logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

bab 3. hutang

Sepulang dari Rumah Ibu mertua wajah Mas Rizwan Nampak lesu.
"Gimana Mas, udah nagihnya?" tanyaku
"Katanya besok dibayar," ucapnya.
"Owh ya sudah besok aku tunggu, kalau gak di bayar aku samperin aja ke rumahnya," pungkasku.
"Kamu kenapa sih uang 200ribu aja di ributin?" tanya Mas Rizwan.
"200ribu itu hasil menabungku selama jadi buruh cuci. Memang kecil gak sebesar gajimu sebagai manajer Mas, hanya saja merasa aneh gitu loh. Ngakunya banyak uang tapi utang 200ribu aja gak kebayar bayar. Aku kan juga butuh makan untuk diriku sendiri," jawabku.
"Itu karena kamu kebanyakan gaya gak mau nerima pemberianku," tukas Mas Rizwan penuh percaya diri.
"Mending aku nagih uangku Mas dari pada nunggu uang yang serba kurang darimu. Apalagi kamu merasa memberiku uang banyak. Coba deh kamu atur ya uang satu juta lima ratus buat keperluan sebulan. Ah ya tuh Mas, token listrik udah berbunyi waktunya minta di isi," ucapku pada Mas Rizwan
"Iya iya aku isi, berapa biasanya kamu ngisi?". Tanya Mas Rizwan
"300ribu," jawabku.
"Mahal amat," pungkas Mas Rizwan.
"Namanya juga listrik, coba diisi air ya pasti murah bin gratis," ucapku sambil berlalu. Lebih tenang seperti ini dari pada harus mengurus keuangan yang gak karuan.
"Laila.. Laila belikan bahan makanan untuk masak sekarang dan besok ini uangnya," ucap Mas Rizwan sambil memberikan uang 100ribu kepadaku.
"Loh tadi katanya makan di Rumah Ibu, kok minta masakkan makanan," tanyaku keheranan.
"Iya gak jadi soalnya Ibu gak masak, ibu lebih suka beli makanan di luar terus," ucap Mas Rizwan.
"Baiklah, tapi 100ribu dapetnya cm beberapa sayur aja loh Mas, gas elpiji habis, gula, kopi , beras udah habis semua loh," pungkasku.
"Ya ya terserah lah pokoknya bisa makan untuk malam ini dan besok," titah Mas Rizwan.
Segera ku menuju ke warung berbelanja keperluan dapur
"Total semua berapa Bu?" tanyaku.
"Total semuanya 98.000. Oh ya Bu Laila saya mau tanya nih, Apa bener Mbak Laila sering meminta uang ke Ibu mertua sampai sampai hutangnya di warung dibayar Bu. Saya juga butuh modal untuk muterin modal," ucap Pemilik Warung sebut saja Bu Narsi.
"Maaf Bu Narsih, siapa ya yang ngomonh seperti itu?" tanyaku
"Mbak Rina sama Ibu mertua Bu Laila," jawab Bu Narsih
"Owh gitu Bu, terserah Bu Narsih saja mau percaya apa gak soalnya cerita itu tidaklah benar. Jatah bulanan saya lebih kecil dibanding Ibu mertua Bu. Bahkan tak jarang Ibu mertua masih minta uang bulanan ke saya. Trus apa Bu Narsih gak lihat saya sampek jadi buruh cuci karena untuk menutupi kekurangan belanja bulanan saya," ucapku membuat Bu Narsih garuk - garuk kepala yang tak gatal
"Iya ya Bu, kalau Bu Laila banyak uang ngapain juga Ya Bu Laila jadi buruh cuci padahal gaji suami Bu Laila gede loh," ucap Bu Narsih
"Bisa di lihat sendiri kan Bu. Saya permisi dulu ya Bu saya mau pulang dulu," ucapku pamit pulang.
Sesampai Di Rumah
"Cuma dapat ini belanjaanya?" pertanyaan Mas Rizwan saat melihatku membongkar belanjaan.
"Trus maunya minta berapa banyak Mas?" tanyaku pada Mas Rizwan.
"Lihat semua kebutuhan di dapur Udah habis. Uangnya juga cuma 100ribu. Nih baca bon nya semua," ku sodorkan Bon dari warung.
"Mahal amat kebutuhan dapur, jangan jangan kamu korupsi ya," pungkas Mas Rizwan.
"Kalau mau murah ya makan rumput aja Mas, gak usah makan nasi. Rumput tuh banyak di halaman belakang dan gratis pula, lumayan kan bisa bersihkan halaman juga tanpa keluarkan duit untuk biaya pembersihan Rumput dan bisa irit uangmu. Trus apa tadi??? Kamu bilang aku korupsi??? Kayak ngasi uang 100juta aja bilang aku korupsi. Nih kembaliannya 2000 ku kembalikan. Lumayan buat beli permen," ucapku sambil menyodorkan uang sisa belanja.
"Galak amat kamu sekarang," tukas Mas Rizwan.
"Kalau aku gak galak kamu bisa seenaknya sama aku Mas. Pembantu aja dibayar lah aku?" tukasku.
"Kamu udah mulai perhitungan jadi istri," pungkas Mas Rizwan
"Kamu duluan yang memulai perhitungan kan?udah sekarang masak sendiri, males aku ngladenin kamu Mas. Di diemin malah nglunjak," ucapku.
"I iya Lai, maaf maaf  sekarang kamu masak deh aku udah laper," ucap Mas Rizwan
"Kalau aku belanja cukup kamu diam saja Mas, lagian ngapain aku korupsi uangmu. Aku bisa cari uang sendiri. Oh ya besok aku udah mulai bekerja. Jadi kalau udah gajian kita urusin keperluan sendiri sendiri. Tenang aja aku gak bakal minta uangmu," ucapku.
"Ka kamu berkerja?" tanya Mas Rizwan terbata bata.

Comentário do Livro (432)

  • avatar
    umairahaida

    greget puas sama ceritanya wkwk

    20/05/2022

      3
  • avatar
    Elsa Cinmapa Ciebarani

    cerita yang sangat bagus dan sangat memotivasi, untuk bisa memilih pasangan yang bisa bertanggung jawab untuk keluarga.

    11/01/2022

      0
  • avatar
    MahdaviYusuf

    Menurut saya, novel ini sangat menarik dengan alur cerita yang begitu penuh dengan kehidupan yang tidak adil sang istri dengan perlakukan Mas Rizwan dan ibu mertua

    10/01/2022

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes