logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

BAB 7 ~ Menjadi kekasih sang idola

“Vyn, yang aku bicarakan ke kamu ini benar-benar tulus dari lubuk hatiku yang terdalam. Kalau aku...,” ujar Franc dengan meraih tangan Vyna dan meletakkan di dadanya, “Aku mencintai kamu Vyna...” Ucap Franc akhirnya.
“Ap.. Apa kak? Semudah itu kah kakak jatuh cinta sama aku. Kita baru aja kenal, dan lagi kakak juga belum tau aku orangnya seperti apa, begitu pula juga aku belum tau kakak itu sifatnya seperti apa,” tolak Vyna langsung dengan menarik tangannya.
“Vyna, aku harap kamu mau percaya sama aku Vyn. Aku cinta, aku sayang sama kamu. Aku tau ini terlalu cepat buat kamu. Tapi nggak buat aku, karena buat aku sekarang yang aku butuhkan disisiku hanya kamu dan aku harap itu akan selamanya,” ucap Franc sambil meraih tangan Vyna lagi untuk meyakinkannya.
“Tapi kak, aku belum siap. Aku bingung harus jawab apa sekarang.”
“Baiklah, aku kasih kamu waktu untuk memikirkan semua ini. Besok lusa aku ada pertandingan di Glory stadium, kalau kamu datang berarti kamu terima cinta aku. Tapi kalau nggak... ya aku harap kamu nggak akan mengecewakan aku,” ucap Franc sambil mengelus rambut Vyna.
Setelah sampai di apartemennya, Vyna tidak bisa tidur memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan untuk Franc besok.
“Ya Tuhan... Jawaban apa yang akan aku berikan untuk kak Franc besok lusa? Aku akui kalau aku memang mencintainya, tapi... Aku masih belum yakin sepenuhnya apakah ini perasaan cinta, atau hanya rasa kagum fans yang berlebihan terhadap idolanya? Aku benar-banar bingung,” gumam Vyna pada dirinya sendiri sambil menutup tubuhnya dengan selimut dan ia pun tertidur.
Di sisi lain, Franc juga tidak bisa tidur memikirkan jawaban apa yang akan Vyna berikan untuknya.
“Ya Tuhan... Aku sangat mencintainya. Aku harap Vyna mau menerima cintaku dan menjadi kekasihku. Semoga besok lusa akan menjadi hari yang membahagiakan untuk kami,” gumam Franc sambil memejamkan matanya dan ia pun tertidur.
Keesokan harinya, ketika Vyna sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Mario, teman Franc datang ke apartemennya. Vyna sama sekali tidak menyangka kalau Mario akan datang ke apartemennya. Karena Mario adalah orang pertama yang mengunjungi Vyna di apartemennya.
“Ada urusan apa kakak kesini, apa ada sesuatu yang penting?” tanya Vyna setelah mempersilahkan Mario masuk.
“Hmm... Sebenarnya nggak juga sih. Memang nggak boleh ya kalau aku kesini apa ada yang marah, pacar kamu mungkin?”
“Nggak sih kak, cuma aku surprise aja kakak datang ke apartemen aku pagi-pagi gini. Kalau soal cowok, kakak tenang aja aku belum punya cowok.”
“Benar nih?” kata Mario sambil tertawa, “Berarti…” Lanjutnya.
“Berarti apa kak?” Vyna mengernyitkan keningnya.
“Berarti aku masih ada kesempatan untuk jadi pacar kamu Vyn,” gumam Mario dalam hatinya, “Nggak... nggak papa. Kamu mau kemana pagi-pagi begini sudah rapi?”
“Aku mau berangkat kuliah kak,” jawab Vyna sambil menenteng tasnya.
“Kalau begitu sekalian saja aku antar, aku juga mau latihan.”
“Boleh deh kak.” Vyna pun berangkat diantar oleh Mario.
Saat sore hari, di London sedang hujan lebat sekali. Sehingga banyak jalan-jalan tertentu yang ditutup agar tidak terjadi kecelakaan. Itu mengakibatkan Vyna tidak bisa kembali ke apartemennya. Mario yang mengetahui hal itu, ia langsung menjemput Vyna dikampusnya dan mengantarkannya pulang ke apartemennya. Karena hujan yang sangat lebat, mereka pun basah kuyup. Vyna mengajak Mario untuk ikut masuk dan menunggu hingga hujan reda.
“Ini kak diminum dulu tehnya,” kata Vyna memberikan segelas teh pada Mario, “Makasih banget ya, kakak udah jemput aku, aku nggak tau deh gimana nasib aku kalau nggak ada kakak tadi.”
“It’s ok, aku senang bisa bantu kamu Vyn.”
“Itu semua aku lakukan karena aku cinta sama kamu Vyn,,, aku harap kamu tau itu,” gumam Mario dalam hatinya, “Makasih juga baju sama tehnya, enak sekali.” Sambil meminum tehnya.
“iya kak sama-sama. Kalau kakak mau, aku bisa bikinin lagi.”
“Nggak usah, ini aja udah cukup. Thanks ya.”
“Oh iya kak, ada sesuatu yang perlu aku bicarain sama kakak. Ini soal kak Franc, ternyata apa yang kakak omongin waktu itu bener kak. Dan sekarang aku lagi bingung banget harus jawab apa,” kata Vyna dengan antusias.
“Maksud kamu... Franc suka sama kamu dan dia nembak kamu?”
“Yups... betul banget, aku harus gimana donk kak. Aku bingung nih harus terima kak Franc atau nggak,” kata Vyna sambil melipat kedua tangannya.
”Harapan aku selama ini untuk jadi pacar kamu sia-sia Vyna,” ujar Mario dalam hatinya.
“Kak, kenapa diam aja?” tanya Vyna membuyarkan lamunan Mario.
“Kalau kamu memang cinta ya, kamu terima saja. Tapi kalau nggak ya... itu sih terserah kamu,” jawab Mario dengan jutek, “Kenapa nggak dari kemarin aja ya, aku nembak kamu kalau begini aku udah kalah start sama Franc,” kata Maroane dalam hatinya
“Kakak nggak suka ya kalau aku pacaran sama kak Franc?” tanya Vyna tanpa basa basi.
Dalam hati Mario, “Sebenarnya aku kecewa kalau harus melihat kamu jadian dengan Franc, tapi kalau kamu bahagia ya aku akan coba merelakan kamu buat dia,” Lalu Mario menjawab, “Justru kakak senang sekali kalau kalian bisa jadian. Kalau kamu senang, kakak juga pasti ikut senang Vyn. Satu hal yang terpenting ikutin kata hati kamu. Jika kamu memang merasa nyaman dan cinta sama Franc kamu terima dia atau mungkin sebaliknya,” tutur Mario panjang lebar.
“Kakak benar juga, makasih banget ya kak atas nasehatnya. Ok, sekarang aku bener-bener yakin sama perasaan aku. Aku akan terima kak Franc,” kata Vyna antusias dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Franc dan Vyna pun tiba, tepat sesaat sebelum pertandingan dimulai Vyna sampai di Glory stadium. Vyna duduk diantara ribuan supporter Glory yang memadati Glory stadium, sehingga itu membuat Franc sulit untuk melihatnya.
Pertandingan dimulai, Franc terus gelisah memikirkan apakah Vyna datang atau tidak. Sepanjang babak pertama, ia masih terus gelisah hingga permainan Glory menjadi buruk karenanya. Saat istirahat babak pertama, ia langsung menuju tempat dimana komentator berada untuk mencari keberadaan Vyna.
Akhirnya, ia menemukan dimana Vyna berada. Saat itu pula ia langsung menghampiri Vyna, dan mengajaknya ke tempat dimana tidak ada orang disitu.
“Vyna... aku benar-benar nggak nyangka. Ini artinya, kamu menerima cintaku? Kamu mau menjadi kekasihku?” ujar Franc dengan tidak sabar.
“Iya aku terima kamu kak. Aku mau jadi kekasihmu,” jawab Vyna dengan menampilkan senyuman terbaiknya.
“Vyna... terima kasih. I love you,” ucap Franc sambil menciumi tangan Vyna.
“I love you too, kak Franc.” Mereka berdua pun berpelukan.

Comentário do Livro (84)

  • avatar
    FaezyamahardikaEja

    aku sangat senang dengan membaca buku ini juga bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka yang tidak bisa menjadi salah satu dari mereka adalah orang yang tidak bisa menjadi salah satu yang tidak dapat di operasi yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar n

    18d

      0
  • avatar
    Farah John

    Sangat mengkagum kan

    17/12

      0
  • avatar
    JAYA MANDIRIRIZKI

    ok ok

    15/07/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes