logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

PART 8

Author POV
" Maaf kak Nat Aya enggak bisa temeni jalan, ada kerja dadakan ini."
" Sampai jam berapa Aya? nanti aku jemput aja pulangnya."
" Aya enggak tahu..
" Ya udah nanti kalau udah mau pulang hubungi aku yah? dadah sayang.."
" Dadah.."
Alia meremas hp yang ada di genggaman jemarinya.
Terlalu sumpek hatinya setiap mendengar panggilan sayang Nathan terhadapnya.Terasa gatal kupingnya setiap ucapan sayang itu Nathan tujukan padanya.
Rasanya mau marah.
Mau nangis. " Please kak Natt.., aku mohon kakak mengerti.., bukan ini yang aku mau..aku lebih ingin menjadikan kakak sebagai abang dan bukan untuk hubungan yang lebih..aku begini cuma demi adik kak Nat.." 😭
"Ehem..Ayaa ssayyanng.." Berdehem Nathan dari seberang telepon dan setelahnya dia panggil gadis itu yang masih berkutat dengan pikirannya. Nada bicaranya masih terdengar canggung dan salah tingkah. Mungkin karena baru pertama kalinya Nathan memanggil sosok perempuan dengan pengucapan yang lembut dan mesra begitu. Alia yang mendengarnya seolah-olah ingin langsung pergi jauh darinya. Memutus telefon dan langsung mematikannya. Namun dia masih ada rasa menghargai hingga dia dengarkan semua celotehan kakaknya Neyha. Walau di hati dia enggak terima.
" Sejak kapan kita pacaran kak? aku aja enggak pernah memberi sinyal jika kita ini lebih dari sekedar teman atau apalah istilahnya."
Melengkuh Alia sedih.
Tut tut tut
Alia lihat layar hpnya yang ada panggilan masuk kembali. Kali ini wajahnya langsung merona.
Neyha...
" Hallo.."
Sapa gadis itu dengan suara lembutnya yang khas.
"Aya..gimana, jadi perginya sama kak Nat?!"
Dari seberang telefon suara Neyha nampak sedikit kenceng. Mungkin dia masih berada di keramaian hingga memaksanya sedikit meninggikan suara.
" Kenapa Ney?"
" Kalo jadi gimana misal kita pergi berempat aja? kamu sama kak Nat dan aku sama Arg.."
" ,,.. Aku sibuk Ney. Maaf aku enggak bisa."
" Why?"
" Aku sibuk."
nut nut nut..
Telepon langsung di putus oleh Alia.
Darahnya terasa mendidih mendengar ada seseorang yang di sebut sahabatnya itu. Baru juga mendengar namanya sudah buat dia mual, apalagi lihat mukanya? bisa muntah-muntah Alia.
" Kamu jahat Ney. Kamu enggak pernah mau sedikit aja lihat bahasa sikapku.
Menatap mataku.., harusnya kamu tahu suara hatiku yang terkecil sekalipun. Tentang yang aku rasa karena kita adalah sahabat.
Tapi semua itu enggak kamu ngerti.. Sementara sekecil apapun perasaan kamu aku sangat bisa pahami. Gimana ketika kamu marah-marah karena Arga yang kurang peduli orangnya. Saat kamu menangis sedih karena bertengkar dan buat kalian hilang kontak. Semuanya yang kamu rasa aku juga rasa Ney."
18.06 WIB
Dengan langkah pelan Alia menuju ke parkiran motornya sewaktu jam kerja telah selesai. Raut wajahnya nampak melukiskan kelelahan dan penat yang sangat. Sore sudah beranjak menuju gelap ketika dia keluar dari tempat kerjanya.
Udara begitu dingin menusuk pori-pori kulitnya yang tanpa balutan jaket. Mungkin saat ini musimnya mangga telah mulai berbunga, jadi udara di malam hari terasa seperti angin pantai.
Sebentar gadis itu ambil hp yang ada didalam tasnya. Dia cek ternyata ada beberapa pesan dari Nathan, tapi enggan dia buka dan kembali dia taruh benda di tangannya itu ke dalam tas. Sengaja dia tak memberi tahu Nathan dan lebih memilih untuk pulang sendiri.
Di helanya nafas sepenuh dada.. Di pikirannya cuma satu yang segera ingin di wujudkan, sampai rumah mandi dan langsung mengurung diri di kamar.
" Kamu marah sama aku Aya..?"
Tubuh Alia agak terjingkat lirih. Dia kerutkan dahi sejenak. Suara itu dia hapal banget. Siapa lagi kalau bukann..
" Sejak kapan kamu di sini? ngapain??"
Di tatapnya sosok Neyha dengan seksama, begitu dia tahu yang berdiri di belakangnya adalah dia.
" Dari beberapa menit yang lalu."
" Kamu tahu aku pulang jam segini?"
Neyha hanya kedik bahu.
" Naik apa?"
" Di anterin sama orang yang kamu paling males denger kalo aku sebut namanya."
" Heemm."
Hanya itu yang keluar dari bibir indah Alia. Lalu diapun sibuk memakai jaketnya dan mengenakan helmnya. Hendak dia menstater motornya ketika Neyha menghadang di depannya.
" Aku gimana Aya?"
" Ada si Arga-mu itu kan?"
" Aku suruh dia balik."
" Terus??"
" Nebeenngg.."
" Enak aja. kalo ada polisi berani tanggung kamu?"
" Aku kerlingin aja ntar dia.."
Alia mendelik
" Ya udah naik."
Neyha segera menganggukkan kepalanya dengan semangat. Begitu riangnya dia langsung menaruh pantatnya di belakang kemudi.
" Cari maem dulu yah.? aku laperr.."
Neyha merajuk sembari memegangi perutnya dan mengelus-elusnya menahan suara keroncongan yang sedari tadi tak mau berhenti.
" Emang dari tadi kalian ngapain aja sewaktu jalan?"
" Berantem."
" Iisshg."
" Pasti curcol."
Gerutu Alia sebel.
Neyha merengek manja sembari memeluk tubuh sahabatnya dari belakang.
" Kamu keterlaluan. Sahabat yang enggak punya hati Neyha. Kalo seneng enggak dibagi giliran susah sedihnya aku kecipratan. "
Ngedumelnya agak protes, menyuarakan isi hatinya sendiri.
Tapi yang di katain begitu cuma diam aja tak merasa sambil terus memeluk gadis itu hingga motor melaju membelah jalan raya.
Motor terus melaju dengan kecepatan sedang. Sementara Alia nampak konsen di kemudi, sambil sesekali dia lihat sahabatnya dari balik kaca.
" Ney.. kenapa aku bisa punya rasa ini untukmu ? kamu sahabat baikku, dan selamanya akan tetap sebagai sahabatku."

Comentário do Livro (310)

  • avatar
    _natashaazhar

    😭🥹💗🎀🎀 !

    22d

      0
  • avatar
    ArdiansyahFaal

    sangat keren bagi orng jomblo

    23/04

      0
  • avatar
    DurahmanTurina

    Bagus ceritanya, semoga sukses ya

    06/11

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes