logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 8 Ancaman Winda Untuk Wulan

Bagian_8
----------------
Author Pov
Sesuai janjinya Wulan kini tengah mengantar Icha ke kantor tempat Winda bekerja, dia bekerja di sebuah percetakan, Wulan tau juga karena tunangannya satu kantor dengan Winda.
"Cha, itu Winda!! " Wulan menyenggol bahu Icha sedikit untuk memberitahu keberadaan Winda.
Yang dicari tengah asik berbincang dengan teman-temannya, menikmati waktu istirahat kerja.
"Winda ... " panggil Icha, nampak Winda menoleh dan ketika tau siapa yang memanggil namanya, senyum dibibirnya langsung menghilang.
"Win, kita duluan ya." pamit teman-temannya.
"Iya, nanti aku nyusul."
"Ada apa lagi ny*t, dari mana loe tau kantor gue, awas ya kalau sampai bikin malu gue disini." tegur Winda dengan bahasa yang sedikit kasar, bahkan menggunakan panggilan loe-gue, kepada Icha.
"Eehh yang sopan dong, ny*t-ny*t. Icha itu teman kamu juga kali." gertak Wulan tidak terima.
"Udah deh, jangan sok jadi perisai dia terus, dikasih berapa sih loe sampe segitunya belain anak mu**fik ini." tuding Winda tepat dikepala Icha.
"Winda, aku kesini bukan untuk cari ribut, aku kesini ingin bicara baik-baik sama kamu tentang permasalahan Hardi." Icha masih berusaha menahan emosinya.
"Hardi? " Winda menaikan satu alisnya.
"Mau bilang kalau kamu sudah bahagia gitu dengan Hardi, aku tau kamu mau menikah dengan Hardi. Aku tau Hardi memang pindah kesemarang, tapi dia masih intens komunikasi dengan kamu,
jadi apa yang mau kamu bicarakan aku udah tau, ya aku memang nggak bisa move on dari dia, karena kamu sendiri tau alasan semua itu, tapi dengan teganya kamu tikung aku, dasar teman ta* loe.
Ingat ya Icha, dendam aku ke kamu bukan hanya soal Hardi, tapi kamu adalah manusia jahat yang sudah bikin aku dikeluarkan dari sekolah, kalau bukan karena Mamah aku tidak akan pernah dikasih kesempatan buat sekolah lagi, emang dasarnya kamu itu ta*. " dengan emosi yang meluap-luap Winda mencaci-memaki Icha.
Sekuat tenaga Icha masih berusaha sabar tapi tidak dengan Wulan dengan keras dia menoyor kepala Winda hingga perempuan itu hampir terjungkal kebelakang dan mengenai meja kalau saja dia tidak siggap.
"Kalau ngomong itu dijaga, jangan asal b*c*t. ngatain orang lain ta*, yang ta* itu kamu sendiri. Emang seharusnya manusia kayak kamu nggak usah sekolah, disekolahin juga percuma, nggak ada etikanya sama sekali." sembur Wulan marah.
Byuurr.. Plak..
"Dan**k loe enak aja main dorong-dorong orang sembarangan. " amuk Winda bahkan dia menyiram muka Wulan dan Icha bersamaan, bahkan Wulan kena tamparan keras oleh Winda.
"Stop.. Ini kantor kamu sendiri Winda, jangan mempermalukan diri kamu sendiri. " Icha menstop cekcok diantara Wulan dan Winda.
"Aku yang akan permalukan kamu disini." tunjuk Winda didepan Icha.
"Hai, teman-teman lihat sini, cewek yang pake krudung ini dulunya memang teman satu sekolah aku, tapi dia justru makan temannya sendiri, kurang kenyang kali ya makan nasi, sampe-sampe tega makan teman. Asal Kalian tau pacar aku direbut sama dia, dan aku di fitnah agar didropout dari sekolah, semua itu karena dia ingin merebut pacar aku, jahat banget kan?" dengan suara keras Winda mencoba mempermalukan Icha didepan teman-teman kantornya.
"Winda kamu apa-apaan sih. Itu semua fitnah, yang ada ... " mulut Wulan langsung dibekap oleh Winda ketika dia ingin mengatakan yang sebenarnya.
"Diam, nggak usah bilang apa-apa. Kamu kira aku nggak tau kalau tunangan kamu kerja disini juga, sekali lagi kamu belain Icha aku akan bikin hubungan kamu putus dengan tunangan kamu, dan dia juga bakal dipecat dari sini. " ancam Winda tepat di telinga Wulan. Hal itu membuat Wulan terkejut. Dia pasti berpikir dari mana Winda bisa tau kalau tunangannya bekerja disini juga.
Icha yang dengar kalau Wulan di Ancam oleh Winda, langsung mendorong Winda agar menjauh dari Wulan, dengan sedikit kasar Icha menarik lengan Winda, terlihat jelas emosi sudah menguasai Icha.
"Yang kamu maksud pacar siapa, Hardi? Yakin kamu dan Hardi pacaran, kamu nggak mungkin lupakan, dengan mur*hnya kamu seret Hardi ketoilet, mencip*k B*bir dia duluan dan mau memvidio untuk mengancam Hardi agar mau menjadi pacar kamu, kamu yang tergil*-gil* dengan Hardi, tapi sayangnya karena keb*d*han kamu sendiri akhirnya kamu dikeluarkan dari sekolah." dengan suara lantang Icha memberitahu hal yang sebenarnya tiga tahun yang lalu.
"Icha, kamu. " desis Winda pelan, mukanya sudah merah padam.
"Aku sudah bilang, ini kantor kamu jangan permalukan diri kamu sendiri, aku kesini juga dengan niat baik, tapi sayang kamu sambut niat baik aku dengan cara bar-bar, jangan kira aku tidak bisa bar-bar juga." bisik Icha pelan tepat ditelinga Winda.
"Waduhh parah banget loe Win, sini lah gue juga mau dicip*k sama loe, nggak nolak malah Hahahahaha." ejek salah satu rekan kerja Winda.
"Ya ampun Winda, kamu itu cantik loh kok mur**an gitu sih, " sahut teman yang lainnya.
"Eehh itu ada Mas Jaki, eehh Mas, Mas mau nyicipin dicip*k Winda nggak, gratis loh." seloroh yang lainnya setelah tau atasan mereka mendatangi keributan ini.
"Sudah-sudah bubar semua, ini sudah masuk jam kantor, Winda kamu datang keruangan saya, sekarang." terlihat tidak bersahabat muka Jaki, selaku bos Winda.
"Kalau sampai aku juga dipecat dari sini, akan aku pastikan kamu tidak akan pernah bisa bahagia dengan nyaman Icha." ancam Winda, dengan keras dia menarik tangannya yang dari tadi dipegang oleh Icha.
"Ah ya, dengar ini, kalau sampai gue dipecat, tunangan sahabat loe, gue pastikan ikut juga dipecat." sebelum pergi Winda masih mengancam Wulan dan Icha.
"Winda, kamu jang ... " ucapan Wulan menggantung karena Winda sudah masuk kedalam.
"Lan.. " panggil Icha pelan.
"Pulang yuk. " ajak Wulan singkat, mukanya berubah dingin kepada Icha, tidak hangat seperti biasanya.
"Aku pasti bakal bantu kamu, gimana pun caranya agar Aldi tidak jadi dipecat, maaf padahal semua ini masalah aku dan Winda tapi justru kamu ikut terseret, maafin aku ya Lan." dengan tulus Icha meminta maaf kepada Wulan, tapi terlihat jelas Wulan tidak menanggapi sedikit pun ucapan dia.
Wulan menghela nafas gusar, dia pun bingung harus bagaimana. dia tau disini Winda yang salah, tapi ada hal yang Icha tidak tau tentang tunangannya, makanya Wulan sedikit takut dengan ancaman Winda, sudah dipastikan kalau Winda dipecat perempuan itu pasti akan mengeluarkan senjatanya untuk membuat Aldi juga dipecat dari sana.
"Aarrhg.. Bod*h kenapa aku mau anterin Icha ketemu Winda dikantor kalau akhirnya kayak gini, nyesel aku bantuin Icha ketemu sama Winda dikantor." rutuk batin Wulan menyesal.
"Lan.. " lagi Icha memanggil sahabatnya itu.
"Kamu tidak tau yang sebenarnya, jadi jangan berusaha kasih angin segar ke aku." ketus Wulan langsung meninggalkan Icha sendirian dipelataran parkir kantor tempat Winda bekerja.
"Ya Allah, kok malah jadinya seperti ini, sebenarnya apa yang terjadi antara Winda dan Aldi, kenapa dengan mudahnya Winda bisa mengancam Wulan mengatasnamakan Aldi." batin Icha gusar, ada perasaan bersalah kepada Wulan.
Dengan perasaan sedih Icha meninggalkan kantor Winda, Wulan sudah lebih dulu pergi, Icha memilih pulang menggunakan taksi online, karena tadi dia kesini bersama Wulan. tapi karena Wulan sedang tidak baik-baik saja makanya langsung meninggalkan Icha begitu saja.
🍓🍓🍓

Comentário do Livro (108)

  • avatar
    Ropi parohiBayu

    cerita nya baguss banget

    14/06/2022

      0
  • avatar
    Indra Gunawan

    kisah yang mengharu biru, dan bisa jadi pelajaran buat orang tua agar dalam didik anaknya jangan sampe memaksakan keinginan yang malah membuat anak tersebut menderita

    19/01/2022

      3
  • avatar
    FlowerStar

    Bagus,dari cerita ini bisa kita simpulkan bahwa bila kita mau serius ingin menjadi sukses,memang sering mengalami tantangan.Tapi..kita harus lewati tantangan itu dgn sabar dan terus berdoa. Dan ...niscaya pasti bisa melaluinya. Bahkan kita akan menjadi orang yg lbh sukses dan percaya diri .

    03/01/2022

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes