logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 3 Tiga

Tiga
"Baiklah, kau bisa bekerja menjadi pengawalku. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan membayarmu dengan layak," cetus Calista.
"Aku tidak khawatir soal bayaran. Yang terpenting adalah aku bisa bekerja padamu," sahut Rafe.
"Soal tempat tinggal ...."
"Itu juga tidak perlu kaupikirkan. Aku akan menyewa tempat di dekat sini."
Ucapan itu membuat Calista tertegun. Rafe datang dari luar negeri, tentu ia berasal dari keluarga mapan. Apa tujuan dia hingga mau bekerja sebagai pengawal pribadi? Hal itu sungguh membuat Calista tidak mengerti.
"Oh, apa kalian mau membantuku mencari tempat? Karena baru datang, aku tidak terlalu familiar dengan daerah ini."
Val langsung menyatakan ketersediaan dengan antusias. Andy juga setuju untuk setuju untuk mengantar. Calista akhirnya memutuskan untuk ikut. Ia ingin tahu tentang Rafe yang sebenarnya.
***
Tempat yang disewa Rafe tidak jauh dari tempat tinggal Val. Akan tetapi, bangunan bercat putih itu jauh lebih bagus. Rafe segera merapikan barang di rumah barunya tersebut.
"Bagaimana kalau kita makan-makan untuk menyambutmu?" tanya Andy.
"Ide bagus," sahut Val. Rafe juga mengangguk. Andy kemudian segera mengajak Val untuk berbelanja. Saat Val keberatan, Andy segera menyeret gadis itu keluar.
"Apa yang ingin kautanyakan?" tanya Rafe pada Calista. Ia tahu gadis yang duduk di depannya tersebut belum sepenuhnya percaya pada dia.
"Apa yang kaurencanakan? Kau bisa mendapatkan pekerjaan bagus. Kenapa mau bekerja padaku?" tanya Calista.
"Aku memang dari luar negeri, tetapi aku sama sekali tidak memiliki pengalaman kerja, apalagi di negeri ini. Ini pertama kali aku datang kemari. Saat melihat lowongan kerja milikmu, aku berpikir untuk bekerja padamu. Bagaimana? Apa kau masih meragukan aku? Jika begitu, mengapa kau menerima aku?"
"Kita lihat saja kemampuanmu. Jika kau bisa melakukan pekerjaan dengan baik, maka kau bisa terus bekerja padaku. Jika tidak, maka aku akan memecatmu."
"Baiklah, aku tahu," ucap Rafe sambil mengangguk dan tersenyum.
***
Ponsel milik Rafe berdering saat hari telah larut. Kini pria itu hanya seorang diri di rumah tersebut. Calista dan yang lain memang telah ia antar pulang.
"Bagaimana kabarmu di sana? Anna sangat mencemaskanmu. Dia bersikeras untuk menyusulmu."
"Menyusul juga akan mengganggu pekerjaanku. Sebaiknya tahan saja dia di sana."
"Kau benar," sahut suara di seberang.
"Aku akan mencoba menghentikan dia. Lalu apa kau telah berhasil?"
"Tentu saja, tapi dia masih tidak percaya padaku."
"Aku tahu kau bisa menanganinya. Aku percaya padamu, tapi kau tetap harus berhati-hati."
"Aku pasti berhati-hati," ujar Rafe yang kemudian mengakhiri panggilan dan menghela napas panjang sambil bersandar pada kursinya. Susah payah datang ke tempat ini, ia tentu harus berhasil.
***
Calista tiba di tempat syuting. Ia segera berjalan masuk ke rumah mewah yang memang digunakan sebagai tempat pengambilan gambar. Ia tidak sendiri, Rafe, Val, dan Andy mengikuti di belakang dia.
Penampilan Rafe yang mengenakan setelan hitam menarik perhatian orang-orang di sana. Beberapa gadis muda yang menjadi kru atau cameo dalam drama menatap dengan penuh kagum. Laki-laki itu memang terlihat begitu tampan dan mempesona.
"Siapa dia?" tanya seorang kru yang menyiapkan pakaian untuk dikenakan Calista. Calista melihat pada Rafe yang tengah bicara dengan beberapa gadis tersebut. Pria itu menoleh dan tersenyum padanya.
"Dia pengawal pribadiku," sahut Calista sambil mengalihkan pandangan. Saat Rafe melihat dia, entah mengapa jantungnya menjadi berdetak lebih cepat.
"Apa? Pengawal?" tegur orang di samping Calista tanpa menutupi rasa terkejutnya.
"Apa tidak salah? Kau ini bukan sedang mencari model pria karena merasa kesepian, 'kan?"
"Seenaknya saja bicara. Dia itu pengawal pribadiku," tukas Calista. Gadis yang mengajak bicara tersebut hanya mengangguk dan segera pergi dari sana. Calista mengambil pakaian yang disiapkan dan pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya.
Setelah mengganti pakaian, ia segera hendak keluar. Namun, saat memutar handel pintu, gadis itu segera mendapati bahwa pintu telah dikunci dari luar.
Dengan panik, Calista memukul-mukul pintu. Ia berteriak minta tolong dengan air mata berderai. Berulangkali ia mencoba memutar handel pintu tersebut, tetapi tetap saja terkunci.
"Calista, tenanglah," ucap suara di luar.
"Kau minggir dari sana. Aku akan mendobrak pintunya."
Calista menurut. Ia berjalan menjauh dan pintu didobrak tidak lama kemudian. Daun pintu menjeblak terbuka dan Rafe bergegas masuk.
"Calista, tenanglah, semua baik-baik saja sekarang," ucapnya sambil menghampiri Calista yang masih menangis. Tanpa berkata apa-apa, Calista segera memeluk Rafe.
Rafe menepuk-nepuk punggung gadis itu untuk menenangkannya. Tidak lama, ia membimbing Calista keluar dari toilet tersebut.
***
"Menurutmu siapa yang melakukannya?" tanya Calista saat ia dalam perjalanan pulang dengan Rafe.
"Aku hanya pengawal pribadimu. Aku tidak melakukan penyelidikan. Aku hanya memastikan kau baik-baik saja."
"Lalu apa gunanya dirimu jika kau tidak bisa menangkap pelaku dari yang melakukan teror padaku?"
"Kurasa banyak orang yang tidak menyukaimu. Mereka ada yang melakukan teror langsung padamu, yang bisa membahayakanmu, tapi ada pula yang seperti tadi, diam-diam melakukan sesuatu. Dia hanya ingin menakutimu, bukan membuatmu dalam bahaya."
"Tapi, tetap saja itu membuat aku ketakutan."
Calista menoleh dan menatap Rafe tajam.
"Aku perintahkan padamu untuk menangkap orang itu."
"Tapi ...."
"Jika tidak bisa atau tidak mau, kau bisa keluar dari pekerjaan ini sekarang."
"Baiklah," ujar Rafe akhirnya.
"Aku pasti akan menangkap orang itu."
***
Pada hari selanjutnya, saat Rafe kembali bekerja. Pria itu nengawasi semua. Para kru dan orang-orang yang datang ke tempat syuting tersebut. Ia kemudian melihat seorang wanita yang berjalan celingukan sambil membawa sebuah kotak berbungkus kertas kado.
"Apa itu?" tanya Rafe sambil berjalan menghampiri.
"Hadiah untuk Nona Calista," jawab wanita bertubuh tambun tersebut.
"Berikan padaku!" tukas Rafe sambil menarik kotak itu.
"Tidak bisa, kau ini siapa? Hadiah ini harus diberikan pada Nona Calista."
"Aku harus memeriksa lebih dulu barang yang diterima oleh Calista."
"Ini dari penggemar. Aku tidak akan memberikan padamu."
Tidak membuang waktu, Rafe memukul bagian bawah kotak hingga kotak tersebut melayang di udara. Dengan cekatan, ia kemudian menangkap kotak tersebut.
Wanita di depannya yang semula tertegun, segera maju untuk mengambil kembali kotak itu. Namun Rafe meraih tangan wanita terssbut dengan tangan kanannya dan memuntir tangan wanita itu ke belakang. Sontak wanita itu menjerit kesakitan.
Orang-orang segera mendekat untuk melerai mereka. Saat dibuka, kotak tersebut berisi tart yang kini telah berantakan.
"Maaf, apa kau baik-baik saja?" tanya Rafe pada wanita pengirim hadiah.
"Dasar tidak waras!" maki wanita itu yang kemudian dengan cepat pergi dari tempat itu.







Comentário do Livro (28)

  • avatar
    Qwinx T

    aku suka bangattt!!!

    11d

      0
  • avatar
    Apry Ana

    akun 3

    21/08

      0
  • avatar
    TuyulTopan

    keren bgt cerita nya

    17/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes