logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Pernikahan Adelia dan Reno

Kini tibalah saatnya Adelia mempersiapkan diri menuju pelaminan. Atas permintaan Pak Agus, kakeknya Adel maka upacara pra pernikahan dilaksanakan di kediaman Pak Agus.
Dimulai dengan acara lamaran, seserahan, ngeuyeuk seureh (menjalin dua lembar daun sirih menjadi satu gulungan) yang tujuannya untuk meminta ijin kepada kedua orangtuanya. Dilanjutkan dengan acara siraman, calon pengantin perempuan dimandikan dengan air rendaman kembang setaman, yang terdiri dari tujuh macam bunga. Uniknya, yang memandikan pengantin harus berjumlah ganjil yaitu tujuh, sembilan atau sebelas orang, berasal dari orang-orang tua mempelai wanita.
Dalam upacara siraman Adelia, yang pertama memandikan adalah Jordan, ayah kandung Adelia. Dilanjutkan oleh Erna, Pak Agus, Bu Tati, Nita, Nisa dan Jody (paman dan bibi Adelia). Sedangkan dari pihak Jordan hanya Agnes dan suaminya.
Yang paling mengharukan adalah saat Adelia meminta ijin kepada kedua orangtuanya sambil membasuh kedua kaki mereka. Semua menangis terharu, sebentar lagi Adelia akan membina kehidupan baru. Menjadi istri Moreno Adi Haryanto. Maka, saat itu Adelia akan memasuki keluarga suaminya dan lepas dari tanggungjawab orangtuanya.
Upacara pra pernikahan dilanjutkan dengan ngecagkeun arisan, maksudnya melepaskan gendongan yang dilakukan secara simbolis, menginjak tujuh helai kain, diiringi kawih seorang sinden yang membawakannya dengan penghayatan penuh sehingga membuat keluarga yang hadir menitikkan air mata. Setelah itu kedua orang tua Adelia melepaskan sepasang burung merpati putih sebagai simbol mereka melepaskan anaknya mengarungi bahtera rumah tangga. Ditutup dengan acara saweran, calon pengantin duduk dengan diatasnya dipayungi tikar. Para orangtua melemparkan kepingan-kepingan uang logam untuk diperebutkan. Berebut uang adalah simbol dari usaha manusia untuk berebut mencari rejeki.
Keesokan harinya, saatnya akad nikah. Pengantin pria datang bersama rombongan disambut oleh keluarga pengantin wanita. Ngabageakeun, dalam bahasa Sunda.
Reno tampak gagah dan tampan dengan jas putih lengkap dengan kain jarik (dalam bahasa Sunda, samping), keris dan bendo. Disampingnya ada Dian dan Suci sebagai pengiring, selain kedua orangtua Reno.
Barisan belakangnya, beberapa orang kerabat Reno membawa barang-barang bawaan seperti pakaian, sepatu, tas, make up dan juga kue-kue hantaran seserahan. Semua dikemas dengan aneka bentuk yang menarik.
Setelah barang seserahan diberikan kepada kerabat mempelai wanita, tibalah acara inti. Akad nikah. Reno duduk berhadapan dengan seorang yang ditunjuk sebagai wali hakim. Hal ini dikarenakan ayah kandung Adelia berbeda keyakinan, maka dia harus menyerahkan perwalian kepada orang lain. Disebelah wali hakim, duduk Jordan dan Pak Haryanto. Sedangkan Adelia berada disamping Reno.
Sejak awal datang, Reno takjub melihat kecantikan calon istrinya. Adelia dengan kebaya putih dan siger yang menghiasi sanggulnya, begitu molek dan anggun. Selama ini Adelia tak pernah memakai riasan di wajahnya, sehingga membuat pangling ketika dia didandani pengantin. Beberapa kali Reno mencuri pandang saking kagumnya pada Adelia.
"Saudara Moreno Adi Haryanto, apa sudah siap ijab qobul?" tanya Pak penghulu mengagetkan Reno.
"Oh, iya... Saya siap," jawab Reno mantap, namun terlihat gemetar.
"Baik, kita mulai..." kemudian Pak penghulu mengucapkan beberapa kalimat dan doa sebagai pembuka.
"Saya nikahkan Ananda Moreno Adi Haryanto bin Bimo Haryanto dengan putri kami Adelia Permatasari Stevanus binti Jordan Stevanus dengan mas kawin perhiasan emas seberat ...." ucap wali hakim.
"Saya terima nikahnya Adelia Permatasari Stevanus binti Jordan Stevanus dengan mas kawin...." Reno dengan lancar mengucapkan ijab qobul.
"Bagaimana...Syah?" tanya penghulu.
"Syaaahhh..." teriak para hadirin.
Reno menarik nafas lega, akhirnya dia telah Syah menjadi suami Adelia. Bukan main bahagianya dia, gadis yang sejak masih kelas satu SMA sudah ditaksirnya, kini sudah resmi menjadi miliknya.
Reno mengambil sebuah cincin yang disodorkan ibunya, dan memasangkannya di jari manis Adelia. Mereka berpandangan penuh cinta, tersenyum bahagia. Dikecupnya kening Adelia perlahan dengan penuh perasaan.
Acara adatpun berlanjut sungkeman kepada orang tua dan kerabat. Pertama Adel dan Reno sungkem pada orangtua Reno. Papi memberi beberapa wejangan bagi kedua pengantin, setelah itu giliran Mami Reno. Mereka berpelukan sambil menciumi Reno dan Adelia.
Tibalah saat sungkeman kepada orangtua Adelia.
"Mama, Papa Adel minta maaf udah nyusahin Papa dan Mama," kata Adel dengan derai air mata.
"Papa yang minta maaf, Papa gak ngurusin Adel dari kecil. Rasanya baru beberapa hari kita ketemu, sekarang Adel sudah milik Reno. Papa belum puas ngurusin Adel..." Jordan terisak sambil membelai kepala putrinya.
"Adel beruntung, saat Adel menikah Papa ada dekat Adel. Makasih, Adel sangat bahagia akhirnya Adel bisa ngumpul sama Mama sama Papa. Maafin Adel belum sempat bahagiain Papa dan Mama," tangis Adel pun meledak.
Semua yang menyaksikan tak ada yang tak meneteskan air mata. Apalagi jika tahu bagaimana perjuangan Adelia bisa menemukan ayahnya. Hampir saja Adelia kehilangan nyawanya untuk mendapat pengakuan dari keluarga Jordan bahwa Adelia adalah anak kandung Jordan.
"Terimakasih Reno, selama ini kamulah yang selalu mendampingi Adelia. Karena kamulah Adelia bisa menemukan ayah kandungnya," Erna memeluk Reno penuh haru.
"Papa percayakan Adelia padamu. Gak ada kebahagiaan dia selain bersamamu. Jaga Adelia, ya!" sambung Jordan.
"Pasti, Pa. Bagi Reno juga cuma Adelia yang bisa buat Reno bahagia. Reno akan jaga dia sampai akhir hayat. Reno janji!" sahut Reno.
Ketika sampai di hadapan Angela dan Evan, Adelia memberi pesan.
"Sekarang tugas jagain Mama ada ditangan Evan, yang jagain Papa Angela. Kalian ingat pesan Kakak, jangan bikin Papa dan Mama sakit!"
"Kak, ntar aku gak punya temen ngobrol di rumah. Aku kesepian..." kata Angela manja.
"Hai... emangnya Kakak mau pergi jauh? Kakak tetep di Jakarta, Deket sama kamu,"
"Tapi kan Kakak gak serumah lagi sama aku,"
"Kakak selalu ada buat kalian, walaupun kita gak serumah,"
Adel memeluk dan mencium kedua adiknya. Kini Adelia tidak lagi bisa sepenuhnya menjaga mereka. Dia sekarang punya tugas baru, sebagai istri Reno. Dia harus patuh pada suaminya dan mengutamakan Reno dalam segala hal. Apalagi nanti jika sudah ada anak, otomatis perhatian Adelia semakin berkurang terhadap adik-adiknya.
Seandainya saja Papa dan Mama bisa bersatu, tentu Adel tak akan khawatir dengan adik-adiknya. Kedua orangtuanya bisa bersama-sama mengurus Angela dan dan Evan.
Setelah acara sungkeman, masih ada beberapa upacara lagi yang harus dijalani kedua pengantin. Buka pintu atau muka panti, pengantin pria mengetuk pintu sebanyak tiga kali, lalu si wanita membuka pintu dan menyambut suami. Sebelum masuk, istri membakar harupat yang dibawa suaminya dan memasukan bakaran harupat kedalam kendi, lalu memecahkannya. Sebagai tanda suami istri harus bersama-sama memecahkan masalah. Dilanjutkan dengan suami menginjak telur dan istri membasuh kaki suaminya. Simbol dari ketulusan seorang istri dalam melayani suami. Setelah itu ada acara huap lingkup, tarik menarik seekor ayam panggang (Ingkung) siapa yang dapat lebih banyak harus berbagi dengan yang lainnya. Ditutup dengan saweran kembali, pengantin duduk di luar dipayungi sambil dinyanyikan kawih. Pihak keluarga membagikan uang dengan cara dilemparkan diatas payung pengantin. Biasanya anak-anak kecil berebut mendapatkan uang saweran dengan penuh kegembiraan.
Selesai sudah upacara pernikahan di Bandung. Resepsi diadakan di rumah Erna dengan mengundang kerabat dan kenalan. Acara berlangsung sampai malam hari diiringi hiburan lokal seni Sunda.
Dua hari kemudian, barulah resepsi besar-besaran di tempat Reno. Semua pengelolaan nya diserahkan kepada wedding organizer. Jadi tidak begitu merepotkan walaupun jumlah tamu sangat banyak. Keluarga besar Jordan pun semua hadir, termasuk orangtua Sally. Mantan mertua Jordan.
Dony datang dengan istrinya dan juga Pakde Dody. Mereka bertemu dengan Erna dan Jordan yang selalu berdekatan. Sepertinya Dony merasa iri dengan kedekatan Erna dan Jordan. Dari sikap keduanya, cara saling memandang, membuat hati Dony terbakar. Apalagi penampilan Erna sekarang berubah, lebih modis dan terawat. Kecemburuannya terhadap Jordan semakin besar. Laki-laki inilah yang selama ini membuat Erna tidak sepenuhnya mencintai dirinya.
Dony merasa tidak nyaman melihat mantan istrinya bersikap mesra pada ayah kandung Adelia. Dalam hatinya timbul niat buruk untuk menghancurkan rivalnya. Didekatinya Evan yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Ayah boleh minta nomer WhatsApp mu, Nak?" tanya Dony sambil duduk disamping Evan.
Dengan sikap tak acuh, Evan menyodorkan ponselnya pada Dony. Lalu Dony mencatat nomor kontak anaknya.
"Kelas berapa sekarang?" tanya Dony lagi.
"Kelas sembilan," sahut Evan.
"Bentar lagi masuk SMA. Lanjut SMA di Surabaya aja, ya?" pinta Dony.
Evan menggeleng. Sikap ayahnya yang kasar membuat Evan enggan berlama-lama di dekatnya. Apalagi kalau harus tinggal bersamanya lagi. Jelas Evan tidak mau.
"Gua udah punya nomer kontak Evan. Anak itu harus dipengaruhi supaya benci sama ibunya," gumam hati Dony.
Memang dasar hatinya gelap, Dony tak bisa terima Erna hidup bahagia. Dia merasa Erna adalah miliknya. Dia tak suka orang lain mendekatinya. Apalagi mantan suami, secara pisik dan materi jelas mengalahkan dirinya. Rasa iri dengki mulai mengganggu pikirannya.

Comentário do Livro (66)

  • avatar
    FerinaDetta

    adaa part 3 nyaa gaa sii? sukaa bangett samaa ceritaa inii😭

    23/03

      0
  • avatar
    raraaa

    sumpah ni ceritaaaa bagus banget, seruu, lanjutkan kakak nulis ini cerita ga sabar kelanjutan keluarga adel sama reno dengan stevanus🫰🏻🫰🏻🫰🏻

    16/03

      1
  • avatar
    Jebon Mat

    memang sangat baik ceritanya👍🤩

    08/03

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes