logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

PART 9

" Kamu kelaparan banget Ney"
Suara Alia memulai obrolan dan dengan nada sedikit bertanya, saat makanan yang mereka pesan telah tersaji dan mereka mulai melahapnya. Memperhatikan cara makan Neyha yang membuatnya sedikit menahan senyum.
Seporsi nasi bebek bakar sambal lengkap dengan lalapan dan segelas jus jeruk sama-sama berada di hadapan keduanya memang cukup menguggah selera. Dan di sebuah warung tenda lesehan di tepi jalan Alia memarkirkan motornya untuk mengisi perut yang sudah keroncongan juga minta diisi.
Sepertinya itu tempat favorit dia karena pelayannya sudah sangat mengenalnya dengan baik. Sesekali nampak mereka bercanda dan tertawa-tawa. Neyha, yang hanya melihatnya dengan sesekali ikutan senyum.
" Iya.. udah dari tadi siang enggak kemasukan makanan aku. Peliharaanku udah protes minta jatah makan.."
" Siapa?"
" Cacing di perut.."
" Uuh.. dasar."
Alia agak menyikut lengan sahabatnya yang asik aja melahap nasi di depannya. Enggak perduli sahabatnya yang sesekali tersenyum geli memperhatikan tingkahnya itu.
" Bisa-bisanya dia telantarin bidadari secantik kamu. Kalo kamu jadi kurus keriput dan busung lapar baru tahu rasa dia."
" Kog kamu gitu sih Ayaa.. emang suka yah lihat sahabat kamu begitu?"
Neyha merengut tak terima.
Alia tertawa sembari terus makan, sampai kemudian dia tersedak. Batuk berkali-kali tak mau berhenti.
Neyha yang melihat itu segera memberikan segelas jus jeruk di depannya dan menyuruh Alia segera meminumnya. Baru juga Alia hendak menyeruput Ney buru-buru menarik gelas itu dan menaruhnya kembali ke meja. Memberi isyarat jika Alia tak boleh meminum jus jeruk di hadapannya.
Alia kesal. Dia hendak protes tapi batuknya yang semakin terasa perih di tenggorokan hanya mampu membuatnya menarik baju sahabatnya itu dan menepuk-tepuk pundak Neyha dongkol.
" Kamu enggak boleh minum itu kalo lagi tersedak Aya sayang,,,"
",,, bang tolong air putih buat temen saya ini."
" Iya mbak.."
Yang di panggil Neyha segera menghampiri dengan segelas air putih dan di berikan pada gadis itu.
" Makasih.."
" Aya minum ini."
Sembari dengan sikap penuh perhatian di minumkannya segelas air putih itu lewat genggaman tangannya.
Alia hanya menerima suapan minum itu dengan wajah merona.
" Pelan-pelan aja.."
Begitu ucap Neyha terus meminumkan segelas air yang dia pegang.
Ada raut cemas yang memancar di wajah gadis itu. Sebelah jari jemari tangannya mengusap-usap punggung tubuh Alia penuh rasa sayang.
" Perlu aku kasih nafas buatan Aya?"
Bercanda Neyha disambut cubitan lirih Alia di perutnya.
Neyha meringis meski akhirnya tertawa. Lega rasanya sahabatnya kembali baik. Batuknya berhenti dan sikapnya mulai tenang.
Merekapun kembali melanjutkan makannya setelah sejenak terhenti karna insiden kecil tadi.
" Untung kak Nat enggak ada di sini Aya.. coba kalo dia ada, udah di ocehin aku karena bikin calon istrinya yang paling cantik seperti barusan.. hemm."
Alia diam cuek. Tak menanggapi celoteh gadis di sampingnya.
Dia suka dengan pujian Ney. Tapi dengan embel-embel Nathan di depan kalimat buat hatinya masgul.
Dengan asik diapun melahap nasi di depannya tanpa peduli yang di bicarakan orang di sebelahnya.
" Ney kenapa sihh..?"
sikap Alia sebal sewaktu Neyha melap ujung bibirnya yang ada sebutir nasi yang tertinggal.
" Kasihan ratusan tamu kamu masukin yang satu tertinggal Aya.. dia pasti lagi nangis-nangis nyariin yang lain.. haaakk.."
Neyha menyuruh Alia buka mulut. Dia menurut saja membuka celah bibirnya dan membiarkan sahabatnya itu memasukkan sebutir nasi ke mulutnya dengan jari lentiknya.
Saat sebutir nasi itu telah berhasil masuk dan jari Neyha mau tak mau tersentuh bibir Alia saat gadis itu menjumputnya ada geletar aneh yang menjalar samar di dada Alia.
Neyha menatapnya.
Sebuah senyum yang sangat manis tersembul dari bibirnya. Sumpah sikap Neyha yang begitu semakin membuat benak Alia merasa tak tenang dan suara gemuruhnya hingga bisa dia dengar di telinga. Muka gadis itu sangat merona ketika tatapan Neyha tak lepas darinya. Sepasang mata yang begitu teduh dan hangat tengah menyapa sisi hatinya yang terasa berbunga-bunga kala itu.
" Kak Nat bisa cemburu jika lihat ini Aya.."
Ujarnya lirih. Seketika membuyarkan asiknya pikiran gadis itu yang lagi terpesona dengan sahabat yang duduk berhadapan dengannya.
Sebutan " kak Nat" sontak membuat benaknya dihinggapi ketidak nyamanan. Dan kenapa harus selalu dia yang di bahas saat lagi dalam suasana adem begitu?? Ney Ney.. emang yah kamu hobi sekali merusak suasana. Enggak ngerti, bego atau pura-pura aja enggak peka???
Seharusnya setiap membaca ekspresi dan bahasa tubuh, kamu itu tau, ada yang berbeda
Alia hanya menatap datar. Rasa tak suka tergambar jelas di matanya.
Buru-buru saja dia mengalihkan pandangan. Mengambil gelas di depannya yang isinya masih tersisa dan menyeruputnya dengan perasaan campur aduk. Ingin sekali dia marah-marah pada gadis yang ada di hadapannya itu, tapi dia tau dia enggak ada hak untuk melakukannya. Jadi dia hanya diam dengan menyimpan kekesalan yang sangat. " Alia.. " " Heumm..,," Habis ini kita mau kemana?" Alia kedik bahu tak acuh. Dalam hati dia meruntuk kesal. " Baru aja kamu bikin hati aku berasap ehh udah lupa aja setelahnya.." 😒
" Selalu.. selalu Nathan di sangkut pautkan. Huuhh.."
Kesal Alia dalam hati.

Comentário do Livro (310)

  • avatar
    _natashaazhar

    😭🥹💗🎀🎀 !

    22d

      0
  • avatar
    ArdiansyahFaal

    sangat keren bagi orng jomblo

    23/04

      0
  • avatar
    DurahmanTurina

    Bagus ceritanya, semoga sukses ya

    06/11

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes