logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 2 Dua

Dua
"Lihatlah dirimu, sekarang kau menjadi begitu jelek," ucap Andy.
"Tidak seburuk itu, menurutku dia masih tetap cantik," sahut Val. Andy dan Val adalah mereka yang mengurus segala keperluan Calista. Pakaian, penampilan, hingga pekerjaan Calista, semua mereka yang menangani.
"Cantik? Cantik dari mana? Berantakan begitu. Nyaris seperti orang yang kena badai," ucap Andy sambil terkekeh.
"Apakah kalian bisa berhenti bicara seperti ini? Kalian membicarakan aku seolah aku tidak ada di sini," tukas Calista sambil bersidekap dan memasang wajah kesal.
"Maaf, maaf, kami tidak bermaksud membicarakanmu, hanya saja ...." Andy tidak selesai berbicara, tetapi malah tertawa. Hal itu membuat Calista makin cemberut.
"Tertawa saja terus, tapi awas, kalian jangan bekerja padaku lagi!" tukas Calista sambil segera keluar saat mobil berhenti di depan apartemen mewahnya. Andy dan Val memang baru saja menjemput Calista dari kantor polisi. Kekacauan yang terjadi karena penyerangan pada dirinya telah membuat Calista dan perempuan itu dibawa ke kantor polisi. Setelah Andy dan Val datang dengan sejumlah tebusan, barulah Calista bisa melenggang bebas.
***
Calista berjalan memasuki tempat tinggalnya. Saat ia baru membuka kulkas, ponselnya berdering. Ia tersenyum saat melihat wajah ayah dan ibunya pada layar ponsel.
"Kenapa kau tidak pulang ke rumah ini? Apa kau baik-baik saja?" tanya ibunya dengan suara terdengar sangat cemas. Calista tahu kabar penyerangan pada dirinya pasti telah sampai pada mereka.
"Ibu, aku tidak apa-apa. Itu adalah hal biasa. Pasti ada orang yang tidak menyukaiku," ucap Calista sambil tersenyum.
"Banyak artis yang juga mengalaminya, tapi mereka tidak kenapa-kenapa. Aku juga akan baik-baik saja."
Sang ibu masih tampak keberatan, tetapi Calista terus berusaha untuk meyakinkan dia. Tuan McGregor -ayah Calista- kemudian ikut membantu untuk menenangkan istrinya.
"Sebaiknya kau membayar orang untuk mengawalmu," ucap sang ayah kemudian. Calista menggeleng dan berkata bahwa masalah yang menimpa dia bukan masalah besar.
Setelah berbincang lagi selama beberapa saat, Orang tua Calista mengakhiri panggilan. Calista kemudian berjalan menuju kamar. Ia membuka pintu kamarnya dan menyalakan lampu, tetapi dirinya kemudian menjerit ketakutan saat melihat ada darah di lantai dan tempat tidur. Calista merosot jatuh ke lantai. Ia membekap mulutnya saat melihat tulisan dengan darah pada dinding kamar tersebut.
'TUNGGULAH, AKU AKAN DATANG PADAMU. KAU AKAN MATI!!!'
***
"Calista, apa kau baik-baik saja?" tanya Val. Calista hanya mengangguk. Wajahnya masih terlihat pasi. Hal itu membuat Val terus melihat dengan cemas.
"Lis, kurasa kau harus mencari pengawal pribadi. Masalah ini sudah tidak sepele lagi," ucap Val sambil memberikan segelas air minum pada Calista. Calista hanya diam dan menerima gelas itu dengan tangan gemetar.
Tidak lama Andy datang sambil membawa makanan.
"Polisi masih ada di tempatmu. Kupikir kau tidak akan bisa pulang malam ini. Sebaiknya kau menginap di sini saja," ucapnya. Calista hanya mengangguk. Jantungnya masih berdebar keras. Ketakutan yang ia rasakan belum mereda.
***
Menuruti usul dari Val dan ayahnya, Calista akhirnya memutuskan untuk membuka lowongan bagi pengawal pribadi. Hal itu ternyata menarik banyak peminat untuk mendaftar. Tua muda, lelaki perempuan, bahkan remaja yang masih usia sekolah juga ikut mendaftar.
"Apa Anda membutuhkan seorang koki? Saya bisa menasak dengan lezat," ucap seorang wanita bertubuh gempal yang membawa sendok sayur di tangannya.
"Aku butuh pengawal pribadi, bukan tukang masak," jawab Calista. Di sampingnya, Val hanya terkekeh geli.
"Saya bisa melakukannya. Saya pasti melakukan yang terbaik untuk membuat Anda senang."
Calista hanya menggeleng. Apa yang akan dilakukan perempuan dengan sendok sayur saat bertemu dengan orang yang mengancam dirinya? Memukul penjahat itu dengan sendok di tangan? pikirnya.
Setelah menolak menerima perempuan itu bekerja sebagai pengawalnya, peserta-peserta lain malah semakin aneh. Beberapa dari mereka melamar Calista menjadi istri. Seorang kakek-kakek bahkan bersikeras untuk itu. Yang lain seorang remaja dengan seragam sekolahnya malah berlutut dan menyatakan cinta pada Calista dengan setangkai mawar merah di tangan. Calista menghela napas panjang. Mencari pengawal pribadi ternyata sungguh sulit. Mereka yang mendaftar sepertinya tidak serius dengan pekerjaan itu.
***
Hari telah menjadi gelap. Calista dan Val merasa sangat lelah. Membuka audisi seharian, tetapi ternyata tidak ada yang benar-benar cocok untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pengawal pribadi.
Calista menggeliat sambil memijat lehernya yang pegal sambil berjalan. Mungkin ia tidak akan pernah menemukan pengawal pribadi untuk dirinya.
Di luar, suasana telah menjadi sepi. Tidak ada lagi orang berkerumun seperti saat pagi hingga sore. Seorang pria yang tengah berjalan sambil membawa tas dorong berhenti tidak jauh dari Calista. Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangan. Calista malas menanggapi. Gadis itu malah berbalik untuk kembali masuk ke rumah.
"Apa kau masih membutuhkan pengawal pribadi?" tanya pria itu. Hal tersebut membuat Calista berhenti melangkah dan berbalik.
***
"Apa kau yakin? Kau yakin tidak salah mencari pekerjaan?" tanya Calista pada pria di depannya tersebut. Pria itu memperkenalkan diri dengan nama Rafe Jasper Frederich.
"Tentu saja. Apa ada masalah? Apa kau sudah menerima orang untuk menjadi pengawal?" Rafe justru balik bertanya.
"Bukan seperti itu, hanya saja ...." Calista menghela napas sesaat.
"Penampilanmu tidak seperti orang yang akan bekerja menjadi pengawal pribadi."
"Lantas seperti apa penampilan seorang pengawal pribadi?" tanya Rafe sambil tertawa, menampakkan sepasang lesung pipi yang membuat wajah tampannya semakin menarik. Rafe memang memiliki penampilan yang menarik. Wajah berbentuk persegi dan hidung mancung. Mata berwarna hitam kecoklatan yang terasa begitu hangat. Ia juga memiliki tubuh tegap dan tinggi. Bisa dibilang, Rafe memiliki daya tarik yang sempurna. Calista menjadi penasaran mengapa pria seperti itu ingin menjadi pengawal pribadinya. Jika mau, pria itu bisa menjadi artis atau model kelas atas.
"Aku hanya ingin tahu kenapa kau ingin bekerja menjadi pengawalku."
"Karena aku memiliki kemampuan untuk menjagamu."
Calista hanya mengangguk saja. Di sampingnya, Val berbisik setelah hanya terpaku terpesona dari tadi,
"Kau harus menerima dia."
***
"Aku tidak percaya padanya. Lihat saja catatan yang ada data pribadinya. Ia baru datang dari luar negeri. Kenapa ingin bekerja menjadi pengawal pribadi?" tukas Calista yang mengajak Val bicara di tempat lain. Meninggalkan Rafe di luar bersama Andy.
"Kenapa tidak percaya? Dia jauh-jauh datang kemari dari luar negeri mungkin karena memang ingin bekerja padamu."
"Itulah sebabnya aku tidak percaya. Ia bisa mencari pekerjaan yang lebih baik. Kenapa ingin menjadi pengawal pribadi?
Val diam sejenak kemudian menggeleng.
"Mungkin dia juga menyukaimu seperti kontestan-kontestan sebelumnya."
"Itulah sebabnya aku tidak percaya padanya. Ia tidak mungkin serius dengan pekerjaan ini. Aku juga tidak percaya dia memiliki kemampuan untuk pekerjaan ini."
"Lalu apa yang akan kaulakukan? Kau tidak akan menerima dia?"

Comentário do Livro (28)

  • avatar
    Qwinx T

    aku suka bangattt!!!

    11d

      0
  • avatar
    Apry Ana

    akun 3

    21/08

      0
  • avatar
    TuyulTopan

    keren bgt cerita nya

    17/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes