logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Menunggu Kepulangan Kenny

"Nona, di sini sewanya sangat murah tidak menguras dompetmu, tenang saja air di sini juga bagus dan bersih. jadi jangan khawatir," kata seorang wanita yang adalah pemilik perumahan.
Vannie melihat sekitaran rumah itu yang sempit, gelap dan bahkan bisa dianggap tidak layak lagi dihuni. akan tetapi karena uangnya yang menipis dirinya hanya bisa memilih tinggal di tempat itu.
Satu ruangan kecil yang terdapat dapur, kamar mandi, satu kamar tidur. warna tembok berwarna hijau yang sudah banyak pudar.
"Bibi, bagaimana dengan listrik?" tanya Vannie.
"Arus listriknya di sini tidak begitu kuat, jadi lampu yang kalian gunakan hanya bisa yang 5 watt. setiap rumah hanya bisa mengunakan satu lampu," jelas wanita itu.
"Hanya satu lampu?"
"Iya, perumahan sini sangat padat sehingga aliran listrik hampir tidak cukup."
"Hanya 5 watt dan satu lampu bukankah sangat gelap?"
"Nona, oleh karena itu harganya sangat murah," ujar wanita itu.
"Baiklah, aku akan tinggal di sini, saat aku pindah aku akan langsung membayar uangnya," kata Vannie.
"Nona, jangan kelamaan, harganya sangat murah dan banyak yang ingin sewa tempat ini juga."
"Aku akan pindah dua hari lagi," ujar Vannie.
"Baiklah, aku akan memberimu waktu dua hari, setelah dua hari kalau nona belum datang maka aku akan sewakan ke orang lain," ucap wanita itu.
"Sampai jumpa!" ucap Vannie yang kemudian meninggalkan tempat itu.
"Ehm...dasar bodoh, begitu saja sudah tertipu. walau di sini banyak yang tinggal tapi tidak ada yang tahu bangunan ini akan dirobohkan pemerintah. kalau aku tidak mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan uang. mana mungkin aku bisa kaya," gumam wanita itu dengan senyum licik
Vannie yang merasa ragu dengan rumah itu, ia hanya bisa menyewanya. uang yang dia miliki sama sekali tidak mencukupi untuk membayar sewa apartemen.
"Tempatnya tidak layak dihuni, akan tetapi aku tidak ada jalan lain, hanya di tempat itu yang paling murah," gumam Vannie.
Mansion Kenny.
Saat cuti kerja, Kenny masih saja fokus pada tugasnya di laptop miliknya. pria itu menghabiskan seharian sibuk dengan bisnisnya itu.
"Tuan, makan siang sudah siap!" ucap Elle yang berjalan menuju ke balkon.
"Hm...," jawab Kenny yang fokus pada laptopnya.
"Tuan, belakangan ini kenapa nona tidak datang?"
"Tidak tahu!" jawab Kenny.
"Apakah tuan tidak mengajak nona makan di sini saja?" tanya Elle dengan sengaja.
"Kalau dia ingin makan dia bisa datang sendiri, tidak perlu aku memanggilnya," jawab Kenny yang sambil mengutak-atik laptopnya.
"Malang sekali nona Vannie, selalu saja diabaikan," batin Vannie.
"Tuan, sebenarnya nona agak kasihan juga, dia tinggal sendirian di luar, kalau ada apa-apa tidak ada yang membantunya. tidak tahu apakah dia sudah sehat atau belum," kata Elle.
"Kenapa tidak bertanya langsung padanya? tidak ada gunanya berkata padaku!" ucap Kenny.
"Tuan, besok adalah hari ulang tahun nona, apakah kita rayakan?"
"Tergantung aku sibuk atau tidak," jawab Kenny.
"Tidak sangka pria ini benar-benar keras kepala," batin Elle.
Dua hari kemudian.
Vannie akhirnya pindah ke perumahan padat itu, suka atau tidak, layak atau tidak, tetap terpaksa harus tinggal.
Sore itu Vannie menyusun pakaiannya ke lemari yang ada di kamar kecil itu. dalam kamar tersebut terdapat ranjang biasa dan satu bantal tanpa selimut. jendelanya dipaku dengan kayu sehingga tidak bisa melihat halaman luar.
"Sangat panas sekali," gumam Vannie.
Setelah selesai menyusun pakaiannya Vannie mengeluarkan sebiji roti yang dari tasnya. gadis itu selalu saja makan sebiji roti untuk bertahan hidup.
"Aku harus mencari pekerjaan lain, kalau tidak lama-lama aku akan mati kelaparan, makan roti sama sekali tidak membuat perutku kenyang," ucap Vannie yang membaca koran. ia mencari lowongan kerja yang cocok untuknya.
"Menjaga toko pakaian, ini bagus juga. besok aku akan coba mendatangi toko itu. hanya saja gajinya lebih rendah. sedangkan sekarang saja gajiku tidak mencukupi. apa lagi kalau bekerja di toko pakaian," ucap Vannie.
Semalaman gadis itu membaca setiap lowongan kerja, sangat disayangkan tidak ada yang sesusai untuk dirinya.
Ia hanya bisa kecewa pada diri sendiri yang tidak berpendidikan tinggi sehingga sulit masuk ke perusahaan besar.
"Apakah hanya orang yang berilmu tinggi baru diterima? orang sepertiku tidak ada yang mau terima. kalau saja aku meminta tolong sekali saja dengan Kenny apakah dia akan menolongku? kurasa dia pasti menolak," gumam Vannie yang menepuk kepalanya.
Keesokan harinya.
Perusahaan tempat Vannie bekerja.
"Vannie, malam itu Nini merayakan ulang tahun bersama pacarnya, acara itu diadakan di restoran. apakah kamu akan pergi?" tanya Yula.
"Malam ini aku ingin cepat pulang," jawab Vannie dengan alasan.
"Kenapa cepat pulang? hari ini adalah hari ulang tahunmu juga," tanya Yula.
"Aku dan Nini tidak dekat, kamu juga tahu sendiri kalau dia menjauh dariku. kalau aku pergi bukankah aku menjadi tamu tidak diundang," jawab Vannie.
"Kalian ada di sini rupanya," seru seorang wanita tak lain adalah Nini.
"Ada apa?" tanya Yula.
"Malam ini aku ulang tahun dan akan dirayakan di restoran mewah, aku berharap semuanya datang ikut meramaikan," jawab Nini.
"Aku pasti akan datang," jawab Yula dengan senyum.
"Vannie, kamu jangan lupa datang! aku tahu kamu pasti belum pernah datang ke acara apapun, atau makan makanan enak. malam ini kau boleh datang makan sepuasnya. setidaknya bisa membuatmu menikmati hidangan mewah," ujar Nini dengan menyindir.
"Terima kasih atas undanganmu, tapi aku rasa tidak sesuai untukku," balas Vannie.
"Kenapa? apakah kamu merasa iri padaku? aku memiliki seorang kekasih yang baik dan perhatian. bahkan ulang tahun saja dia merayakan di restoran mewah. aku sangat beruntung karena mendapat pria yang begitu mencintaiku," kata Nini yang membanggakan dirinya.
"Nini, kamu tidak perlu berkata seperti itu, Vannie adalah rekanmu juga," ucap Yula.
"Aku hanya berkata yang sebenarnya saja," ucap Nini yang kemudian melangkah pergi.
"Jangan disimpan dalam hati dengan ucapannya!" kata Yula pada Vannie.
"Aku tidak apa-apa dan sudah biasa, bukankah setiap hari aku harus mendengar mereka semua menyindirku," jawab Vannie.
"Bagaimana kalau kita makan siang bersama!" ajak Yula.
"Aku ingin selesaikan kerjaku, kalau tidak, aku pasti disuruh lembur lagi!" kata Vannie.
"Baiklah!" jawab Yula yang kembali ke tempat duduknya.
"Ulang tahunku tidak ada yang ingat selama ini, seperti tidak ada arti," batin Vannie.
Setelah lepas kerja Vannie menuju ke mansion kekasihnya. niat gadis itu hanya ingin makan malam bersama.
"Nona, hari ini kamu menyiapkan banyak hidangan, aku yakin tuan pasti gembira saat pulang," kata Elle yang sedang membantu di dapur.
"Bibi, aku sudah lama tidak memasak, dan kami juga sudah lama tidak makan bersama, apakah belakangan Kenny masih sibuk?"
"Sejak kapan tuan tidak sibuk, Nona, hari ini adalah ulang tahunmu, aku yakin tuan pasti akan makan bersamamu," ujar Elle dengan senyum.
"Apakah beberapa malam ini dia makan di rumah?"
"Iya, dalam seminggu ini tuan selalu pulang cepat dan makan di rumah, setelah itu dia baru melanjutkan kerjanya lagi!" jawab Elle.
"Ternyata begitu!" jawab Vannie dengan senyum.
"Apa yang nona impikan di hari ulang tahun ini?"
"Tidak ada! aku hanya ingin makan malam bersama Kenny. aku tidak butuh apa apa," jawab Vannie.
"Tenang saja! keinginanmu pasti terkabulkan," kata Elle dengan senyum.
Setelah satu jam kemudian semua hidangan telah disajikan di atas meja. Vannie yang menunggu kepulangan Kenny ia tersenyum bahagia. bisa memasak sendiri untuk pria yang dia cintai adalah kebahagiaannya.
"Sudah pukul 19.00, tidak tahu apakah dia akan pulang cepat," kata Vannie yang sedang menunggu di pintu.
"Nona, sebentar lagi tuan pasti pulang," ujar Elle.
"Iya," jawab Vannie.
"Gadis yang sederhana, di hari ulang tahunnya dia hanya ingin makan bersama dengan pria yang dia cintai. bukannya meminta hadiah yang mahal," batin Elle.

Comentário do Livro (182)

  • avatar
    Siti Ayuni

    sedih tpi best💜💜

    28d

      0
  • avatar
    Mila abdullah

    Ending yang sedih. Cerita nya menarik.

    02/08

      0
  • avatar
    Rohoss Ali Hassan

    Terima kasih kepada kamu yang sudah membuat aku menangis dari malam sampai pagi ini... 😭😭😭... Kesian.. Benci dengan lelaki tu.. Aaarrhhhhh 😭😭

    04/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes