logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Hukuman untuk Titan

Charisma kembali fokus pada kemudinya. “Selalu seperti ini…” gumamnya, membuatku merasa bersalah.
“Maaf…” aku hanya menunduk, belum bisa memberikan alasan yang tepat.
“Kita akan ke kantor polisi sebentar, ada yang harus kita selamatkan.”
“Kantor polisi? Untuk apa?”
Ia menoleh, tampak tidak suka dengan ucapan yang akan ia katakan.
“Titan. ia ditangkap karena tuduhan pemalsuan dokumen pribadimu.”
“Apa? Kenapa bisa?” aku sangat terkejut mendengar informasi Charisma. Tidak mungkin, bukannya kasusku sudah diselesaikan secara kekeluargaan? Kenapa pakai campur tangan polisi? Kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi membuatku sangat khawatir.
“Detektifku yang melaporkannya, tapi tenang saja, aku bisa mencabut laporan yang merugikan kakak tirimu itu.”
Sepanjang perjalanan aku berdoa agar Titan bisa bebas dari tuduhan kejahatannya. Ia memang telah berbuat salah karena membuat ijazah, KTP, dan akte lahir untukku secara ilegal. Tapi itu kan untuk kebaikanku juga, kalau tidak memiliki dokumen pribadi mana mungkin aku bisa bekerja dan merasakan dunia pendidikan.
Setelah sampai di kantor polisi, aku melihat Ibu Miah menangis dengan Titan di sebelahnya. Refleks aku berlari menghampiri mereka dengan perasaan sangat cemas.
“Titan, Ibu!”
“Ara, kemari nak!” aku segera memeluk ibu dan mencoba meredakan tangisnya yang tak kunjung hilang. Kulihat Titan terdiam murung dengan sorot mata sedih yang berusaha ia tegarkan.
“Maafkan aku Sarah…” Titan berucap lemah, aku menggeleng cepat.
“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Tan. Aku bisa menerima kenyataan yang terjadi di masa lalu. Dan tujuanmu membuat identitas baru untukku juga untuk tujuan yang baik. Tidak ada yang boleh dihukum dalam kasus ini.” ucapku menggebu-gebu. Benar-benar tidak ingin hal buruk terjadi pada sahabat terbaikku.
“Tapi aku juga memalsukan dokumenmu, kubuat Ijazah, Rapot, transkip nilai palsu secara ilegal. Dalam hal itu aku bersalah Ra, tidak peduli untuk tujuan apa aku membuatnya itu tetap tidak dibenarkan.”
“Tapi, Titan…”
“Aku hanya sebentar kok menerima hukuman, lagipula Charisma berkenan menyewa pengacara untukku. It’s gonna be alright, ra.” Titan mengelus rambutku lembut, berusaha menenangkanku termasuk dirinya sendiri. Kemudian ia memeluk sambil terus mengelus rambutku yang semakin panjang.
“Jangan katakan apapun pada ayahmu, Bapak Amalia ataupun Liona tentang masalah ini. Bilang saja aku keluar negeri sebentar untuk studi banding perusahaannya ya?” ia melepas pelukannya sambil tersenyum lebar.
“Walaupun kau sudah punya keluarga aslimu, tolong jaga ibu kita. Jangan biarkan ia hidup sendiri di masa tuanya. Aku mengandalkanmu.”
Aku mengangguk pasti. Kutahan air mata agar tidak menetes di depannya. Saat Titan dan Charisma tengah serius berbicara dengan bapak polisi, perkataan Titan menjadi obatku untuk menenangkan diri.
It’s gonna be alright, Ra…
***
Seusai mengurusi persoalan Titan yang cukup berbelit, Charisma dan Sarah memutuskan ke tempat di mana mereka bisa melihat matahari terbenam dengan begitu indahnya.
“Aku mau tinggal bersama Ibu Miah saja Char, di sana sudah ada Liona yang bisa merawat mama sedangkan Ibu Miah sudah tidak memiliki seorang anak sekarang.” Sarah memulai percakapan. Duduk di depan mobil sambil menikmati angin sore yang berteriup perlahan.
“Tapi malam ini akan ada acara makan malam di rumahmu. Datanglah, di sana kamu bisa mengatakan niatmu langsung pada Mama dan Papa.”
“Baiklah, apa aku harus berdandan seperti seorang putri?”
“Tentu saja, karena Mom dan Dad juga akan hadir. Mereka akan membicarakan tanggal baik untuk kita.”
Sarah langsung menoleh, terlihat tidak begitu setuju. “Tanggal baik? sudah kubilang aku belum siap menjalani hubungan kita dengan lebih serius.”
“Kau belum pernah bilang, kamu hanya bilang butuh waktu.”
Sarah menelan ludah, bingung mengatakan sebenarnya. “Ya aku butuh waktu karena aku belum siap, Char.”
“Jadi sampai kapan aku harus menunggu?”
“Sampai aku lulus D3 perdagangan Internasional, kerja dua tahun di pelabuhan, lalu melanjutkan studi S1 selama empat tahun di luar negri, dan…”
“Ya, ya, kurasa nanti setelah kau siap menikah denganku, aku sudah punya dua orang anak dan telah menikah dengan wanita lain.” Mendengar jawaban Charisma membuat Sarah cemberut dan memukul bahu kekasihnya dengan manja.
“Awas saja…”
“Ha…ha…”
Charis tertawa lepas, Sarah jadi tersipu malu sambil berusaha menahan tawa. Setelah saling bercakap santai mereka terdiam. Sarah menghela nafas berat lalu mendongakkan kepalanya memandang langit.
“Masalah yang dialami Titan membuat cerita hidupku tidak berakhir baik. Kukira semua orang akan bahagia dengan identitas asliku.”
Charisma tersenyum lalu sama-sama memandang langit yang bersiap berganti malam.
”Ya…setidaknya kisah cinta kita berakhir baik.”
“Apa?” Sarah menoleh, menyadarkan Charisma kalau yang ada dipikirannya tanpa sengaja ia ucapkan. “Siapa bilang cinta kita berakhir baik? aku juga sampai saat ini tidak tahu aku benar mencintaimu apa tidak.”
“Apa?!” kali ini giliran Charisma yang sangat terkejut.
“Ya…” Sarah turun dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam mobil, semua yang melihat pasti tahu Sarah tengah berbohong.
“Lagipula di kampus ada senior yang kusuka, ia baik, perhatian, pintar dan sangat tampan. Kurasa Liona juga jatuh cinta padanya…”
“HEI!”
“Apa?”
“Lihat saja, aku akan memaksa ayahmu untuk menjodohkan kita lagi. Menikahkan kita, SECEPATNYA!!”

Comentário do Livro (75)

  • avatar
    BotOrang

    bagus

    21/08

      0
  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus endingnya👍

    21/03

      0
  • avatar
    NoepRoslin

    Kalau dah jodoh tak kan ke mana. Walaupun terpisah pasti akan berdatu kembali..🥰🥰

    22/07/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes