logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Bertemu Lagi

“ Bagimana hasil mengosongan lahan untuk proyek kita diBali, jangan sampai kendala – kendala kecil membuat perusahaan ini rugi. Saya mau laporannya sudah ada dimeja saya sore ini. Sekarang semua boleh bubar”
Aku menyandarkan diriku dikursi dan mencoba melihat arlogi ditanganku. Aku merasa lelah hari ini karena kurang tidur semalam, aku memanggil sekretarisku dan memintanya mengosongkan semua scheduleku hari ini. Aku ingin pulang lebih awal. Aku tidak pulang kerumah lagi, aku langsung keapartemenku karena disana sepertinya lebih nyaman untuk istirahat panjangku. Aku meminta sopir mengantarku dan sesampainya disana aku langsung menuju café lobi untuk membeli secangkir kopi. Saat aku menunggu kopiku disiapkan, aku melihat sesosok perempuan yang tak asing lagi sedang berlari keluar apartemen dan menaiki taxi yang sudah menunggunya. Aku hendak berlari mengejarnya tapi pelayan café memanggilku karena pesananku sudah jadi. Akhirnya aku kehilangan jejak perempuan tersebut. Yang aku pikirkan apakah perempuan tersebut tinggal disini dan dilantai berapa ia tinggal, apakah ini takdir batinku.
Aku berjalan memasuki lift dan saat pintu hendak tertutup tiba – tiba pintu terbuka Kembali dan terlihat perempuan tadi masuk, terengah – engah seperti habis berlari. Aku memandanginya dengan seksama, ia masih tidak menyadari keberadaanku. Saat lift berhenti dilantai tempatku tinggal , perempuan itu keluar dan berjalan menuju salah satu kamar yang berada persis didepan kamarku. Aku tersenyum melihat keajaiban ini. Aku berjalan membuntutinya, ia menekan password kamarnya dan langsung berlari masuk, saat aku sampai didepan kamarku perempuan itu kembali keluar kamar membawa jas putih dan sebuah id card ditangannya. Saat aku baca ternyata ia adalah seorang dokter disebuah rumah sakit yang tidak jauh dari sini. Ia berlari menuju list dan aku hanya melihatnya sambil tersenyum.
“ Lucu sekali. Karena ini sudah ketiga kalinya maka aku akan mendekatimu” ucapku lirih sambil tersenyum.
Seharian ini aku yang awalnya berniat untuk istirahat malah disibukkan menunggu kepulangan perempuan tersebut. Berkali – kali aku mengintip keluar kamar tapi belum ada tanda – tanda kepulangannya. Aku tengok jam sudah menunjukan pukul 10 malam, aku sudah mulai lelah. Saat aku hendak masuk kedalam kamar tidurku aku mendengar suara seseorang menekan password, aku buru – buru mengintip dari lubang pintu dan benar ternyata ia sudah pulang. Aku langsung pura – pura keluar kamar apartemenku. Aku buka pintu dan aku berpura – pura kaget melihatnya.
“ hai, ini kamu kan?”
Perempuan itu berbalik dan melihat kearahku, wajahnya menunjukan raut bingung. Ia masih terdiam.
“ Kamu lupa, aku yang kemarin malam”
Ia mencoba mengingat dan kaget.
“ oh hai”
“ sudah ingat?”
“ iya aku ingat, kenapa kamu disini?”
Aku menunjuk pintu kamarku dan tersenyum. ia memandangku tak percaya.
“ Serius ini apartemenku” ucapku menjelaskan
Ia mengangguk
“ sejak kapan?”
“ mungkin sudah 4 tahun” ucapku mencoba mengingat
“ Oh oke”
Ia menjawab dan berniat masuk kekamarnya.
“ Hei kamu baru ya” ucapku spontan
“ iya, baru mungkin 5 bulan”
“ baiklah, salam kenal tetangga baru”
Aku mengulurkan tanganku “ Leo”
Ia menerima uluran tanganku dan menjawab “ Angel”
Nama yang tak asing, aku mencoba mengingatnya tapi masih belum bisa. Sampai ia menyadarkan lamunanku.
“ aku masuk dulu ya”
“ oh iya silahkan”
Ia menutup pintu kamarnya dan akupun Kembali masuk kedalam. Aku tersenyum senang karena berhasil mengetahui namanya. Aku langsung menaiki ranjangku dan tidur. Malam ini sepertinya aku akan bermimpi indah.
Keesokan harinya aku menelpon sekretarisku untuk mengosongkan Kembali scheduleku karena aku masih ingin libur. Aku memintanya mengirimkan beberapa pekerjaan melalui email. Aku memasuki dapur dan membuka lemari kulkasku ternyata tidak ada bahan makanan apapun disana karena sudah terlalu lama aku tinggalkan. Sepertinya aku harus membeli beberapa kebutuhan selama aku disini. Aku berniat tinggal disini untuk sementara. Aku mengambil jaketku dan meninggalkan apartemenku. Aku menuju swalayan yang tidak jauh dari apartmen hanya berjarak 10 menit jika berjalan dari apartemen. Aku mengambil troly dan mengisi dengan beberapa bahan makanan dan keperluan rumah lainya. Saat aku hendak membayar ternyata aku bertemu dengan Angel. Sepertinya ia juga kehabisan bahan makanan. Ia menyapaku terlebih dahulu dan aku mendekatinya.
“ belanja ngel?”
“ iya, kamu juga belanja?”
“ ya begitulah”
Saat kasir selesai menghitung belanjaannya, Angel membayarnya dan bergegas menganggkat belanjaanya.
“ Aku duluan ya Leo”
“ oke”
Aku menunggu kasir menghitung belanjaanku dan memintanya menghitungan lebih cepat. Aku membayarnya dan membiarkan ia mengambil uang sisanya. Aku berlari mengejar Angel. Aku tidak ingin kehilangan moment langka ini. Saat aku melihatnya aku langsung mempercepat langkahku dan berjalan sejajar dengannya.
“ Hei Ngel”
“ Loh ko sudah disini?”
“ Iya, kita bareng ajah naik keatasnya”
“ oh oke”
Aku melihat barang belanjaan Angel cukup banyak, sepertinya ia keberatan.
“ Aku bantu bawa ya Ngel”
“ Tidak usah, saya bisa sendiri”
Aku merampas paksa belanjaan ditanganya.
“ ga apa – apa, kamu bawa milikku saja yang lebih ringan”
“ Terimakasih”
Suasana ini cukup canggung, kami sama – sama diam. Akhirnya aku beranikan diri membuka pembicaraan.
“ kamu ga kerja Ngel?”
“ hari ini aku libur, besok baru tugas jaga”
“ memang kamu kerja apa?”
“ aku dokter”
“Oh dokter, dimana”
“ dirumah sakit Indah pelita”
“ ga terlalu jauh dari sini”
Ia hanya mengangguk. Dia hanya menjawab semua pertanyaanku tanpa berbalik tanya akhirnya aku kehabisan topik dan suasana Kembali hening. Akhirnya kami sampai didepan apertemn kami. Aku menyerahkan barang belanjaannya dan ia pun sebaliknya.
“ terimakasih sekali lagi”
“ ia sama – sama kan kita tetangga”
“ baiklah aku masuk dulu ya”
“ iya….. eh tunggu”
Ia Kembali berbalik.
“ mmm boleh minta nomer handphonemu”
Ia mengerutkan dahinya seraya tidak mengerti.
“ siapa tahu aku butuh bantuan dokter karena hal darurat”
“ oh baiklah, sini mana handphonemu”
Ia menulis nomernya dihandphoneku, setelah itu ia berpamitan untuk masuk apartemennya. Saat aku juga sudah didalam apartemenku, aku langsung duduk disofa dan mengetik pesan disana yang bertuliskan.
“ ini nomer saya,Leo. Tolong disimpan 😊”
Sudah lama aku mengirimnya tapi masih belum ada tanda -tanda pesan ini dibaca. Akhirnya aku letakan handphoneku disaku dan aku Kembali kedapur untuk menyiapkan makan siangku. Sudah beberapa kali aku mengecek handphoneku ternyata belum ada balasan. Apa mungkin ia tidak suka denganku, aku melempar handphoneku kesal. Tidak lama terdengan bunyi notifitasi pesan masuk, buru – buru aku mengambil handphoneku dan membukanya.
“ iya akan aku simpan”
Aku tersenyum Bahagia melihat pesanku dibalas. Akhirnya aku bisa mengobrol dengannya. Cari alasan apa lagi untuk bicara dengannya. Sepertinya aku membutuhkan saran dari Coki. Buru – buru aku menelponnya dan menceritakan semua yang terjadi sebelumnya.

Comentário do Livro (87)

  • avatar
    Firman syahDeni

    mntp

    18d

      0
  • avatar
    Grace Dimbu

    Sukaa bangett banget banget

    07/12

      0
  • avatar
    Fang fangKwee

    👍👍👍👍👍

    02/08/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes