logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab 9

Brakkkk!
Semua mata tertuju pada suara dobrakan pintu yang menggema di ruang kelas.
"Bisa nggak sih masuk kelas tuh ketuk pintu," ucap Farah dengan nada sedikit tinggi.
"Ucap salam kek," ucap Gaeun menambahkan.
"Yaudah maaf, ulang deh," sahut Ayana tak berdosa.
"Nggak usah. Telat," ucap murid kompak.
Ayana menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kalian semua tuh kelihatan nggak ada semangat hidup, jadi harus dikagetin biar bersemangat," ucap Ayana sambil berjalan menuju tempat duduknya.
"Nggak gitu caranya, Ay. Bukan bikin bersemangat malah bikin emosi," gerutu Farah.
"Ya Tuhan, kenapa Engkau biarkan aku tiga tahun bersama gadis aneh seperti dia?" ucap Aldi mendramatisir suasana.
"Drama!!" sahut Ayana.
Argatha menggeleng-gelengkan kepalanya sembari beristighfar dalam hati. Semenjak masuk ke kelas ini, ia jadi lebih sering beristighfar.
°°°°°
Ayana berada di perpustakaan. Ia duduk di samping jendela perpustakaan, menatap ke arah luar jendela.
Ayana memainkan tangannya yang terkena cahaya matahari. "Argatha itu kayak cahaya matahari. Ada, tapi nggak bisa dimilikkin."
Ayana memakai earphone, membuka lembaran novel kesukaannya. Lagu 'First love' menjadi pengiring Ayana selama masuk ke dalam dunia imajinasinya. Argatha yang berada di tengah pintu perpustakaan sambil tersenyum kecil saat melihat Ayana yang sedang duduk sendirian.
Ayana yang melihat sosok Argatha yang mendekat ke arahnya, merasa sedikit terkejut. Ia melepas earphone dari telinganya.
"Sendirian aja?" tanya Argatha ketika berada di hadapan Ayana.
"Berdua nih, sama bayangan," jawab Ayana sambil menyeringai tak berdosa.
Argatha tiba-tiba mengulurkan tangannya ke arah cahaya matahari yang berada tepat di telapak tangan Ayana dan menggenggamnya.
Ayana mematung sejenak. Ia merasakan tangannya yang digenggam hangat oleh Argatha.
Kenapa Argatha selalu membuatnya berharap? Kenapa Argatha selalu membuatnya berharap bahwa Argatha akan menyukainya?
Beberapa detik kemudian, Argatha melepaskan genggaman tangannya, lalu menaruh susu kotak rasa coklat di samping novel Ayana.
"Buat siapa?" tanya Ayana.
"Buat lo," jawab Argatha dingin.
Tidak bisa dipungkiri, Argatha benar-benar pria yang dingin. Pria yang dapat berubah sikap dalam hitungan detik saja.
"Makasih," ucap Ayana.
"Sama-sama."
"Gue ke kelas duluan ya, jangan lupa diminum susunya," tambah Argatha sembari mengacak-acak pucuk rambut Ayana pelan.
Kedua mata Ayana membulat saat Argatha memperlakukan dengan manis. "Ya Tuhan, godaan macam apa lagi ini?" ucap Ayana dalam hati.
Argatha berjalan keluar perpustakaan, meninggalkan Ayana yang masih duduk di di samping jendela sambil menatap kepergian pria itu.
"Ternyata cowok dingin itu nggak seindah cerita di novel, nyatanya mah astagfirullah banget," ucap Ayana.
°°°°°
"Selamat siang semua," ucap Bu Vanya yang baru memasuki ruang kelas sembari membawa setumpuk kertas.
Langkah bu Vanya terhenti di depan papan tulis. Melihat Ayana dengan tajam. "Hari ini kamu mau ikut pelajaran saya nggak?" tanyanya sedikit ketus. Mengingat Ayana pernah membuat onar dengan membuat gambar 'si botak' di jam pelajaran Bu Vanya.
"Emang boleh nggak ikut, Bu?" tanya Ayana polos.
Bu Vanya menaruh setumpuk kertas dengan keras di atas meja. "Kalau kamu nggak niat ikut pelajaran saya, lebih baik keluar."
Argatha memegang tangan Ayana, membuat gadis itu melihat ke arahnya. "Tetap disini," ucap Argatha pelan.
Kedua sudut bibir Ayana mengembang, lalu menganggukan kepalanya.
"Saya ikut pelajaran ibu. Tenang aja saya nggak akan gambar si botak lagi kok, Bu," ucap Ayana menyeringai tak berdosa.
Bu Vanya menghela napasnya berat. "Baiklah. Sekali lagi kamu bikin ulah di pelajaran saya, akan saya blacklist nama kamu."
"Masih boleh sekali lagi, Bu?"
°°°°°
Jam pelajaran Bu Vanya telah selesai. Semua murid bersorak riang karena jam selanjutnya adalah jam kosong.
"Gue pikir tadi lo bakal keluar kelas, Ay," ucap Gaeun membuka pembicaraan.
"Tau nih, nggak seru kalau lo nggak bikin ulah di jamnya Bu Vanya," ucap Azka.
"Niatnya sih pengen keluar tadi, Cuma dicegah sama Argatha."
Seisi kelas menatap Argatha dengan tajam. Membuat Argatha sedikit salah tingkah.
"Kenapa pada ngeliatin?" tanya Argatha polos.
"Lo nggak ada niatan mikir sendiri, Ga?" tanya Farah.
"Menurut lo kenapa kita ngeliatin lo?" tanya Aldi pada Argatha.
"Karena gue ganteng," jawab Argatha dengan tingkat percaya diri yang tinggi.
"Hu... Pede gila lo,"
"Iri bilang bos," ucap Argatha tak mau kalah.
"Ampun bang jago," sahut Aldi.
°°°°°
"Argatha," panggil Ayana manja.
"Hm."
"Argatha," panggil Ayana lagi.
"Hm."
Ayana mendesis pelan, ia berusaha sabar dengan sikap cuek pria yang membuatnya jatuh cinta itu. "Ish. Argatha!" panggilnya sedikit keras.
"Apa, Ayana?" Argatha akhirnya mengalah dan merespon gadis itu.
"Nah gitu dong," ucap Ayana seraya tersenyum tak berdosa.
"Boleh nanya nggak?" tanya Ayana.
"Apa?"
"Kriteria cewek yang Argatha suka gimana? Yang cantik? Tinggi? Bodygoals? Apa yang kalem?" tanya Ayana berbondong-bondong.
"Ngapain lo nanya kayak gitu?" tanya Argatha balik.
Ayana menakupkan wajahnya di atas meja. "Biar memantaskan diri."
Argatha memutar posisi duduknya, menatap Ayana dengan lekat.
"Lo harus bisa jadi diri lo sendiri agar dicintai, bukan berusaha untuk jadi orang lain."
"Argatha dingin banget gini, emang mau sama Ayana yang rewel?" Argatha mau? Nggak kan?"
"Impossible banget pasti," tambah Ayana.
"Seseorang nggak akan ada yang tau apa yang akan terjadi besok, satu jam kedepan, bahkan satu menit yang akan datang."
Ayana terdiam. Ia menatap balik Argatha.
"Woy, berduaan terus lo kayak panci sama tutupnya, sini nimbrung," teriak Gaeun pada Argatha dan Ayana.
Ayana menoleh. Ayana merasa lega dan bersyukur saat Gaeun merubah suasana yang membuat jantungnya berdegup tidak beraturan.
Gaeun berjalan mendekat ke arah Ayana dan Argatha, lalu tersenyum kecil. "Munafik banget sih lo, Ga. Gue tau apa yang lo rasain," ucap Gaeun.
"Lo dukun?" tanya Argatha sinis.
"Nggak usah sotoy. Jalanin dulu tuh ludo lo. Awas kalah, siap-siap salim satu kelas," tambah Argatha sinis.

Comentário do Livro (252)

  • avatar
    Cunda Damayanti

    keren bgt sumpa

    11d

      0
  • avatar
    EN CHo Ng

    hi thank u

    16d

      0
  • avatar
    NgegameAlfat

    ini saya yang mau bicara ya tolong cerita ini sangat menyentuh hati dan prasaan hampir sama seperti yang kisah ku

    22/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes