logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab 4

Argatha merasa menyesal setelah melontarkan kata-kata pahit pada Ayana. Sebenarnya, Argatha juga tidak mengerti, kenapa mulutnya bisa berbicara seperti itu.
Argatha berjalan keluar kelas, mencari gadis itu. Berbagai sudut sekolah sudah ia telusuri, tapi ia belum menemukan keberadaan gadis itu.
Dari jarak beberapa meter, Argatha melihat gadis dengan rambut yang digulung ke atas dan menyisakan beberapa helainya.
Langkah demi langkah, pijakkan kaki Argatha membuat jarak diantara mereka kian dekat.
"Ayana," panggil Argatha lembut.
Ayana menoleh, "Kenapa?" tanyanya datar.
Mendengar suara Ayana yang dingin, membuat Argatha berpikir kalau gadis itu pasti sangat marah padanya.
Argatha menarik napasnya panjang, berusaha mengontrol dirinya agar tetap tenang.
"Maaf, gue nggak bermaksud ngomong kayak tadi ke lo," ucap Argatha.
"Omongan Argatha nggak salah kok," ucap Ayana.
"Makasih udah bikin Ayana sadar diri," tambah Ayana.
"Gue benar-benar minta maaf, Ay. Gue nggak bermaksud ngomong gitu," ucap Argatha penuh penyesalan.
"Argatha nggak salah, Argatha nggak perlu minta maaf," ucap Ayana.
Kedua mata Argatha menatap Ayana lekat. Perlahan tangan Argatha menyentuh pipi Ayana dengan lembut.
"Lo nggak marah kan sama gue?"
Ayana terdiam sejenak, ia merasakan sebuah sentuhan hangat yang mendarat di pipi halusnya.
"Argatha sehat?" tanya Ayana sembari melepaskan tangan Argatha dari wajahnya.
"Lo beneran marah sama gue?" tanya Argatha.
"Menurut Argatha?" tanya Ayana balik.
"Gini deh, sebagai permohonan maaf, pulang sekolah gue akan antar lo pulang. Gimana?"
"Nggak."
Ayana sebenarnya ingin sekali pulang bareng dengan Argatha, tapi jika mengingat perkataan Argatha, hati gadis itu masih terasa sakit.
"Kenapa? Bukannya waktu itu lo minta pulang bareng gue?"
"Ya kan waktu itu," jawab Ayana enteng.
"Udah ah, Ayana mau ke kelas. Argatha mau ikut nggak? Kalau nggak mau ikut yaudah, nggak maksa kok."
Gadis itu berlalu begitu saja. Gadis itu benar-benar pergi meninggalkan Argatha yang masih diam di tempat sembari melihat punggung gadis itu yang mulai menjauh.
°°°°°
Selama jam pelajaran, Argatha tidak dapat berkonsentrasi sedikitpun. Apalagi saat Ayana pindah tempat duduk. Kini, gadis itu sudah tidak berada di sampingnya lagi.
Argatha memutarkan tubuhnya, melihat Ayana yang duduk di samping Aldi.
Gadis itu sedang berbincang dengan Aldi, entah apa yang sedang mereka bicarakan, tapi Ayana terlihat sangat senang.
Sesekali Ayana menyelipkan rambut yang menganggu pandangannya ke belakang telinga.
Argatha terdiam. Sibuk memandangi Ayana yang belum sadar bahwa sedari tadi ia menjadi titik fokus penglihatan Argatha.
"Cantik," ucap Argatha tanpa sadar, dengan senyum yang reflek begitu saja tersematkan tanpa rencana.
Argatha kehilangan fokusnya.
"Argatha ngelihatin lo terus tuh," bisik Aldi.
Ayana menoleh ke arah pria itu. Membuat Argatha terkejut dan segera memalingkan pandangannya.
"Itu hak dia mau ngelihatin siapa aja," ucap Ayana
Kedua mata Aldi membulat, mulutnya hampir terbuka sempurna, ia sangat speechless dengan ucapan Ayana. "Lo sehat, Ay?" tanya Aldi sembari memegang kening Ayana.
"Sehat lah," jawab Ayana ketus.
"Lo kenapa sama Argatha? Jadian aja kaga, masa iya berantem rumah tangga?" tanya Aldi penasaran.
"Kepo lo!"

Comentário do Livro (252)

  • avatar
    Cunda Damayanti

    keren bgt sumpa

    11d

      0
  • avatar
    EN CHo Ng

    hi thank u

    17d

      0
  • avatar
    NgegameAlfat

    ini saya yang mau bicara ya tolong cerita ini sangat menyentuh hati dan prasaan hampir sama seperti yang kisah ku

    22/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes