logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Masa Lalu..

Bagian_7
----------------
Pov Icha
Flasback on
Tiga tahun yang lalu.
"Winda utami, kamu sudah benar-benar keterlaluan, kamu sudah mencoreng nama baik sekolah." amuk Pak Seno kepada Winda waktu itu.
Kini Winda sedang di sidang diruang kepsek setelah tadi dia kedapatan berdua dengan Hardi di toilet perempuan, aku memang saksi atas kejadian itu, tapi bukan aku yang melaporkan kepada kepala sekolah dan Guru, melainkan Hardi sendiri.
Setelah aku memergoki Hardi dan Winda didalam bilik toilet yang entah sengaja atau tidak pintunya terbuka. terlihat jelas, kalau Winda memaksa Hardi untuk menci*m b*b*r dia, dan tangan Winda yang satunya bersiap untuk merekam perbuatan tidak baik itu menggunakan ponselnya. Karena shock aku sampai berteriak, sontak teriakan aku membuat kelas yang dekat dengan toilet berhamburan keluar.
Yang mengejutkan posisi Winda tepat diatas Hardi yang duduk diatas WC, bahkan baju bagian atas Winda terbuka, menampakan sedikit belahan d*d*nya.
"Apa modus kamu melakukan hal memalukan itu Winda?" tanya Ibu Tri dengan lembut kepada Winda, Ibu Tri adalah guru BK disekolah kami.
"Aku hanya ingin Hardi tau bagaimana perasaan aku ke dia Bu, kalau aku sudah suka kedia dari kelas satu." ungkap Winda jujur, masih dengan menundukan kepala.
Ternyata Winda nekat melakukan semua itu karena dia memiliki perasaan terhadap Hardi.
"Ini, nih. Kelakuan siswa kayak gini ini yang bikin mencoreng nama baik sekolah. Winda!! Kamu itu masih muda, masa depan kamu masih panjang, ini sekolah, tempat belajar, cari ilmu. Bukan untuk suka-sukaan, pacar-pacaran, yang ada waktu belajar kamu rusak terganti dengan pacar-pacaran nggak jelas." nasihat Pak Seno panjang lebar dihadapan Winda.
"Pak, kalau mau nasihatin anak didiknya, lihat dulu anak bapak sendiri, Putri juga suka pacaran, malah suka mojok ci*m-ci*man dengan pacarnya, kalau saya mah baru nyeret Hardi ke-Wc doang." justru Winda dengan beraninya membentak balik Pak Seno.
Brak..
"Kamu berani membantah ucapan guru mu? " Pak Seno marah bahkan sampai menggebrak meja.
Aku lihat Winda sempat kaget tapi tidak lama dia kembali tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
"Bu Tri, tolong panggil Hardi dan Icha kesini kita perlu ada saksi, sepertinya percuma kalau hanya mengorek kejujuran dari anak tidak tau etika ini." ucap Pak Seno kepada Ibu Tri.
Aku dan Hardi yang memang sedari tadi sudah berada didepan pintu kantor kepala sekolah, bahkan aku sudah mendengar semua percakapan mereka tadi.
"Icha, tolong kamu jelaskan kejadian antara Hardi dan Winda, yang kamu lihat?" tanya Pak Seno kepada ku, tapi pandangannya lurus menghadap kemuka Winda.
Terlihat Winda melirikku, dia hanya diam saja, tapi sorot matanya seperti mengatakan, 'awas saja kalau kamu berani ngomong yang sebenarnya'. Hal itu membuat aku ragu harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak.
"Nggak usah takut, bilang saja sejujurnya, aku ingin siswi seperti Winda dikeluarkan dari sekolah, keberadaanya membuat aku tidak nyaman." bisik Hardi pelan, posisi kami berdiri beriringan.
"Tapi dia sahabat ku, toh dia melakuan itu semua karena dia menyukai kamu." aku balas berbisik kepada Hardi membela Winda.
"Anak kayak ta* aja dibelain, aku nggak suka sama dia, yang aku suka itu kamu." ucapan Hardi sontak membuat aku membulatkan bola mataku karena kaget.
"Icha, kamu tidak perlu takut Nak, kamu hanya perlu jujur." ucap Ibu Tri, beliau kira aku takut karena sedari tadi tidak mengatakan apa pun, aku bukan takut hanya merasa tidak enak dengan Winda, sejahat apa pun dia tetap teman ku.
"Ayuk, Icha. Cepat kamu beritahu semua yang kamu lihat, tidak usah takut apa lagi ragu, kebenaran memang pahit, tapi Winda harus bisa belajar dari semua perbuatan dia." Pak Seno memberiku alasan agar aku berkata jujur.
"Waktu aku akan ketoilet, tidak sengaja aku melihat Winda dan Hardi berada disalah satu bilik toilet perempuan, pintunya tidak tertutup entah sengaja tidak ditutup atau bagaimana aku tidak tau, karena kaget refleks aku teriak Pak." aku mengatakan yang sejujurnya.
Aku lihat Winda sepertinya biasa saja, tidak ada gurat ketakutan sama sekali atas ucapan aku.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Pak Seno tenang tapi sorot matanya benar-benar menusuk.
"Nak, jujur saja, apa yang kamu lihat?" kali ini Ibu Tri ikut bertanya kepada ku yang masih diam.
"Kalau kamu tidak mengatakan yang sejujurnya biar aku saja." Hardi pun ikut menimpalinya, masih dengan berbisik.
"Aku lihat Winda sedang memaksa Hardi untuk menci*m b*b*rnya Pak, Bu, dan tangan Winda yang satu laginya memegang ponsel seperti ingin membuat vidio, Hardi menolak tapi Winda bilang dia melakukan semua itu karena sudah lama suka dengan Hardi, dan ingin Hardi menjadi pacarnya, aku juga lihat Winda sudah buka baj* bag*an atasnya. " akhirnya setelah mengumpulkan kekuatan, aku berani mengatakan semuanya dengan jujur.
Aku lihat Winda nampak terkejut, sedangkan Hardi tersenyum lega, aku juga lihat Pak Seno dan Bu Tri menghela nafas gusar. Aku sendiri merasa bersalah kepada Winda karena sudah membuat dia berada dalam masalah besar, walau sejujurnya semua masalah itu ulah dirinya sendiri, tapi kalau saja aku tidak teriak dan kelas sebelah tidak berhamburan keluar, pasti masalah ini tidak sampai kekepala sekolah.
"Apa benar yang Icha katakan Hardi, Winda?" tanya Pak Seno kepada mereka berdua, memastikan.
"Iya benar Pak. " Hardi dengan cepat menjawab ucapanku.
Sesuai keputusan kepala sekolah dan Dewan sekolah Akhirnya Winda di keluarkan dan Hardi masih tetap bersekolah.
Flasback off.
****
Kini aku yakin, sikap Winda yang berusaha menjatuhkan aku, memfitnah aku karena kejadian tiga tahun yang lalu.
Tapi ucapan dia yang mengatakan. 'Sampai kapan pun aku akan buat Icha menyesal karena sudah rebut Hardi dari aku.' masih terngiang dengan jelas diingatan aku.
Yang membuat aku bingung maksud ucapan dia apa, aku akui mungkin aku salah karena perkataan jujurku membuat dia dikeluarkan dari sekolah. tapi dia mengatakan kalau aku merebut Hardi dari dia, apa dia tidak tau beberapa bulan setelah Winda dikeluarkan Hardi pindah kesemarang ikut dengan orang tuanya. ya walau pas pesta kelulusan dia sempatkan berkunjung sebentar bertemu dengan para Guru dan Pak Seno.
Tapi diantara kami tidak ada hubungan apa-apa, walau Wulan pernah mengatakan kalau Hardi menyukai ku, tapi aku tidak pernah menanggapi.
Aku kira pertemuan pertama kita waktu itu, dan ucapan maaf Winda tulus dari hati. tapi nyatanya dia sudah menyiapkan semua kejahatan untuk menyerangku.
"Bukan aku yang salah Winda, tapi kenapa kamu menyalahkan aku atas semua perbuatan kamu yang jelas-jelas salah." gumamku, merasa prihatin sendiri.
Masa lalu yang sudah berlalu, yang aku kira hubungan pertemanan kita sudah baik-baik saja tapi tidak untuk Winda, dia justru merawat dendam itu hingga sekarang.
"Cha.. " panggil Wulan.
Setelah dari acara kondangan kita memang memutuskan untuk sekedar bersantai di caffe halu dulu.
"Aku masih nggak nyangka Winda masih memiliki rasa kepada Hardi, apa dia tidak pernah tau kabar Hardi sekarang ya?" Wulan mengira-ngira.
"Entah lah, oh iya Lan. Kamu tau kan tempat kerja Winda dimana?" tanyaku tiba-tiba.
"Tau, kenapa memang?"
"Besok anterin aku yuk ketempat Winda, aku pengen semua masalah ini clear, nggak lucu kali masalah SMA masih dibawa-bawa sampe sekarang, lagian emang dia nggak pernah pacaran sama laki-laki lain apa selama masa kerjanya?" kataku kepada Wulan.
"Siap, pulang yuk. " ajaknya.
Akhirnya kita keluar dari caffe, aku pulang diantar Wulan karena kebetulan rumah kita satu arah.
🥝🥝🥝

Comentário do Livro (108)

  • avatar
    Ropi parohiBayu

    cerita nya baguss banget

    14/06/2022

      0
  • avatar
    Indra Gunawan

    kisah yang mengharu biru, dan bisa jadi pelajaran buat orang tua agar dalam didik anaknya jangan sampe memaksakan keinginan yang malah membuat anak tersebut menderita

    19/01/2022

      3
  • avatar
    FlowerStar

    Bagus,dari cerita ini bisa kita simpulkan bahwa bila kita mau serius ingin menjadi sukses,memang sering mengalami tantangan.Tapi..kita harus lewati tantangan itu dgn sabar dan terus berdoa. Dan ...niscaya pasti bisa melaluinya. Bahkan kita akan menjadi orang yg lbh sukses dan percaya diri .

    03/01/2022

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes