sama sekali.
[Buk. Sari begini juga karena anak kesayangan ibuk. Kalau dia tidak jahat, sari juga gak bakal seperti ini]
[Nak.. Maafkan kakakmu. Ibuk gak belain siapa siapa, ibuk hanya ingin kalian akur]
[Gak buk, biar Vika merasakan bagaimana rasanya tidak di jenguk oleh keluarga sendiri setelah operasi cesar. Dan satu lagi, katakan pada Vika, dia sedang menerima karma karena telah membully ku dulu saat aku habis operasi cesar, titip salam buat Vika, semoga dia tidak kena baby blues kayak sari]
Ku tutup percakapan via whatsapp.
Setiap kali aku membahas Vika pada ibu, maka aku pasti akan kecewa. Ibuk selalu berada di pihak Vika, meskipun Vika salah.
Aku berjanji tak akan datang menjenguk Vika kerumah sakit, biarlah aku datang menjenguk dirumah saja saat dia sudah pulang. Seperti yang dia lakukan padaku dulu.
***
Pagi ini, aku tercengang membaca sebuah status whatsapp dari saudari kandungku.
- Alhamdulillah telah lahir putri pertama dari pasangan Vika ariani dan Rudi sutadi yang kami beri nama Keisha Aprilia -
Begitulah bunyi satu-satunya whatsapp dari kakakku, disertai dengan sebuah foto bayi mungil nanti imut.
"Selamat ya atas kelahiran putri pertamanya dengan proses CESAR"
Balas ku pada status whatsapp Vika.
Sengaja aku perjelas kalimat cesar, agar dia ingat ketika itu saat aku habis melahirkan, dia membully ku habis habisan.
Aku ingin tahu bagaimana reaksinya.
[Apa maksud kamu sari? ]
Tak menunggu waktu lama, Vika langsung merespon balasan.
Kukira dia tak punya waktu bermain sosial media, apalagi baru semalam dia melahirkan, secara operasi pula.
[ aku ngucapin selamat] balasku.
[ trus kata kata kamu tulis kalimat CESAR itu buat apa? ]
[ loh emang benar kan lahirnya lewat bantuan operasi cesar? ]
[Kamu nyindir aku? ]
[Kakak merasa tersindir? Lah bagus dong, biar kakak tahu apa itu karma]
[Maksud kamu apa? ]
[Maksud aku, waktu aku melahirkan dulu ada seorang perempuan suka sekali membully ku, mengatai aku wanita manja, lemah, bukan ibu sejati karena melahirkan dengan cara cesar, nah sekarang dia sendiri yang mengalaminya, apa itu namanya? KARMA] balasku sambil tersenyum puas.
Ya, aku puas karena orang yang menyebabkan aku baby blues sedang mendapatkan karma nya.
Aku tidak mendoakan loh ya, tapi Tuhan maha Adil.
Apa yang kita perbuat, begitulah balasannya.
Tak lama masuk pesan whatsapp, ternyata Vika yang mengirim pesan.
[ adik kurang ajar kamu ]
Lalu whatsapp ku pun diblokir olehnya.
Rupanya kena mental juga dia. Tapi, apakah dia sadar, apa yang terjadi padanya sekarang buah dari kesombongan nya dulu?
Entahlah, biarlah waktu yang menjawab.
Aku melakukan aktivitas seperti biasa, menyapu, memasak, mencuci, dan mengurus buah hati semata wayangku.
Setelah semuanya selesai, barulah aku bisa istirahat sambil bermain dengan azka.
Lalu, tiba tiba gawaiku berbunyi,ternyata ibuku menelpon. Pikiranku sudah bisa menebak, pasti Vika mengadu pada ibu. Dan sekarang siap siap lah aku mendapat omelan ibuku.
"Hallo asalamualaikum buk" Ucapku memberi salam.
"Waalaikumsalam.. Sari ibuk mau tanya sesuatu sama kamu? "
"Tentang Vika? " Tanyaku tobthe point.
"Iya, apa yang kamu katakan pada Vika? Sampai sampai dia menangis terus terusan? "
"Sari hanya ngucapin selamat pada nya, kan dia baru saja memiliki seorang bayi, apa itu salah buk? "
"Vika Bilang, kamu mengejek dia karena dia operasi cesar. Kamu juga ungkit ungkit masalh karma ,kamu kok begitu sih sama Vika nak? "
"Buk, memang betul apa yang Vika alami sekarang adalah karma. Apa ibu tahu, dulu waktu sari melahirkan bagaimana Vika mengejek sari? Dia katakan sari manja karena gak bisa lahiran normal, sari lemah, sari bukan ibu sempurna, sari cengeng, dan masih banyak lagi. Dan dia juga ikut menjelekkan sari sama ibuk, ya kan buk? Jangan bilang tidak.
Karena sari udah tahu semua. Sari pendam sakit hati sampai sari kena baby blues buk. Dan apa ibuk tahu bagaimana rasanya baby blues? Sari hampir gila, bahkan sari hampir saja mencelakai anak sari yang masih merah gara gara mikirin ucapan Vika yang menyakitkan. Apa ibuk tahu itu? "
Ucapku sambil menahan emosi, amarahku meledak ledak saat mengingat kejadian setahun yang lalu. Rasanya sangat menyakitkan jika harus mengingatnya.
"Sari... Maafkan kakakmu nak, dia mungkin cemburu padamu karena kamu lebih dulu melangkahinya, makanya dia begitu emosian dan suka berkata tanpa kendali"
"Oke buk, sari mengerti sari yang salah. Sari yang berdosa karena telah melangkahi kakak menikah lebih dulu. Tapi, bukan berarti ibuk membenarkan semua kesalahan Vika, dia udah menghina aku, mengejek aku, bahkan merendahkan suamiku, apa tak pernah berpikir kalau selama ini anak kesayangan ibuk sudah terlalu sombong dan angkuh? "
"Sari... Maafkan ibuk nak"
"Berkali kali ibuk bilang maaf, berkali kali ibuk masih saja belain Vika, sebenarnya sari ini anak kandung ibuk atau bukan sih? "
"Sari, kamu jangan bicara seperti itu nak? Kamu dan Vika sama sama ank kandung ibuk"
"Lalu kenapa ibuk lebih bela Vika? Kenapa ibuk lebih menyanyangi Vika? Apa karena dia banyak uang? "
"Sari...pa yang kamu katakan? Ibuk gak pernah beda bedakan kalian"
"Itu menurut ibuk, tapi menurut sari tidak"
"Sudah lah sari, ibuk pusing mikirin kalian yang masih kayak anak kecil suka berantam. Ibuk mau lihat anak Vika dulu, asalamualaikum" Lalu ibu mematikan sambungan telpon tanpa menunggu jawaban salam dariku.
Tutt...
"Waalaikum salam" Ucapku seraya mengelus dada.

Book Comment (135)

  • avatar
    Norina Mohamad Najib

    πŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌπŸ’—

    25d

    Β Β 0
  • avatar
    Konijali

    aku butuh duit

    17/08

    Β Β 0
  • avatar
    StwnFikri

    sangat cocok

    14/08

    Β Β 0
  • View All

Related Chapters

Latest Chapters