logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Sang Penggoda

Sang Penggoda

Biru Langit


1.Sang Penggoda

Paling menyenangkan adalah saat istri sahnya resah. Menelpon berulang kali, tapi suaminya malah mengabaikan. Sibuk bercumbu denganku, sehingga lupa pada anak dan istrinya di rumah.
Melupakan semua tanggung jawab dan hak istrinya. Setiap kali istrinya menelpon dan dia hanya mematikan ponselnya. Aku selalu merasa menang. Menang atas usahaku yang mengodanya. Sehingga aku menjadi prioritas sekarang.
Sementara sang istri, hanya orang yang namanya berada di atas kertas. Sang istri tidak lagi menerima kehangatan, dan kasih sayang darinya.
"Lo mau pulang?" Tanyaku sinis. Aku melempar handuk yang kupakai pada wajahnya yang terlihat bimbang.
"Kata Linda, anak kami sakit." Wajahnya terlihat bimbang. Pasti sulit baginya menentukan antara pulang atau tetap disini.
"Yaudah lo pulang aja. Pergi sana! Lihat anak lo. Bagi lo gue cuman wanita murahan! Tempat lo buang sperma doang!" Teriakku kesal. Wajahnya langsung sangat pias. Mas Lio mendekat padaku. Menyentuh lenganku lembut. Memandangku lekat.
"Kamu jangan ngomong gitu. Kamu penting buat aku. Yaudah mas gak akan pulang. Mas akan disini buat kamu, Mawar," kata mas Lio menggelus pundakku lembut. Aku tersenyum penuh kemenangan, disana pasti Linda sedang kebingungan.
Linda pasti panik, anaknya sakit. Suaminya malah tidak bisa dihubungi. Sudah berbulan-bulan mas Lio tidak pulang kerumahnya.
Lihatlah sekarang apa gunanya status istri sahnya. Tidak berguna sama sekali. Statusnya tidak bisa mengikat cinta mas Lio padanya. Bahan anak-anaknyapun dilupakan.
Jangankan untuk melihat anak-anaknya di rumah. Menanyakan kabar saja sudah tidak pernah. Aku bangga bisa membuat anak-anak itu seakan yatim walaupun ayahnya masih hidup.
Hidup sebagai penggoda menyenangkan sekali. Hidup mewah tanpa harus bersusah-susah menemani dari awal. Selalu menjadi prioritas. Terlebih lagi aku senang melihat Linda sengat menderita.
Ponsel mas Lio kembali berdering. Panggilan dari Linda. Mas Lio langsung mematikan panggilan itu. Aku harap anaknya mati saja. Kalau cuman sakit, hanya merepotkan saja.
"Ponsel lo berisik banget sih."
"Iya sayang, ini mas matikan. Kamu jangan marah dong. Nanti mas beliin berlian yang kamu mau." Rayu mas Lio padaku.
Aku langsung mendekat padanya. Meraba dada bidangnya dan memainkan kancing bajunya. Mancing hasrat, yang selalu terbakar saat bersamaku.
Kepuasan yang kuberikan selalu membuat mas Lio candu. Membakar hangus hasratnya dan lupa segalanya. Setelah kami bercumbu. Mas Lio sibuk dengan ponselnya.
Aku langsung merebutnya dan melempar ponsel mas Lio ke dinding kamar kami. Ponsel itu hancur berkeping-keping. Dia terlihat marah, tapi buru-buru mengatur nafasnya.
"Kenapa, mas marah?" tanyaku mendorong tubuhnya menjauh dari tubuhku.
Aku langsung bangkit dari ranjang. Tanpa peduli dengan keadaan tubuhku yang polos. Aku masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan diri.
Setelah selesai aku mengambil tasku. Mengambil koper dari kamar sebelah dan membuka lemari. Memasukan baju ke dalam koper secara asal-asalan.
"Lebih baik kita akhiri hubungan ini!" Kataku tegas. Mas Lio langsung kelabakan. Menahan tanganku agar berhenti memasukan baju kedalam koper.
"Maafin mas, sayang. Masa janji gak akan kayak gini lagi. Jangan tinggalin mas, mas gak bisa hidup tanpa kamu," katanya memelas.
Mas Lio memeluk tubuhku erat. Takut jika aku benar-benar akan meninggalkannya. Padahal aku hanya mengancam. Aku tidak mungkin meninggalkan tambang emasku!
"Kalau begitu janji. Jangan pedulikan anak kamu!"
"Mas janji sayang."
********
Hari ini aku sengaja pura-puta tidak enak badan. Aku menyuruh mas Lio menemani aku ke rumah sakit.
Dia langsung setuju dan terlihat khawatir dengan keadaanku. Mas Lio tidak tau, aku sengaja memilih rumah sakit yang sama dengan anaknya dirawat.
Tentu saja niatku, ingin bertemu dengan istri mas Lio. Aku ingin menunjukan betapa berkuasa aku atas hidup mas Lio.
Rencana ku berjalan sangat lancar. Di rumah sakit kami bertemu dengan istri mas Lio. Istri mas Lio melihat kami sedang bergandengan mesra.
"Tega kamu mas!" Teriaknya.
"Anak kamu sedang sakit dan kritis. Kamu malah asyik selingkuh. Selama berbulan-bulan kamu tidak pulang dan hp kamu tidak bisa dihubungi. Anak kamu hampir merengang nyawa di dalam sana tapi apa yang kamu lakukan mas?" Linda memukul-mukul dada mas Lio. Air matanya menetes deras. Membuat orang sekeliling memperhatikan kami.
Mas Lio hanya diam membiarkan Linda memukul-mukul dadanya. Aku sangat tidak suka melihat Linda yang pura-pura lemah pasti untuk mendapat perhatian mas Lio.
Aku senang sangat melihat mas Lio hanya bergeming. Tentu saja aku merasa sangat puas. Ku dorong Linda, hingga terjatuh ke lantai.
"Kenapa gak mati aja anak lo," kataku sinis. Linda langsung bangkit dan mencoba menyerangku.
"Dasar jalang murah. Pelacur! Perebut suami orang!" Teriaknya mencoba menyakitiku tapi mas Lio melindungiku.
Dia malah menampar Linda hingga tersungkur. Linda manangis meraung-raung, membuat orang disekitar melihatnya prihatin.
"Jangan sembarang bicara. Kalau kamu tidak mau aku ceraikan!" Kata mas Lio tegas.
Linda mencoba meraih kaki mas Lio.
"Mas aku mohon mas, lihat anak kita." Katanya memeluk kaki mas Lio.
"Aku tidak sudi!" Kata mas Lio dan aku langsung menendang Linda. Membuat dia kembali terjatuh. Membawa mas Lio pergi dari sini dengan kepuasan yang luar biasa.
Meninggalkan Linda dalam keputus asaan dan kehancuran luar biasa. Aku meras sangat bahagia. Dalam hidupku tidak pernah sebahagia ini. Akulah sang penggoda, pemenang disini. Satu lagi semoga yang akan membautku bahagia. Semoga anak Linda mati aja.
Aku akan jauh lebih bahagia dan datang kepemakaman. Aku akan menyiram kuburannya dengan wine. Ah .... Memikirkannya saja membuatku bahagia sekali. Semoga cepat terwujud.
'apa yang kamu semai itulah yang kamu tuai' bisikku dalam hati. Tersenyum pedih mengingat masa lalu.

Comentário do Livro (30)

  • avatar
    GnGPesalll

    makasih

    09/08

      0
  • avatar
    Intan Prmna

    bagus

    15/06

      0
  • avatar
    Rahayu ning Tiyas26

    Bagus banget

    14/03

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes