logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 3 Kamu cantik

Henny langsung duduk di sofa empuk itu yang ada di ruang tamu tersebut, karena kelelahan setelah seharian mengerjakan pekerjaan rumah. Membuatnya matanya semakin berat dan lama kelamaan ia terlelap tertidur dengan posisi bersender di bahu sofa yang terasa empuk itu.
Setelah selesai membuat teh dan membawakan cemilan, ia melihat Henny sudah tidur nyenyak di sofa bersender di bahu sofa, terlihat seperti ia sangat kelelahan dan Fita pun tak berani menggangu tidur nyenyak gadis itu.
Seorang pria tampan yang berpakaian setelan jas rapih ia melangkah masuk kedalam rumah. ia melihat mamanya seperti biasa sedang sibuk dengan layar ponselnya, tetapi ia kebingungan melihat seorang wanita sedang tertidur di sofa, ia mengira bahwa wanita itu adalah anak dari teman mamanya.
Dimas Adara adalah seorang pria usia 27 tahun memiliki paras yang tampan gagah dan matanya berwarna abu cerah setiap wanita akan terpesona jika melihat dirinya tetapi tatapnya selalu dingin jika bertatapan dengan wanita mana pun kecuali satu wanita yang sudah mengisi hatinya sejak ia 7 tahun lalu.
“Kamu udah pulang, Dim?” tanyanya mamanya yang sedang duduk di sofa berwarna merah marun dan yang melihat anaknya sudah pulang kerja itu, ia menghentikan aktifitas memainkan ponselnya.
“Iya, Mah aku udah pulang, dia siapa ,Ma? kenapa tidur di sofa begitu?” tanyanya heran melihat seorang wanita sedang terlelap tidur, wajahnya tak bisa ia kenali karena wajahnya hampir tertutup dengan rambut wanita itu hingga Dimas tak bisa melihat siapa wanita tersebut.
Fita yang terheran dengan anaknya yang sedang bertanya itu, Tak seperti biasanya jika ada tamunya ia selalu acuh tak acuk dan tak pernah menanyakan tamunya yang ada di rumah, berbeda dengan hari ini membuat dirinya menjadi curiga pasalnya anaknya tak pernah tertarik menanyakan seorang wanita.
“Dia calon istri kamu dan calon menantu Mama,” jawabnya hanya untuk menjaili anaknya yang sedang terlihat penasaran itu.
Dimas pun menghela nafas yang panjang setelah mendengarkan ucapan dari mamahnya yang membuatnya sedikit kesal itu.
“Ma, aku ngaku emang aku ganteng tapi sayang, Pacar aja aku enggak punya Ma, apa lagi calon istri,” jelasnya pada mamanya dengan percaya diri ia mengatakan masih menjomblo walaupun ia tampan dan di kagumi banyak wanita tetapi hatinya hanya untuk satu wanita yang telah lama ia sukai dari dulu.
“Makanya dari itu mamah siapin kamu calon istri biar kamu enggak jomblo lagi, kan enggak lucu kalo ada yang bilang GANTENG DOANG TAPI MASIH JOMBLO,”ejeknya pada anak tunggalnya itu Fita memang senang sekali mengejek anaknya itu.
“Tuh kan, Mama mulai deh ejek aku,” rajuknya pada mamanya yang sedari tadi mengejek dirinya jomblo.
“Iya deh ya, lagian siapa lagi yang mama mau ejek kalo bukan kamu, anak Mamah cuma kamu doang kalo jailin Papah kamu enggak seru di ajak bercandanya karna faktor U ,” curhatnya pada anaknya.
“Makanya, Mama bikin adek buat aku, biar ada yang di ajak bercanda.” ucapnya dengan santai kepada mamanya.
“Mama itu usianya udah nggak muda lagi, Dim,” protesnya.
“Kamu liat baik-baik, wajah Mama udah banyak keriputnya.” Katanya seraya menunju wajahnya yang sudah ada kerutan keriput.
“Ya udah, terserah Mama aja senengnya gimana,”ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya karena frustasi dengan ucapan dari mamanya membuat dirinya seperti naik darah.
“Dia itu Henny ponakan Tante Anita, dia mampir kesini ngasih paket buat Mama,” ucapnya dengan jelas untuk mengakhiri candaan yang dari tadi ia mulai karena melihat anaknya itu sudah lelah menjawab ucapan dari dirinya.
Ketika ia mendengar nama yang disebutkan oleh Mamahnya ia sedikit penasaran, mungkinkah wanita itu adalah Henny yang ia kenal atau hanya namanya saja yang kebetulan sama, tetapi ia tak ingin bertanya lebih banyak lagi pada mamahnya.
“Oh dia keponakannya tante Anita pantas saja sepertinya aku pernah ketemu sama dia tapi nggak inget mukanya kaya gimana Mah. Ya sudah kalau begitu aku kekamar dulu ya Mah." ia pun melangkahkan kaki pergi dari ruang tamu tetapi baru beberapa langkah suara mamanya terdengar meminta tolong, ia pun menoleh kebelakang untuk melihat mamanya.

“Dim, bisa tolong mamah nggak, tolong gendong Henny ke kamar tamu kasian dia kayanya lelah banget kalo tidur disofa bisa sakit badannya nanti” ucapnya khawatir melihat Henny yang tertidur dengan posisi yang tidak nyaman. meminta Dimas untuk mengendong wanita itu dan memindahkannya ke kamar tamu.

“T-tapi aku....” ucap ingin menolak permintaan Mamahnya tapi sebelum ia menyelesaikan ucapannya mamanya sudah memotong ucapannya terlebih dulu.
“Kamu ini,tega banget sih biarin perempuan tidur di sofa kaya gitu, dimana naluri kamu sebagai seorang lelaki Dimas.” Rengek mamahnya meminta agar anaknya mau memindahkan Henny ke kamar tamu.
Dalam hati Dimas ingin menolak permintaan dari mamahnya enggan untuk memindahkan wanita yang menurutnya tak ia kenal sedang tidur di sofa itu, tetapi jika ia menolak mamahnya pasti akan terus merengek meminta dirinya memindahkan gadis itu.
Tanpa menolak permintaan dari mamahnya ia pun menggendong gadis yang sedang terlelap tidur di sofa perlahan ia mengendongnya dan memindahkan tubuh gadis itu ke atas ranjang dengan perlahan membaringkan tubuh mungil gadis itu.
Ia memandangi wajah gadis itu dan menyingkirkan beberapa rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu yang sedang terlelap dalam tidurnya entah kenapa saat ia melihat wanita yang ia gendong tadi ingin sekali ia membelai rambut hitam lurus wanita tersebut tetapi ia urung melakukan hal tersebut.
”Kamu cantik,” gumamnya dalam hati, ia pun langsung meninggalkan Henny itu di kamar tamu dan kembali ke kamarnya sendiri sebenarnya ia ingin lama memandangi wanita tersebut tetapi ia tak ingin Mamanya mengetahui hal tersebut akan heboh seisi rumah jika mamanya tahu nanti.
Sesampai di kamarnya ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk itu, fikirannya masih saja membayangkan wajah gadis yang ia gendong tadi membuatnya menghela nafas yang panjang dan mengacak-acak rambutnya sendiri bingung dengan perasaannya kini sudah lama jantungnya tak berdebar kencang seperti itu.
Di tempat lain, Henny perlahan membuka matanya dengan paksa, dengan heran kenapa ia bisa pindah kesebuah kamar, ia bingung bagaimana ia bisa pindah ke kamar itu, Ia pun keluar dari kamar tersebut menuju keruang tamu melihat tante Fita sedang asik memainkan ponselnya sambil minum teh dengan santai.

Comentário do Livro (955)

  • avatar
    KhanifudinMuhammad

    novelnya keren banget👍👍

    05/04/2022

      0
  • avatar

    cerita ni best sangat sangat

    05/04/2022

      0
  • avatar
    AdawiyahArya

    I like thisss❤️❤️❤️

    29/03/2022

      5
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes