logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab. 15. Pelukan

Beberapa menit kemudian, mereka pum menghentikan pekerjaan itu.
"Ndriek siang ini, uang lo udah terkumpul banyak nih." Aliya tersenyum girang.
"Syukurlah."
"Kira-kira buat apa uang lo ndriek?"
"Em..." Andriek berpikir sejenak.
"Di simpen aja ndriek."
"Maksud kamu?"
"Ya maksud gue buat modal."
"Modal apa?"
"Modal makanlah, haha...." Aliya langsung tertawa dan Andriek cuma tersenyum menanggapinya. 'Senyum Lo manis banget ndriek. Yaa Tuhan, sepertinya gue mulai Suka sama ni cowok.'
"Oh Iya Ndriek gue punya pertanyaan sama Lo dan itu ngebuat gue penasaran banget deh."
"Apa?"
"Lo beneran tinggal di apartemen itu?"
"Iya, emang kenapa?"
"Gini loh Ndriek waktu itu gue dateng ke apartemen lo terus yang bukain gue pintu itu cewek dia cantik juga sih, ya Gue cuma heran aja, pas gue nanyain lo, dianya bilang kalau gue salah alamat?"
"Oh begitu?"
"Iya, siapa sih cewek itu? Apa masih ada hubungan sama lo?"
"Dia cuma Adek sepupu Aku aja kok?"
'Ya Tuhan apa yang udah Aku katakan ini?Aku berbohong dan ini adalah kemauan kamu sendiri Key.'
"Oh cuma Adek sepupu." Aliya tersenyum, oikirannya masih merasa ada yang mengganjal. Tapi Aliya tidak ingin membahasnya terlalu jauh. Dia takut Andriek tersinggung dan tak menyukai hal kepo nya ini. Waktu terus berlalu tak terasa matahari mulai ingin menutupi sinarnya, dan menggantinya dengan cahaya keremangan.
Keyla sudah pulang kerumah, langkahnya begitu loyo dan lesu.
"Key." Panggil Mamahnya pelan.
"Kamu dari mana aja, tadi papah kamu jemput tapi kamunya gak ada di kampus."
"Iya Key mampir kerumah Ratna." Dia terus berjalan menuju kamarnya.
"Oh tadi Andriek pulang."
"Terus kenapa Mah? Key lagi bete Mah, Maafin Key Mah, Key mau istirahat dan Key gak mau bahas apa-apa tentang Andriek!"
"Ya udah kalau gitu, istirahat sana."
"Makasih Mah." Keyla pun berlalu.
Jam menunjukan pukul 21:00 WIB
Andriek baru pulang dan Keyla sudah tertidur lelap di sprimbed nya. Andriek membuka bajunya sendiri, meski di luar sana sedang hujan, akan tetapi Dia merasa gerah dan perlu membersihkan badan akhirnya dia memutuskan untuk mandi juga.
"Hooaam.... Uuhg... Jam berapa sih sekarang?" Keyla menguap sambil melirik wekernya yang berada di atas meja lampu. Dia beranjak bangun dengan mata yang masih terlihat Mengantuk Dia terbangun dari tidur lelapnya karena ingin sekali BAK atau Buang Air Kecil lah. Dengan langkah terburu-buru ia pun berlari dan mendorong pintu toilet, yang sepertinya terbuka sedikit tanpa di periksanya lebih dulu.
"Eeh.... Ya Ampun...." Dia kaget setengah mati, Karena, saat itu ia dapati si Andriek tengah asyik mengguyur tubuhnya. Keyla langsung berteriak histeris. Mendengar teriakan itu dengan sigap Andriek pun, langsung memeluk tubuh Key dari belakang dan segera menutup mulutnya sejenak teriakan Key terhenti.
"Kamu apa-apaan sih." Ucap lelaki itu.
Keyla Masih belum menjawab, dia berusaha mengatur nafas. Jantungnya berdebar-debar lebih cepat dan kencang. Pelukan Andriek semakin membuatnya merinding perasaan hangat serasa menjalari seluruh tubuhnya akan tetapi dia sadar siapa lelaki yang berada di dekatnya ini."
"Iih lepasin tau!" Keyla berusaha melepaskan dekapan hangat dari tangan Andriek. "Makanya kalau lagi di toilet,, kunci pintu lah emang lo pikir ini toilet punya Lo doang? Udah jelas-jelas kan toilet ini punya gue ya terserah gue mau ngapain aja!" Dia bersunggut sambil, memperhatikan bentuk dada Andriek yang terpampang begitu seksi.
'Eh gila kenapa jantung gue semakin deg-deg kan kek begini ya? Dia itu bener-bener punya bentuk dada yang seksi, iiiss Key lo bilang apa sih, jangan bilang lo mulai suka.' Batinnya berkata. 
Mendengar hal itu Andriek hanya tersenyum sambil mendorong badan keyla pelan-pelan sehingga membuat perempuan itu keluar.
"Udah sekarang Kamu keluar ya, ngapain masih diem di situ? Lagi mikirin gimana caranya berbuat mesum sama Aku ya!"
"Apa! Eeh najis. Gue mau pipis tau cepetan dikit dong mandinya."
"Oh nau pipis. Ya pipis aja lagian Aku juga gak bakalan bisa liat kan?"
"Eeh siapa juga yang mau pipis di depan lo, walaupun lo buta!"
Andriek tersenyum lagi dia tak mengatakan apa pun. Tubuh Keyla langsung dia dorong keluar.
"Iih dasar!" Keyla menunjukan ekspresi kesal atas sikap yang Andriek perbuat kepadanya. "Main dorong-dorongan aja sih. " Omelnya lagi.
Tapi Andriek sudah menutup pintunya dengan rapat.
"Jangan lama-lama mandinya!" Lanjutnya lagi.
"Iya" Cuma itu jawaban yang di lontarkan Andriek dari dalam.
Setelah itu, Keyla menghembuskan nafas kecilnya sambil berjalan pelan menuju jendela kamarnya yang tiba-tiba saja terbuka mungkin karena malam ini angin bertiup sangat kencang. Di luar sana hujan turun dengan derasnya dia pun menutup jendela kamarnya sedetik kemudian Andriek pun datang menghampirinya.
"Udah tuh."
"Iya tau!" Keyla langsung pergi dari hadapannya.
Beberapa menit kemudian.
Keyla naik ke atas sprimbed dan membaringkan tubuhnya. Dia melirik ke arah Andriek yang sudah merapikan tempat tidurnya di bawah lelaki itupun sedang merebahkan badannya di atas kasur tipis.
'Uuh kenapa gue gak bisa tidur lagi ya?' Keyla membatin dalam hati perasaannya tiba-tiba menjadi sedikit ragu. Malam ini sangat jelas terasa berbeda kilat dan petir saling beradu. Dalam kondisi seperti ini, jujur saja Keyla takut, dia memang mempunyai sifat yang sangat penakut. Takut bila hujan datang. Datang bersamaan dengan petir atau guntur yang terdengar menggelegar.
Biasanya kalau hujan petir begini Keyla lebih memilih untuk menggedor pintu kamar kedua orang tuanya dan bahkan sampai tidur di situ. Oleh karena sekarang dia sudah tak sendiri lagi atau sudah bisa di bilang dia mempunyai temen di dalam kamarnya ini dia telah memilih untuk mendekati Andriek walaupun sebenarnya dia sangat benci pada lelaki itu tapi keadaan telah mengubah segalanya.
Keyla turun dari ranjangnya, dan segera mendekati Andriek yang sudah tertidur.
"Ndriek bangun Ndriek gue takut." Ucapnya kemudian tubuhnya bergetar karena rasa takutnya. Dia goyang-goyang tubuh lelaki itu.
"Takut apa?" Tanya Andriek terdengar lirih karena rasa kantuknya.
"Gue takut petir."
"Hmm terus?"
"Boleh ya Gue numpang tidur di samping lo?" Tanya Keyla lagi. Itu terpaksa dia lakukan walaupun sebenarnya dia benci keadaan seperti ini. Rasa gengsinya tiba-tiba berubah menjadi kelembutan yang sulit di kuasai.
"Ya."
"Emm... Makasih?"
"Ya."
'Uuh jawabannya cuma iya-iya terus sih.' Keyla menjadi sedikit kesal namun akhirnya dia baring juga di samping Andriek. Posisi mereka saling membelakangi meski udah berada di dekat Andriek tapi perasaan Keyla masih belum tenang entah mengapa dia ingin sekali lelaki itu memeluknya.
Sepertinya Andriek tak perduli. Keyla menarik selimut dan mencoba untuk memejamkan kedua matanya akan tetapi suara bledek yang terus menerus menggelegar membuatnya semakin gemetaran alhasil dia tetap tidak bisa tidur.

Comentário do Livro (208)

  • avatar
    SantosoTeguh

    mantap

    01/08

      0
  • avatar
    GazaEL

    sangat bagus

    17/07

      0
  • avatar
    ADIT

    resep

    06/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes