logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 3 Between 2 Hearts

Bab 3
Makan malam berlalu dengan canda tawa, banyak hal yang di bicarakan Deepika dan Zara. Termasuk masa-masa saat mereka remaja dulu. Sesekali Nicholas melirik ke arah gadis yang duduk didepan nya, senyum misterius tersungging disudut bibirnya.
("Roselyn.........Inikah gadis yang akan menjadi tunangan ku? Cih, kamu sungguh jauh berbeda dengan Dewi. Dewi-ku yang terbaik." ) Kata Nicholas dalam hati.

"Nic." Panggil Deepika yang melihat Nicholas menatap Roselyn sedari tadi.
"Hmm"
"Bagaimana kalau kamu mengajak Rosie melihat-lihat koleksi lukisan kita." Kata Deepika.
Nicholas tersenyum dan berdiri dari tempat duduknya.
"Dengan senang hati, ma."
Nicholas mengajak Roselyn melihat-lihat koleksi lukisan keluarganya, Roselyn memperhatikan lukisan itu satu per satu, Nicholas melirik Roselyn sambil berpikir bagaimana memulai rencananya.
"Lukisan nya banyak sekali." Kata Roselyn.
"Ya, kamu suka lukisan?"
"Mmm, not really. Apa kamu juga suka lukisan?" Tanya Roselyn balik.
"Not really, too." Jawab Nicholas meniru ucapan Roselyn barusan. Mereka berdua tertawa merasa lucu dengan jawaban Nicholas barusan.

Nicholas mengajak Roselyn berkeliling rumah besar mereka. Nicholas dapat melihat Roselyn yang tidak begitu antusias dengan rumah besar mereka dan Nicholas pikir itu adalah hal yang wajar. Karena rumah keluarga 'Smith' pasti lebih besar dan mewah dari pada rumah nya.
"Maaf menganggu kalian tapi ini sudah malam, sudah saat nya pulang." Kata Zara pada Nicholas dan Roselyn.
"Aku harus pergi sekarang, sampai jumpa Nic." Kata Roselyn sambil melambaikan tangannya lalu berjalan mengikuti mamanya.
"Tunggu!" Panggil Nicholas, Roselyn menghentikan langkahnya dan berbalik badan memandang Nicholas.
"Ku kira kita akan bertemu lagi. Jadi, bolehkah aku mendapat nomor mu?" Tanya Nicholas sambil memasang senyum manisnya. Roselyn terdiam lalu membalas senyuman Nicholas.
"Of course."
°°°°°
"Apa? Jadi dia berasal dari keluarga hebat? Wow, luar biasa kalau sampai kamu bisa bertunangan dengannya." Kata Joshua.
Nicholas tersenyum lalu melanjutkan permainan bilyar nya.
"Bro, apa dia cantik?" Tanya Sammy penasaran.
"Yup"
"Sexy?"
"Yup"
"Benarkah? Siapa nama nya, bro?" Tanya Sammy penasaran.
"Roselyn Smith"
"Wow! Nama yang indah, pasti orang nya secantik malaikat." Kata Sammy sambil membayangkan sosok Roselyn.
"Lalu, bagaimana dengan rencana mu?" Tanya Joshua. Nicholas menghentikan permainan bilyarnya.
"Aku sudah mempunyai nomor ponsel nya dan aku berencana mengajaknya makan malam, bagaimana menurutmu?" Tanya Nicholas meminta pendapat sahabat nya.
"Ide yang bagus. Perbanyak percakapan diantara kalian, maka kamu akan bisa lebih mengenalnya nanti." Nasehat Joshua. Nicholas hanya tersenyum.
"Aku tidak perlu mengenalnya. Aku sudah tau bagaimana dia, sekarang yang harus ku lakukan adalah mengumpulkan bukti untuk membatalkan pertunangan ini." Kata Nicholas serius.
"Yeah, lakukan yang terbaik bro."
Jawab Joshua.
Esok harinya, Nicholas menelepon Roselyn dan mengajak nya untuk makan malam bersama direstoran bintang 5 dan tentu saja bukan restoran favorit nya karena Nicholas tidak ingin mengajak gadis yang tidak di cintainya pergi bersama ke tempat favorit nya. Baginya, hanya Dewi yang boleh datang ke tempat-tempat spesial bagi Nicholas.
Makan malam dilalui dengan percakapan biasa, tidak ada yang spesial. Pertanyaan-pertanyaan Nicholas selalu di jawab Roselyn dengan baik yang menunjukan Roselyn adalah wanita yang cerdas.
Namun bagi Nicholas, Roselyn yang ada di hadapannya adalah Roselyn yang sedang bersandiwara menjadi gadis baik dan sempurna. Karena itu lah, Nicholas tau untuk mencari kelemahan Roselyn, tidak cukup dengan hanya makan malam.
Nicholas tidak ingin bertindak buru-buru yang hanya akan membuat Roselyn curiga dan itu akan menghancurkan rencananya.
Baginya, rencana harus berjalan dengan lancar dan rapi karena dengan begitu dia bisa melihat sifat Roselyn yang sebenar nya.
°°°°
"Baby, kamu sedang memikirkan apa?" Tanya Dewi saat mereka ada di kafe favorit mereka.
"Tidak ada." Kata Nicholas berbohong.
"Kamu tidak mau bercerita pada ku? Kamu tidak percaya pada ku?" Tanya Dewi dengan wajah sedih nya.
Nicholas segera memeluk Dewi dan mencium kening nya.
"I'm sorry baby, aku tidak bermaksud membuat mu sedih. Aku......Mmm baby, aku ingin bertanya satu hal pada mu."
"Katakan." Kata Dewi.
"Mmmm.....Jika kamu memiliki seorang teman yang suka bersandiwara, bagaimana cara mu untuk membuktikan kalau dia sedang bersandiwara?" Tanya Nicholas meminta pendapat Dewi.
"Siapa yang sedang bersandiwara? Teman mu? Apa aku mengenalnya?" Tanya Dewi balik.
"Ah bukan, mmm bukan teman ku. Dia.......dia........sepupu ku. Ya, sepupu ku he he he he." Jawab Nicholas gugup.
"Sepupu mu? Baiklah, aku percaya pada mu^^. Sekarang katakan apa yang terjadi? Kenapa kamu mengatakan dia sedang bersandiwara?"
"Mmmm, dia berpura-pura baik padahal sebenar nya dia jahat." Kata Nicholas asal.
Dewi terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Jadi, apa yang kamu ingin aku lakukan?" Tanya Dewi.
"Tidak ada. Aku hanya meminta pendapat mu saja."
"Menurut ku, jika dia berkepribadian ganda begitu. Sebaiknya, kamu jangan terlalu dekat dengannya."
"Tapi dia sepupuku. Mamaku selalu mengatakan dia baik tapi sebenarnya tidak, aku sudah katakan ke mamaku tapi dia tidak percaya."
"Jadi kamu mau membuktikan ke mamamu bahwa sepupumu itu memiliki sikap yang buruk, begitu?"
"Yup"
"Mmm mmmm, aku mengerti......Ku pikir, kamu perlu mengajak nya berjalan-jalan. Misalnya, ajak dia ke tempat yang dia suka lalu pancing emosi nya dan bila sifat asli nya sudah keluar jangan lupa kamu rekam dan tunjuk kan ke mamamu." Kata Dewi memberi ide.
Nicholas mengangguk-angguk mengerti apa yang dikatakan Dewi barusan. Dia memeluk Dewi dan mencium nya sekali lagi.
" Terima kasih sayang, kamu memang yang terbaik. I love you, baby."
°°°°°
Sepulang dari mengantar Dewi ke rumah nya. Di mobil, Nicholas mencoba menghubungi Roselyn tapi tidak diangkat.
Nicholas berulang kali menekan tombol dial, tapi tetap tidak diangkat sampai tanpa sengaja mata nya melihat beberapa orang yang sedang berkelahi dan mata Nicholas membelalak tak kala melihat seorang gadis berambut merah sedang berkelahi.
Nicholas menghentikan mobilnya dan segera berlari keluar menghampiri mereka.
Nicholas menarik salah satu pria yang ingin memukul gadis itu dengan sebatang kayu.
"Hentikan! Aku akan telepon polisi!" Teriak Nicholas. Mereka berhenti dan menatap Nicholas yang segera mengeluarkan ponsel nya.
Salah satu pria memberi kode ke rekannya untuk segera pergi dan mereka pun segera melarikan diri.
Setelah mereka pergi, Nicholas melihat ke gadis berambut merah yang tak lain adalah Roselyn. Gadis itu terduduk lemas di tanah.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Nicholas.
"Oh tidak! Kakak terluka?" Teriak anak remaja yang duduk di samping Roselyn.
Nicholas melihat ke punggung Roselyn yang berdarah terkena senjata tajam.
"Kita harus segera ke rumah sakit." Kata Nicholas lalu membantu Roselyn berjalan ke arah mobil nya.
Setibanya di rumah sakit, dokter segera menangani Roselyn.
Nicholas dan anak remaja itu duduk di luar ruang UGD.
"Ada apa sebenarnya?" Tanya Nicholas.
"Tidak tau. Aku dan kakak sedang menunggu bis dan tiba-tiba mereka datang ingin merampas uang kami tapi kakak mempertahankan dengan melawan mereka dan kakak.....kakak terluka." Jawab remaja itu lalu menangis sedih mengingat keadaan Roselyn sekarang.
("Kakak? Bukankah Roselyn anak bungsu dikeluarga nya." ) Kata Nicholas dalam hati.
"Kamu tau siapa nama gadis yang kamu panggil kakak itu?" Tanya Nicholas penuh selidik.
"Ya. Nama nya Roselyn Smith. Tapi biasanya, aku memanggilnya kak Rosie."
"Bagaimana kamu bisa kenal dia?"
"Kami bertemu saat aku sedang berjualan jagung rebus dan kakak membantu ku menjual jagung."
"Apa? Membantumu? Apa kamu tau dia berasal dari keluarga apa?" Tanya Nicholas terkejut dengan cerita anak remaja tadi.
"Tentu saja, kak Rosie adalah anak orang kaya yang tinggal bersama neneknya. Kak Rosie juga seorang mahasiswi di universitas Trisakti."
("Kenapa dia begitu mengenal Roselyn? Sepertinya mereka sudah kenal lama. Tapi.....Roselyn kan baru beberapa hari berada di Jakarta.") Kata Nicholas penuh tanda tanya di hati.
"Sudah berapa lama kamu kenal Roselyn?" Tanya Nicholas penasaran.
"3 bulan, kenapa kakak bertanya seperti itu? Apa kakak juga mengenal kak Rosie?" Tanya remaja itu penasaran.
"Ya, aku kenal dia."
"Benarkah? Oh, syukurlah kak, apa kita beritahu neneknya?"
"Eh? Itu..........." Ucapan Nicholas terpotong saat dokter keluar dari ruangan UGD, mereka segera menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan kakak, dokter?" Tanya remaja itu kuatir.
"Tidak apa-apa. Dia cuma mengalami cedera di punggung akibat sayatan benda tajam dan sekarang sudah dijahit. Luka nya tidak begitu parah. Setelah istirahat sebentar, dia juga sudah boleh pulang." Kata dokter lalu berjalan meninggalkan ruangan. Remaja itu segera menghampiri Roselyn yang duduk di tepi ranjang.
"Kakak tidak apa-apa?" tanya remaja itu kuatir.
"Ya. Bagaimana uang nya? Apa mereka berhasil mengambil nya?"
Tanya Roselyn balik, remaja itu menggelengkan kepalanya.
"Uang nya masih ada pada ku. Kak, kenapa kita tidak membiarkan mereka mengambil uang kita saja tadi, dengan begitu kakak tidak harus terluka seperti ini." Kata remaja itu sedih.
"Aish, kenapa kamu bicara begitu. Dengar Teddy, uang yang ada pada mu itu sangat penting untuk membayar uang sekolah kamu dan adik-adik mu, apa lagi kalian akan segera ujian." Kata Roselyn.
"Tapi kak......"
"Sudah lah, yang penting sekarang kakak tidak apa-apa, lihat!...."
(Roselyn tersenyum manis untuk menunjukan kalau dia baik-baik saja.)
"Roselyn!"
"Oh, Nicholas. Terima kasih karena sudah menyelamatkan kami tadi. Teddy, cepat ucapkan terima kasih padanya." Kata Roselyn sambil menyenggol lengan Teddy.
"Terima kasih sudah menyelamatkan kita, kak." Kata Teddy sambil membungkuk hormat.
"Aku sudah tidak apa-apa. Ayo kita pulang. Nenek dan kakek mu pasti sudah menunggu kita." Kata Roselyn lalu berdiri perlahan-lahan dibantu oleh Teddy.
"Aku akan mengantar kalian." Kata Nicholas.
Di dalam mobil mereka semua terdiam hanya sesekali terdengar suara Teddy yang menanyakan keadaan Roselyn.
"Nic, bisakah kita berhenti di apotek di sana." Kata Roselyn sambil menunjuk sebuah apotek.
Nicholas menghentikan mobil nya didepan sebuah apotek lalu Roselyn dan Teddy bergegas turun dan masuk ke dalam apotek, tidak lama kemudian mereka keluar dengan membawa bungkusan. Setelah itu Nicholas kembali menyetir mobil nya ke sebuah perumahan kumuh.
Mobil Nicholas berhenti di sebuah rumah kecil. Nicholas yang penasaran, mengikuti Roselyn dan Teddy masuk ke dalam rumah.
Nicholas memandangi ruangan yang hanya selebar kamar mandi di kamar nya. Di samping pintu masuk ada dapur dan kamar mandi kecil dan di samping nya hanya ada ruangan kecil dengan televisi ukuran 14inchi dan dua buah lemari pakaian.
Roselyn menghampiri kakek yang sedang terbaring di kasur lipat.
"Kakek sudah makan?" Tanya Roselyn dengan suara lembut, kakek mengangguk pelan.
"Tadi nenek sudah memasak bubur untuk nya. Bagaimana jualan hari ini?" Tanya nenek sambil menerima obat yang tadi dibeli oleh Roselyn dan Teddy.
"Jualan kita habis terjual, nek. Kak, masuk lah." Kata Teddy memanggil Nicholas yang hanya berdiri di depan pintu.
"Siapa dia?" Tanya nenek.
"Kakak itu, meny...." (di potong oleh Roselyn)
"Dia temanku. Teddy, mana uang nya?" Kata Roselyn mengalihkan perhatian nenek.
Teddy menyerahkan uang hasil berjualan jagung.
"Kak, besok kita bisa ikut ujian?" Tanya Sarah, adik perempuan Teddy.
"Tentu saja. Mirna dan Juna, mana?" Tanya Teddy mencari kedua adik nya.
"Nenek menyuruh Mirna membeli roti." Kata nenek.
Entah kenapa Nicholas merasa saat ini, otak nya tidak bisa berfungsi dengan baik. Dia hanya diam melihat keakraban Roselyn dengan keluarga miskin di depan nya.
Banyak hal yang sulit di cari jawaban nya. Seperti; Kenapa Roselyn Smith, gadis yang berasal dari keluarga konglomerat bisa berada di rumah kumuh dan tertawa bersama orang-orang miskin ini.
Sungguh hal yang sulit di mengerti Nicholas.
Setelah satu jam berada di rumah itu, Roselyn dan Nicholas pamit pulang.
"Kak Rosie, lebih baik besok tidak usah membantu ku. Kakak harus istirahat." Kata Teddy saat mengantar mereka menuju mobil.
"Mengerti. Kakak akan pulang untuk istirahat dan besok kakak akan datang membantu mu berjualan lagi." Kata Roselyn.
"Kakak!"
"Tidak mengapa, Teddy. Kakak tidak apa-apa. Jangan cerita hal ini pada nenek dan kakek, ok!" Kata Roselyn mengingatkan Teddy.
"Ya, kak."
Di dalam mobil menuju rumah Roselyn.
"Aku tidak mengerti, kenapa kamu bisa berteman dengan mereka?" Tanya Nicholas penasaran.
"Kenapa? Apa ada yang aneh?" Tanya Roselyn polos.
"Tentu saja aneh. Bukankah kamu baru ada di Jakarta selama beberapa hari? Bagaimana kamu bisa mengenalnya? Dan tadi, Teddy bilang dia sudah mengenal mu selama 3 bulan. Roselyn Smith, aku sungguh tidak mengerti. Bisakah kamu menjelaskan nya pada ku?"
"Aku sudah berada di korea sejak 6 bulan lalu dan mama ku yang baru tiba beberapa hari lalu." Jelas Roselyn.
"Jadi kamu.........lalu bagaimana dengan kuliahmu? Kata mama ku, kita satu kampus tapi aku tidak pernah melihat mu."
"Itu karena aku lebih suka berada di perpustakaan."
"Benarkah? Aku mengerti tapi......kenapa kamu mau membantu keluarga miskin itu? Kamu itu berasal dari keluarga terhormat. Kenapa kamu mau bergaul dengan orang-orang miskin itu. Aku sungguh tidak mengerti"
"Jangan begitu, Nic. Sejujur nya, aku tidak pernah memilih pada siapa aku ingin berteman. Terpenting adalah aku merasa nyaman dan kenapa aku membantu Teddy? Pertama, karena Teddy menjual jagung dan aku sangat menyukai jagung. Kedua, karena Teddy yang baru berusia 17 tahun harus berjuang menghidupi keluarga nya. Aku hanya membantu mereka sedikit."
"Maksud mu, mereka yatim piatu? .......kenapa kamu tidak memberi uang saja ke mereka."
"Ya, kedua orang tua Teddy sudah meninggal. Memang, sebenarnya jika ingin membantu, aku bisa tinggal kasih uang berapa pun yang kurasa mereka membutuhkan tapi orang miskin juga punya harga diri. Tidak semua orang mau menerima uang dengan cuma-cuma saja. Kita harus menghormati itu." Kata Roselyn tegas.
Masih banyak yang ingin di tanya kan Nicholas namun sayang mereka sudah tiba di rumah neneknya Roselyn.
"Kita sudah sampai." Kata Roselyn, lalu membuka pintu mobil. Tapi, Roselyn tidak jadi keluar dan memandang Nicholas.
"Nicholas, maukah kamu berjanji satu hal pada ku?"
"Tentang apa?"
"Berjanji lah tidak akan menceritakan hal ini pada keluarga ku dan mamamu karena aku tidak ingin mereka kuatir."
".............Haruskah kamu berbuat sejauh ini?"
"Please!!!" Kata Roselyn lalu menunjukan sedikit wajah imutnya. Nicholas terdiam, terpana dengan wajah imut Roselyn.
"Baiklah. Aku berjanji. kamu istirahatlah, bila kamu membutuhkan bantuan ku jangan segan untuk menelepon ku, ok!"
"Aye boss!!" Kata Roselyn dengan wajah ceria, lalu keluar dan melambai kan tangan sampai mobil Nicholas tidak terlihat lagi.
didalam mobil Nicholas.
"Dasar gadis aneh, kenapa dia bisa punya wajah se-imut itu. Ah tidak, Dewi jauh lebih imut.........Tapi, apa tadi itu sifat asli nya? kalau ya, dia seperti malaikat yang turun dari langit. Tidak, tidak.....Aku tidak boleh percaya begitu saja, bisa saja keluarga itu palsu dan orang-orang itu orang yang di bayar Roselyn untuk berakting di depan ku....tapi luka nya??? Arghh......Aku harus terus cari tau." Kata Nicholas bicara sendiri.
Akan kah Nicholas percaya kalau Roselyn adalah gadis yang berhati malaikat? Kalau tidak, bagaimana Nicholas membuktikan nya?
continue

Comentário do Livro (28)

  • avatar
    NdrahaLusia

    Hey .... Ceritanya aku suka dan bagus c semoga selalu beruntung 👌✌️🤗

    08/02/2022

      2
  • avatar
    ArkatianKautsar

    aku suka nya sekali dan aku mau cium dia

    07/07

      0
  • avatar
    bangjuowakijo

    keren ini 👏

    28/05

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes