logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 34 PERAN PEMBANTAIAN

*
Dua mobil bus tahanan membawa para tananan untuk dipindahkan ke penjara. Sepanjang perjalanan, ketegangan diantara para tahanan dan petugas mulai terasa. Salah satu petugas berjalan diantara mereka sembari memeriksa para tahanan jika ada tindakan mencurigakan. Petugas bernama Tak Jin Guk itu mendekat kearah kursi yang diduduki oleh tahanan nomor 2687 alias Gordon. Tiba-tiba Petugas Tak menarik tangan Gordon dan memastikan sesuatu.
"Barusan kau sedang melakukan apa nomor 2687? Coba buka kepalan tanganmu?!" Petugas Tak memegang tangan Gordon dan berusaha membuka paksa tangannya.
"Kenapa aku harus?" Gordon melirik tajam kearah Petugas Tak.
"Aku petugas kepolisian! Apa kau berani melawanku?" Tegas Petugas Tak.
"Apa kau yakin bisa melawanku?!" Gordon memberatkan suaranya.
Para tahanan dibus kedua mulai memandangi petugas Tak dengan pandangan merendahkan juga mengolok-ngoloknya. Petugas Tak bersikap sensitif dan menodongkan tongkat polisi (Tonfa) pada beberapa tahanan supaya diam tidak membuat kericuhan. Sedangkan para tahanan mulai geram terbawa emosi karena tidak terima. Para tahanan dibus kedua ini selain Gordon juga berisi para pentinggi ESP. Mereka tidak terima karena merasa diremehkan oleh petugas Tak. Salah satu dari mereka berdiri untuk melawan Petugas Tak.
"Apa barusan kau berani menodongkan benda itu pada orang terhormat sepertiku?" Perlahan mendekat kearah Petugas Tak sembari membusungkan dada.
"Tahanan nomor 3475 silahkan kembali duduk ditempatmu! Sebelum saya bertindak kasar kepada anda!" Petugas Tak berteriak dengan posisi yang masih menodongkan tonfa.
"Kau sudah bertindak kasar sejak tadi! Tak Jin Guk?! Biarku beri pelajaran pada orang sepertimu! Setelah itu mungkin dia, penghianat!" Mencengkram tonfa dengan kedua tangan yang terborgol lalu menyeringai kearah Gordon.
Tahanan nomor 3475 berucap kasar sambil melirik kearah Gordon. Sedangkan Gordon membuang wajahnya dari mereka sembari mengaitkan kedua lengannya kesalah satu besi yang menahan jendela mobil. Dia mencengkram kuat-kuat besi itu dan menegakan posisi duduk. Sampai saat kejadian itu tiba.
*
Keadaan bus tahanan didepan lebih tenang tanpa ada keributan seperti yang terjadi dibus tahanan belakang. Namun, tiba-tiba dari arah kanan kedapatan truk bermuatan besar melaju cepat kearah bus tahanan. Petugas kepolisian yang mengemudi terkejut berusaha membanting setir kekiri namun truk itu tidak berhenti melainkan menabrak sangat keras hingga bus terguling.
Begitu juga yang terjadi dengan bus tahanan kedua. Pengemudi tidak sempat menginjak rem karena terkejut hingga menabrak sangat keras truk itu. Kecelakaan-pun tidak bisa dihindari. Para tahanan terbentur sangat keras dan panik. Tidak cukup sekali, dari arah belakang kedatangan truk lainnya yang menabrak body belakang bus. Lalu truk itu menyalip kesebelah kiri dan membenturkan body mobilnya ke bus tahanan hingga terbalik kekanan.
Parah tahanan tidak sempat membuat pertahanan diri dari kecelakaan itu. Keadaan para tahanan didalam bus kedua - kesatu terbentur parah dibagian kepala, badan terhimpit dan pingsan. Namun beberapa dari mereka masih bisa sadarkan diri, salah satunya yaitu Gordon. Dia terlihat cukup baik bagi orang yang telah mengalami kecelakaan, hanya berdarah sedikit dibagian kepala karena pecahan kaca.
Selain itu, Gordon dapat melepaskan diri dari borgol yang mengunci kedua tangannya. Dia mempunyai kunci dikepalan tangannya. Dia berusaha bangun dan meraba dibagian bawah alas kursi untuk mengambil sesuatu, tepatnya benda itu tertempel menggunakan lakban. Rupanya sebuah pisau dia dapatkan.
Beberapa orang mulai sadarkan diri dari kecelakaan ini. Gordon berdiri menghapiri orang-orang itu dan membuat mereka kembali tidur dengan cara menggorok leher mereka. Darah orang-orang itu terciprat kewajahnya. Satu per satu dia habisi tanpa sisa. Sampai kepada orang yang terakhir yaitu petugas Tak. Petugas Tak mundur perlahan menghindari tahanan nomor 2687 alias Gordon. Matanya berkaca-kaca, badannya gemetar ketakutan dan perkataannya terbata-bata.
"Tolong selamatkan aku. Selamatkan aku! Bukankah aku sudah membantumu dengan kunci itu. Ini tidak seperti rencana awal." Berkali-kali menundukan kepala untuk memohon ampunan nyawanya.
"Apa maksudmu?! Tugasku hanya satu yaitu membunuh semua orang." Gordon berjalan mendekati orang itu dan berjongkok memandangi wajah orang itu yang sesekali mendongak menatapnya.
"Apa ini perintah ketua? Tapi ketua...hahh..kumohon selamatkan aku saja. Tolong jangan..." Perkataan Petugas Tak terpotong karena pisau yang menggorok lehernya.
"Kau hanya menghambat waktuku saja." Gumamnya pada orang mati.
Gordon berhasil keluar melalui kaca jendela yang dia pecahkan. Dia mengecek petugas dibagian depan siapa tahu masih ada yang hidup. Benar saja ada satu orang yang masih hidup, bukan si supir melainkan orang yang berada disamping kursi si supir. Petugas itu dalam keadaan pingsan, namun tanpa ragu ataupun mengasihan, Gordon langsung menusuk bagian perut petugas itu berkali-kali hingga pendarahan parah. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia mengambil kamera dashboard dan menghancurkannya.
Selesai mengurus semua bagian bus tahanan kedua. Gordon berjalan mendekati bus tahanan yang terguling diarah samping kirinya. Tapi Gordon dikejutkan oleh orang-orang yang keluar dari mobil truk. Ada sekitar tiga orang berjalan menghampirinya. Ketiga orang itu langsung menyambutnya sambil membungkukan badan. Gordon bersikap santai dan menjulurkan tangannya. Salah satu dari mereka bergegas mengeluarkan rokok juga pematik dari saku jaket dan memberikan sebatang rokok secara sopan kepada Gordon. Orang itu- pun menyalakan pematik untuknya.
Gordon menghisap rokoknya beberapa kali dengan tenang sembari melihat kearah bus disamping kirinya. Ada beberapa percikan api juga bagian tangki bensin bus yang bocor. Gordon tersenyum kecil dan menghimpit batang rokok dilapisan bibinya kuat-kuat. Dia menggulir perlahan kedua matanya, menyeringai kecil dan menggenggam kuat pisau ditangannya. Ketiga orang-orang ini ikut menatap kearah bus itu dan tanpa mereka sadari serangan telah terjadi pada salah satu rekannya. Gordon menusuk Si Pematik itu sembari menatap tajam. "Uhukk! Argg...b-boss..." Si Pematik masih bisa bersuara karena itu Gordon menusukan pisaunya lagi dengan cara memutar-mutar ujung pisau dibagian tubuh pria itu dan menarik sekaligus benda tajam itu sampai akhirnya tumbang.
Sekarang masih ada dua orang yang masih hidup dihadapan Gordon. Dia menatap kedua orang itu sembari menghembuskan asap rokoknya. Bukannya kabur, kedua orang itu malah berlutut dihadapan Gordon sambil gemetaran. Gordon berjalan kearah mereka berdua dan mengusap mengusap kepala mereka sebelum menghabisinya. "Kerja bagus!" Menggorok leher mereka. "Hahh...kemana bocah itu? Sudah kusuruh datang tepat waktu. Ck!" Menghembuskan asap rokok sembari menatap langit.
Tinggal hampir tersisa puntung rokok yang masih menyala. Gordon berjalan mendekat ke bus terguling itu dan melihat tangki besin bocor mengalir ke jalan dan sekitaran bus. Percikan dari mesin menimbulkan asap dan bau terbakar. Selain itu Gordon mendengar suara kecil dari dalam bus yang meminta tolong. Dia sedikit menundukan kepala memastikan suara itu, ternyata ada yang masih hidup, pria itu melambaikan tangan penuh darah sembari "Tolong selamatkan aku..." Suaranya terdengar kecil.
Gordon nampak tidak ada belas kasih untuk menolong pria itu ataupun orang-orang didalamnya. Dia berdiri tegak dan melemparkan puntung rokok yang masih menyala kedalam cairan bensin disekitaran bus. Dia berniat membakar bus beserta orang-orang didalamnya. Gordon berjalan menjauh dari bus itu, lalu beberapa detik kemudian api mulai menyala juga menjalar sampai akhirnya ledakan bus terdengar hingga terbakar semua. "Aku sudah menyalamatkan kalian dari penderitaan. Jadi jangan terlalu membenciku." Gumam Gordon sembari mengelap darah yang ada ditangan menggunakan baju dan menyelipkan pisau di bagian belakang celananya.
Dari arah depan, terlihat mobil taxi yang terparkir seperti menunggu Gordon. Pria ini mendengus dan berjalan mendekati mobil taxi itu, lalu menaikinya tanpa rasa curiga apapun. Tanpa menunggu lagi, Taxi ini memutar balik dan melaju cepat meninggalkan tempat insiden pembantaian yang sudah terencanakan.
"Apa seekor kucing sepertimu biasa bergerak lambat?" Sindir Gordon.
"Berterimakasihlah padaku, sialan. Jalur darahmu sudah kubersihkan (Cctv)! Kau juga baru beres bukan?" Jelas bocah bermata kucing alias Ki Joon Su.
"Aku hanya bermain-main sebentar dengan mereka karena bosan menunggumu, bocah sialan!" Ucap Gordon sembari mengeluarkan pisau dari sela celana.
"Dasar bajingan gila! Bajumu ada dibelakang, cepat ganti!" Umpat Joon Su.
"Apa kabar ketua ditimur baik-baik saja?" Tanya Gordon sembari berganti baju.
"Bagaimana menurutmu?! Jelas dia menggila, brengsek! Apalagi Si Tangan Kanan Mabon, dia terlihat seperti psikopat gila gara-gara bertemu Si Penghianat. Tapi Si Psikopat itu langsung dibuat sadar oleh ketua dan dihajar habis-habisan! Kkkkk...harusnya kau lihat juga Hyung! Ah..Kau pasti bertemu dia dikepolisian bukan? Bagaimana menurutmu? Apa dia terlihat masih sama?" Jonn Su bercerita dengan sangat bersemangat.
"Berhenti omong kosong! Apa pesan Ketua selanjutnya?" Tanya Gordon dengan serius.
"Memangnya apa lagi! Habisi semuanya!!" Joon Su membalas singkat pertanyaan itu. Namun sangat berisi penuh penekanan. Dia langsung menancapkan gas dan melajukan mobil hampir ke kecepatan penuh.

Comentário do Livro (66)

  • avatar
    03Sumarsi

    kak gem kak gem kata kata nya dong

    7d

      0
  • avatar
    AmiraNoor

    best

    17d

      0
  • avatar
    JumiatiJumiati

    keren

    22d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes