logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 2 PERTIKAIAN HEBAT

“ APA MAKSUD LO!” teriak Raga bingung setelah mendapatkan sebuah bogem mentah di rahang kerasnya.
“ gua bilang sekali lagi sama lo, jauhin Aruna” balas Arga santai dan menarik kerah baju Raga kasar.
Mendengar ucapan kakaknya itu membuat Raga sedikit emosi dan membalas pukulannya dengan keras membuat Arga tersungkur ke lantai.
“ apa masalah lo, kalo gua deket sama gadis imut itu” ucap Raga tenang, yang membuat Arga semakin emosi dan mengambil kembali kerah Raga dan berniat untuk membanting tubuh Raga dengan keras namun Aruna cepat datang.
“ BERHENTI!!” titah Aruna kencang, melihat Aruna ada di sana Arga melepas genggaman nya dan terdiam. Aruna berlari ke arah Raga yang sudah di penuhi dengan luka lebam di tubuhnya.
Arga hanya melihat Aruna diam, memperhatikan gadis yang sedang membawa Raga menjauh dari sana. Arga melihat kejadian itu hanya mengeluarkan senyum jahat miliknya, dan memikirkan hukuman apa yang akan Aruna dapat nanti malam.

Aruna menatap wajah tampan itu dengan lekat dan menempelkan sebuah kapas di salah satu luka, dengan lembut.
“ ahhh”
“sakit ya, “ tanya Aruna khawatir, mendapat perhatian dari gadis yang ia incar membuatnya senang. Raga memperhatikan sekitar dan melihat Arga sedang memperhatikan mereka, membuat Raga memanfaatkan kesempatannya manja dengan Aruna.
“ sakit na, pelan ya” goda Raga sengaja.
“ ishhhh, kamu manja juga ya,” balas Aruna,
“kenapa bisa berantem?” pertanyaan yang terlontarkan di mulut Aruna membuat Raga sedikit terkejut.
“ emmmm ta-tadi itu” balas gagu Raga
“ biasa anak laki-laki” ucapnya dengan menaik turunkan alisnya, menggoda Aruna.

Kini waktu sudah menjelang gelap, dan semuanya akan kembali ke kamar masing-masing. Aruna sudah berada di depan kamarnya dan saat ia membuka pintu kamarnya, ia terkejut melihat Arga sudah ada di depannya dengan tatapan yang tak tidak bisa di mengerti.
Tanpa aba-aba Arga menarik kasar tangan Aruna masuk dan mengunci kamar Aruna cepat. Aruna sudah mencoba mendorong dada bidang itu, namun hasilnya nihil malahan Arga sudah membekap tubuh mungil Aruna erat.
“le-lepasin brengsek” titah Aruna masih mencoba mendorong Arga supaya jauh dari nya. Arga melepas dekapan nya dan menatap wajah marah Aruna yang tampak menggemaskan baginya.
PLAK......
Tiba-tiba saja tamparan keras mendarat di pipi mulus Aruna dengan sangat keras membuat darah segar mengalir di sudut bibirnya itu. Aruna memegangi pipinya dengan tangan yang bergetar dan mata yang sudah memanas.

Arga mendangak kan wajah Aruna yang sudah memerah akibat pukulannya itu, ia mendekati wajahnya pada wajah Aruna hingga jarak mereka hanya 2 cm saja. Arga mengeluarkan smirk nya
“ kan gw udah bilang, akan ada hukuman buat lo kalo lo deket sama cowo selain gw” ucap Arga sangat amat mengerikan yang membuat Aruna bergidik ngeri. Setelah mengucap kan itu Arga melumat bibir Aruna dengan kasar.
“ Ar-arga, le- lepasin” berontak Aruna yang tak di gubris oleh Arga sedikit pun, bukannya Arga melepaskan kegiatannya itu. Arga malah melempar Aruna ke ranjang hingga membuat Aruna merasakan sakit pada punggungnya.
Aruna melihat ke arah Arga yang sedang membuka kemeja nya dan berjalan kearahnya dengan nafsu yang sudah di puncak nya.
“ Arga!"
Aruna terbangun dari tidurnya, dan mulai menangis karena mengingat kejadian tadi malam. Aruna melihat kebelakang nya tak ada Arga disana, padahal Aruna mengingat kalo Arga memeluk erat Aruna.
Saat ingin berdiri Aruna merasa sakit di tubuh bagian bawahnya, yang membuat ia susah untuk bergerak. Aruna mencoba untuk berdiri secara perlahan, namun ia malah terjatuh ke lantai dengan keras.
“ SH!!t” kesal nya
........
(sementara itu di rumah)
“ Dasya, mba butuh penjelasan dari kamu” titah mishel kepada Dasya, mendengar perkataan kakaknya itu membuat Dasya bingung. Ia harus memulai dari mana untuk menceritakan semua ini.
“ mba” panggilnya pelan
“ Dasya, saya butuh penjelasan dari kamu, apa itu perburuan pembunuh, lalu kenapa harus Aruna?” tanya nya yang sudah ia simpan selama 3 hari.
“ mba, aku gak tau harus mulai dari mana” balas Dasya pelan, karena takut jika Mishel akan menjauhi nya. Dan tak menganggap nya sebagai adik.
“tap-
“ tapi apa Dasya, Aruna anak kesayangan kakak, hanya dia yang selamat dari kecelakaan itu dan hanya dia yang merawat kakak, sampe kakak mendapatkan hiks hiks donor jantung dengan cepat” bentak Mishel yang di susul tangis. Yang mengingat kejadian 10 tahun lalu.
Melihat kakaknya itu menangis, membuat Dasya merasa sangat bersalah. “ kak, aku yakin Aruna akan selamat dan menang melawan semua lawannya disana,” ucap Dasya menenangkan Mishel yang sudah sangat khawatir.
“ kita tunggu Aruna pulang ya kak, aku yakin kalo Aruna itu wanita yang kuat” ucapnya sekali lagi. Mendengar itu Mishel sedikit lebih tenang dan mulai tersenyum
“ mama ingin melihat kamu lagi sayang-
BOOMM..........
.........
“hai” sapa Raga dengan membawa sebuah bola basket di tangannya
“ hai, itu apa bola basket?” tanya Aruna memastikan
“ ya, mau main” ajak nya. Mendengar ajakan itu Aruna mengembangkan senyum manisnya, dan mengangguk untuk ikut bermain.
Saat ini mereka sedang weekend. Tak ada kegiatan satu pun di sana, namun biarpun saat weekend tak ada yang memegang teleponnya masing masing, yang membuat mereka tak tau apa yang terjadi di luar.
Aruna dan Raga sedang bertanding basket di lapangan, mereka hanya bermain berdua dan ya Aruna sekali lagi mengabaikan rasa sakit yang masih ada disana.
Raga berhasil membuat point nya semakin bertambah, namun saat Aruna ingin melompat membuat point kakinya tergelincir dan hampir jatuh, dengan cepat Raga menompang tubuh Aruna yang hampir terjatuh,
Kini kedua mata sedang bertemu tanpa mengedetip sedikit pun memperhatikan wajah masing masing.
“ benar benar cantik, “ batin Raga menatap lekat wajah Aruna yang sudah membuat blush di pipi cubby nya.
“ tampan” batin Aruna sebaliknya.
BUGH
BUGH
BUGH
Arga menyerang Raga membabi buta, mendapat pukulan di wajahnya membuat Raga tersungkur ke lantai, dan begitu pun Aruna yang masih kaget melihat Arga menyerang Raga tanpa ampun

“DIA MILIK GUA BRENGSEK, COWOK BAJINGAN KAYAK LO GAK PERNAH LAYAK BUAT ARUNA!!” teriak Arga di atas wajah Raga yang sudah mengeluarkan darah di hidungnya. Aruna tersadar dan berlari ke arah Arga yang masih saja memukuli Raga tanpa jeda.
“ Arga stop!!” teriak Aruna melerai keduanya, dan menghampiri Raga yang sudah di penuhi dengan luka dan tak sadarkan diri.
“ hiks Raga ba-bangun hiks” tangis Aruna gemetar. Melihat gadisnya labih khawatir dengan pria lain, membuat amarah Arga memuncak. Arga menarik tangan Aruna dengan kasar dan menyeretnya dengan cepat.
“ akhhh Ar-arga sa-sakit” ucap Aruna kesakitan karena Arga memeras tangannya. Arga menghirau kan ucapan Aruna dan tetap menyeret Aruna ke sebuah kamar.
“ are you ready baby girl” ucap Arga bergairah,
“ tu-tunggu Arga, aku punya satu permintaan?” balas Aruna takut, mendengar itu Arga sedikit menjauhi wajahnya dari wajah Aruna dengan smirk yang menyeramkan.
“ apa?”
“ jika kamu bisa membuat ku jatuh cinta, aku akan selalu ada buat kamu-
“tapi, kalo kamu gk bisa buat aku suka sama kamu, kmu harus menjauhi ku dan membiarkan aku bebas “ ucap Aruna jelas. Arga hanya mengernyitkan dahinya mendekati wajahnya ke wajah Aruna
“ hmmm baiklah” balas Arga santai. Dan melumat bibir ranum Aruna dan membawa Aruna ke ranjangnya.
. . . .
Sudah 2 tahun berlalu,dan keadaan masih terlihat sama. “ Arun lo,nanti semangatin gue yak” pinta Daisy, ya memang nanti siang ada final untuk angkatan Daisy dan juga yang lain.
“ yahhh, kalo kamu final nya sekarang. Nanti aku temenan sama siapa?” balas sedihh Aruna, karna hanya Daisy teman nya selama ia di sana.
“tenang aja kali, kan ada Raga” balas Daisy santai.
“ yaudah dehh, nanti aku bakal paling depan buat kamu” balas Aruna malas
“ oke dehhh”
Saat sedang asik berbincang tiba-tiba saja Arga datang dan merampas makanan Aruna dengan santai.
“ ihhhhh, Arga itu punya Aruna” kesal Aruna
“ gak papa kali, bekas pacar itu baik” goda Arga dengan menaiki turunkan alisnya
“ tapi kamu bisa ambil yang lain aja Arga,” balas Aruna sambil mengerucutkan bibirnya imut
“ ehhh guys, gw pergi dulu ya. Dikit lagi gw harus final” pamit Daisy pergi
Kepergian Daisy, Aruna melihat ke arah Arga
“tuh kan pergi, kamu si” kesal Aruna
“biarin aja”acuh Arga
.....
Aruna sudah di depan lapang pertandingan, yang biasa di pakai pemain untuk bertanding, sudah banyak yang pergi meninggalkan dunia ini, dan mereka mati sangat lah mengenaskan
Seperti seorang perempuan melawan laki-laki, laki laki itu mati dengan tali di lehernya dan juga sebuah knukles tertancap di perutnya. Dan juga masih banyak lagi. Arga dia sangat senang melihat pertarungan di depannya itu
Baginya itu hanya cara mereka pergi dari dunia ini. Namun Aruna benar-benar tak menyukainya, tapi jika ia harus mengalah bagaimana dengan janjinya kepada Mishel.
“ AYO,DAISY “ teriak Aruna menyemangati Daisy yang sudah siap dengan tongkat basebol dan juga sebuah linggis di tangannya, yang akan melawan seorang pria dengan rantai dan juga pisau ditangan nya.
Seorang wasit datang dan akan memulai pertandingan berdarah ini.
“oke semua udah siap dengan senjata masing masing”
“ 1,,,2” wasit itu mundur dari sana pada hitungan ke 2 dan
“ 3” lanjutnya
Daisy berlari ke arah pria di depannya dengan penuh gairah ingin membuatnya pergi dari dunia yang sangat indah ini. Begitu pun dengan pria itu.
Daisy mengayunkan tongkat baseboll nya ke arah wajah pria di depannya, dan pria itu berhasil menghindar dari pukulan kencang Daisy. Dan kini pria itu melawan balik Daisy, ia mengayunkan rantainya dan berhasil mengenai tangan Daisy yang membuat Daisy tak bisa bergerak sedikit pun.
Pria itu lalu mengayunkan pisau nya kearah kepala Daisy. Dan Daisy berhasil menghindar dari benda tajam itu. Aruna melihat kejadian itu hanya bisa menutup matanya dan juga ia benar-benar takut untuk melihat sedikitpun.
Arga yang melihat tingkah gadisnya itu membuat ia tersenyum lebar. Dan tak memperhatikan kedua pemainnya, melainkan ia hanya melihat Aruna yang sedang ketakutan dengan menutup wajah nya dengan tangan.
1
2
3
4
5
Sudah 5 menit mereka bertarung, dan terlihat lawan Daisy seperti sudah kehilangan banyak darah dan juga tenaga. Begitu juga dengan Daisy yang ingin semua ini berakhir. Dan pria itu terkapar tak berdaya di tanah dan Daisy merasa bahwa ia menang dan menghadap ke arah Aruna dan berteriak.
“ ARUNA, GUE MENANG!” serunya senang. Mendengar teriakan Daisy perlahan Aruna membuka matanya menatap Daisy dengan senyum merekah di bibirnya. Namun
“DAISY, AWAS!!”
BUGH........

Comentário do Livro (79)

  • avatar
    SirenSahril

    cerita cukup bagusssssssss

    5d

      0
  • avatar
    KhodirDedy abdul

    bguss mntap Applekasi nyq

    28d

      0
  • avatar
    CiciCici

    menarikk cuyy

    31/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes