logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

18. Festival

Selamat membaca!!
~~~
Acara festival sudah dimulai setelah sebelumnya mereka melaksanakan acara membukaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan juga ketua OSIS.
Seluruh siswa yang tidak menjadi bagian dari anggota dari stan kelasnya sudah bisa mengunjungi stan-stan milik kelasnya dan juga milik kelas orang lain.
Ada banyak macam stan yang didirikan oleh setiap kelas, mulai dari stan makanan, stan pakaian, stan kreativitas dan masih banyak lagi.
Renata juga sudah siap dengan gaun miliknya setelah tadi dia berganti baju lagi dengan gaun yang tertutup dan tentunya berlengan panjang. Semua orang mulai menatapnya kagum, mereka terpesona dengan kecantik Renata. Gadis itu hanya bisa tersenyum simpul saat beberapa orang mulai melambaikan tangan pada dirinya.
"Apa stan ini sudah dimulai?" tanya seorang pria yang begitu semangat ingin berfoto dengan Renata.
"Sudah." Bima langsung menjawab dengan antusias.
Mereka tidak menyangka jika ide dari Baim memang sangat bagus, terbukti dengan banyak orang yang menghampiri stannya walaupun kebanyakaan ini berfoto ataupun mendekati Renata.
Baim yang saat ini tengah menjadi potographernya mulai terlihat sangat sibuk karena banyak orang yang ingin berfoto.
"Wahh aku tidak menyangka stan milik kita banyak didatangi pengunjung." ucap Bima.
"Tentu saja, jika kita tidak memiliki seorang Renata pasti stan milik kita akan terlihat sepi." sahut yang lain.
Dia saat semua orang tengah sibuk berfoto dengan Renata, ada satu orang yang tengah menatap tajam Renata. Ya pria itu, pria yang tempo lalu menyatakan cinta pada Renata, namun gadis itu menolaknya.
Rasa dendam dalam dirinya masih melekat kuat, dia benar-benar merasa sakit hati karena Renata sudah menolak dirinya.
Kau boleh bersenang-senang saat ini, tapi tunggu sebentar lagi, aku pasti akan membuatmu menyesal karena telah menolak cintaku.
"Renata...," panggil Bima.
Renata langsung menoleh saat Bima memanggil dirinya. "Ada apa?" tanyanya.
"Kamu boleh istirahat sebentar." ucap Bima.
Renata mengangguk pelan. "Terimakasih."
"Jangan berterimakasih, aku malah yang haris berterimakasih, stan kita ramai karena ada kamu."
Renata hanya menjawab dengan senyum tipis, kemudian dia berjalan keluar stan untuk menghirup udara segar dan menghilangkan rasa lelahnya.
"Renata...,"
Renata menoleh dan mendapati pria yang tempo lalu menyatakan cinta padanya.
"Boleh ikut denganku sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan" ucapanya lembut.
Renata hanya membuang nafas pelan. "Aku tidak punya waktu untuk ikut denganmu, bukankah sudah jelas dengan apa yang aku katakan tempo lalu."
Pria itu menggelang pelan. "Buka tentang itu yang ingin aku bicarakan."
Renata menyerit bingung. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"
"Ikut saja sebentar, aku sudah menerima penolakanmu."
Renata hanya bisa pasrah saat pria yang ada dihadapannya saat ini terus memaksa dirinya untuk ikut. "Baiklah, tapi aku tidak bisa lama."
Pria itu mengangguk dan berjalan mendahului Renata.
Mereka sudah sampai ditaman belakang sekolah.
Pria itu tiba-tiba saja tertawa dengan keras, Renata jelas terkejut dengan itu. Kenapa dia tertawa? Apa ada yang salah dengannya? Renata sungguh bingung.
Pria itu menatap tajam Renata. "Aku pikir kamu benar-benar gadis pintar, tapi ternyata kamu bodoh."
Renata hanya bisa menyerit bingung kala pria yang ada dihadapnnya saat ini tengah berbicara, dia sungguh tidak mengerti.
"Apa yang ingin kamu bicaraka? Jika tidak ada aku pergi."
Renata hampir saja berbalik untuk pergi, namun tangannya langsung dipegang oleh pria itu.
Dia meringis kesakitan karena tangan yang tengah dia pegang adalah tangan yang terluka.
Pria itu terus menekan bagian tangan Renata. "Apa ini sakit? Bukankah tangan ini yang kamu iris?"
Renata langsung menoleh kaget, pria ini tau tentang tangannya. "Ingin tau kenapa aku bisa tau tentang tanganmu?"
Pria itu melepas tangan Renata kasar, dia kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dan memutar sebuah video berisikan percakapan antara dirinya dan Anggasta.
Renata jelas terkejut dengan semua itu. Apa semuanya akan terbongkar seperti ini.
"Kenapa? Terkejut? Setelah mendengar percakapanmu, aku juga cukup terkejut, bagaimana mungkin siswa berprestasi melakukan hal seperti itu. Apa mungkin jika aku menyebarkan ini semua orang akan lebih kaget dariku?"
Renata panik dan terkejut dengan semua itu, dia benar-benar tidak menyangka jika pria ini akan memvidieo dirinya dan Anggasta.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Renata panik.
Pria itu terseyum licik, reaksi Renata benar-benar melebihi ekpetasinya, dia tidak menyangka jika Renata akan sepanik ini, tapi dia cukup senang karena membuat gadis sombong ini ketakutan.
"Aku ingin kamu meminta maaf padaku dan bersujud di kakiku, itu sangat sebanding dengan apa yang kamu lakukan padaku. Gadis sombong dan angkuh sepertimu tidaklah pantas untuk menjadi populer." ucapnya.
"Aku tidak mau!!" Renata menatap tajam kearah pria yang ada dihapannya ini.
Pria itu langsung menatap tajam Renata. Gadis ini benar-benar angkuh, dia telah menyakiti perasaanku, bagaimana bisa dia menolak keinginanku disaat semua rahasia ada ditanganku sekarang.
"Apa kamu benar-benar ingin aku sebarkan video ini? Aku hanya memintamu untuk meminta maaf dan bersujud lalu setelah itu aku akan menghapus video ini."
"Ku bilang tidak mau!!!" pekik Renata keras, dia sengaja berbicara dengan keras agar orang-orang dapat mendengarnya.
Namun mulutnya langsung ditutup oleh tangan pria itu. "Kau benar-benar ingin mati, baiklah kita pilih cara lain untuk membalasmu."
Dia langsung menyeret Renata dari halaman belakang sekolah.
Renata terus memberontak meminta untuk dilepaskan. Nafasnya sudah tidak bisa ia atur.
Kejadian 12 tahun lalu tiba-tiba terlintas dipikirannya. Ini sama persis seperti kejadian itu. Dia sungguh takut.
Pria itu membawa Renata ke sebuah gedung kosong dekat daei sekolah. Dia mendudukkan paksa Renata sebuah kursi kotor yang ada disana, dia juga mengikat Renata dengan tali yang sudah dia bawa.
Dia benar-benar sudah menyiapkan ini dengan baik.
Pria itu menatap Renata yang tengah menangis. "Wahh ini pertama kalinya aku melihatmu menangis. Bahkan saat menangis pun kamu tetap cantik, sungguh sayang sekali. Jika saja kamu tidak menolakku, aku mungkin tidak akan melakukan ini padamu." ucapnya.
Berbeda sekali dengan Renata, gadis itu masih menangis ketakutan bahkan sekujur tubuhnya gementar hebat. dia sungguh tidak mengerti kenapa dirinya diperlakukan seperti ini. Apa benar dia gadis sombong dan angkuh.
Dia tidak ingin seperti ini. Dia sungguh takut. "Aku mohon lepaskan aku." ucap Renata.
***

Comentário do Livro (138)

  • avatar
    SariLinda

    bagus banget ini

    03/08

      0
  • avatar
    WijayaAngga

    Bagus ka, ada lanjutannya ga? atau cerita yang 11 12 ma ini bagus banget soalnya

    23/07

      0
  • avatar
    Abima aKeynan

    bgs

    11/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes